Chapter 10

849 48 0
                                    

Maaf ya guyss baru update.

Maaf typo (:

●●●

Rafa pulang ke rumah setelah pekerjaan nya selesai. Sampai di rumah Rafa di suguhi pemandangan indah yaitu istri-nya yang selalu menunggu kepulangannya itu.

"Selamat malam" salam nya.

"Selamat malam. Kamu sudah pulang? Aku siap kan air hangat dulu ya. Kamu duduk dulu" ucap Mikha perhatian dan segera berjalan menuju ke kamar mereka. Rafa semakin merasa bersalah karena telah mengabaikan kebaikan yang selama ini Mikha berikan kepada nya.

"Aku sudah menyakitinya selama ini. tapi dia masih saja perhatian dan selalu berusaha menjadi istri yang baik. Apa aku harus berubah? Tapi bayang-bayang itu selalu saja menghantui ku. Apa yang harus aku lakukan Tuhan Yesus?" Batin Rafa.

Rafa mengacak rambutnya kasar.

"Air nya sudah siap. Kamu mandi dulu. Aku akan menyiapkan makanan untuk makan malam. Bajunya juga sudah aku siapkan di atas tempat tidur." Ucap Mikha dan berlalu ke dapur.

Rafa menarik nafas kasar dan segera menaiki tangga ke kamar mereka.

Mikha menyiapkan makanan untuk makan malam mereka.

Rafa turun dengan wajah segarnya dan segera menuju ke meja makan dimana sudah ada Mikha.
Mikha menyambut Rafa sama seperti istri pada umumnya. Hangat. Itulah yang Rafa rasakan.

Rafa duduk di mana tempat kepala rumah tangga duduk dan Mikha duduk di sebelah kanannya.
Mereka makan dengan keadaan diam, karena mereka berdua merasa tidak sopan jika berbicara di saat makan. Selesai makan, Rafa menuju ke ruang keluarga. Tidak biasanya. Pikir Mikha.

Mikha mencuci piring kotor mereka dan segera menuju ke ruang keluarga dimana Rafa berada. Rafa yang menyadari keberadaan Mikha segera mengalihkan pandangannya dari televisi. Rafa memandang Mikha teduh dan membuat Mikha merasa nyaman. Pandangan mereka terkunci tapi hanya beberapa saat. Mikha yang tersadar terlebih dahulu segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Maaf" Ungkap Rafa lirih.

"Maaf untuk apa?" Tanya Mikha heran.

"Untuk semua yang telah ku perbuat kepadamu selama ini. Kamu selalu berusaha untuk menjadi istri yang baik. Tapi aku? Aku bersikap seolah-olah kamu itu tidak ada dalam hudupku. Aku minta maaf. Aku berjanji aku akan berubah, aku janji. Jawab Rafa dengan penuh penyesalan dan penuh tekad.

"Aku gak apa-apa. Aku mengerti kamu butuh waktu buat nerima aku sebagai pendampingmu. Aku tidak perlu janji tapi aku ingin bukti. Tapi ada yang aku tidak mengerti dari awal aku sudah ingin menanyakannya tapi aku urungkan karena sifatmu itu. Sekarang apakah aku bisa bertanya hal yang selama ini mengganjal di hati ku?" Tanya Mikha di iringi dengan senyuman.

"Sekali lagi aku minta maaf atas sikapku. Tapi Apa itu?" Tanya Rafa penasaran.

"Kenapa kamu terlihat seperti tidak ingin untuk menikah? berdekatan dengan wanita saja pun kamu enggan. Apakah ada alasan dari itu semua?"

Rafa menarik nafas gusar.

"Maaf, tapi untuk itu aku belum bisa menceritakannya."

"Tidak apa-apa. Aku akan menunggu"

"Terima kasih" ucap Rafa tulus.

"Oh iya, Bunda dan Mama akan datang berkunjung besok. Apakah kamu libur?"

"Ya, besok aku libur"

"Oke. Apakah kamu bisa membantuku membereskan rumah? Itu pun kalau kamu tidak keberatan"

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang