Chapter 3

965 67 0
                                    

Setelah 1 bulan lebih ditugaskan di Wilayah Perbatasan, Mikha Dkk dan Rafa Dkk dipulangkan karena keadaan disana sudah Aman.

Mikha pun kembali ke Rumah Sakit dan Rafa kembali ke Batalyon.

Mereka kembali ke rutinitas mereka masing-masing.

Di Rumah sakit

"Selamat pagi Dr.Mikha" Sapa Suster Lia

"Selamat Pagi suster Lia, apa jadwal saya hari ini sus?" Jawab Mikha tersenyum.

"Anda pagi ini ada jadwal memeriksa pasien yang berada di lantai 2 ruangan Bethesda kamar no.5 dan juga ada operasi tapi sebentar siang hanya itu Dok"

"Baiklah, saya akan memeriksa pasien dulu yah"

"Baiklah dok"

Selesai memeriksa pasien Mikha segera menuju keruangannya untuk beristirahat karena sejak pulang dari Wilayah perbatasan Mikha belum beristirahat dengan cukup.

Sekarang Mikha berada dikantin, karena Mikha belum makan apapun sejak pagi dan dia juga harus mempersiapkan dirinya untuk operasi yang akan dilakukakn 1 jam lagi.

Selesai makan Mikha segera menuju ke ruang ganti karena operasi akan segera dimulai.

Setelah memakai baju operasi Mikha bergegas menuju ke ruang operasi dan dilihatnya keluarga pasien. Dan tunggu itukan Rafa, Sedang apa dia disini? Batin Mikha.

Operasi berjalan lancar dan memakan waktu 4 jam.
Mikha keluar dari ruangan Operasi dan menghampiri keluarga pasien.

"Bagaimana dok?" Tanya sworang wanita paru baya.

"Operasi berjalan dengan lancar, tapi sekarang pasien belum siuman karena efek obat bius "

"Apakah kami bisa menjenguknya dok?"

"Ya, tapi setelah pasien dipindahkan"

"Terima kasih dokter"

"Ya sama-sama, saya permisi"

Sebelum pergi tatapan Mikha dan Rafa bertemu dan terjadilah kontak mata selama beberapa detik, Mikha pun memutuskan Kontak mata tersebut dan bergegas pergi ke ruang ganti.

Setelah jadwal Piket Mikha berakhir, Dia berniat pulang kerumah orang tuannya.
Memang Mikha selama ini tinggal sendiri di Apartemen miliknya yang ia beli beberapa waktu yang lalu.

Jam menunjukan pukul 19:15 dan Mikha pun sampai dirumah orang tuanya.
Mikha segera masuk.

"Selamat malam Bun, Yah" Ucap Mikha.

"Selamat malam sayang, tumben pulang kerumah?" Tanya Mamanya.

"Pengen aja Bun"

"Ada yang ingin kami bicarakan denganmu, nak" Ucap Ayahnya.

"Ada apa Yah?"

"Kita makan saja dulu"

"Baiklah"

Mereka pun makan dengan hening.
Selesai makan mereka menuju ke ruang keluarga.

"Jadi apa yang ingin Ayah dan Bunda sampaikan?" Tanya Mikha to the point.

"Kamu akan kami jodohkan dengan anak teman kami sayang"

"Dijodohin? Nggak aku nggak mau. Aku udah besar Bun, aku nggak mau dijodohin. Aku nggak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai"

"Cinta akan datang karena terbiasa, jadi jalani dulu" Kata Ayah Mikha.

"Iya sayang jalanilah dulu" Tambah Bundanya.

"Baiklah, Mikha mau istirahat"

"Iya sayang"

Mikha menuju ke kamarnya dan segera membersihkan tubuhnya dan segera tidur.

Pagi harinya Mikha sudah siap dengan Pakaiannya tidak lupa juga Jas dokter kebanggaannya itu. Merasa cukup merias diri, ia segera turun kebawah untuk sarapan bersama keluarganya.

"Selamat pagi Bun, Yah" Ucap Mikha sambil mencium pipi orang tuanya.

"Selamat pagi sayang" balas mereka dan membalas mencium pipi Mikha.

"Nanti malam calon suamimu dan keluarganya akan datang untuk makan malam dan juga akan membicarakan tentang perjodohan kalian, jadi jangan pulang ke apartemen" Kata Ayah Mikha Tegas.

"Baiklah Yah"

Selesai sarapan Mikha segera menuju ke Rumah sakit tempat Ia bekerja.

To be continue
Thank you

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang