Chapter 17

1.4K 37 3
                                    

Happy Reading

**

Hari ini terhitung sudah memasuki bulan ke sembilan kehamilan Mikha. Ia pun sudah menikmati cuti melahirkannya kurang lebih satu bulan lamanya.

Saat ini Ia sedang menonton drama kesukaan nya yang sedang tayang di televisi. Sedangkan Rafa, ia sedang membeli makanan di dekat pos penjagaan.

Tiba-tiba ia merasakan sakit di perutnya. Dengan cepat ia menelepon Rafa.

Tepat dering yang ketiga sambungan nya baru terhubung.

"Halo. Mas, perut aku sakit. Kayaknya udah waktunya."

"Iya, sayang. Mas kesana sekarang," ucap Rafa di selah-selah kepanikannya. Sedangkan Mikha ia berusaha mengatur pernapasannya. Selagi menunggu Rafa, ia juga mengabari bunda nya.

Selang beberapa menit, Rafa datang dengan tergesa-gesa. Rafa segera mengangkat Mikha dan membawanya ke dalam mobil. Rafa masuk kembali ke dlam rumah dinas mereka dengan cepat untuk mengambil perlengkapan yang sudah mereka siapkan jauh hari agar supaya tidak repot-repot jika sudah waktunya untuk bersalin.

Rafa mengendarai mobil nya dengan sedikit ngebut, karena sedari tadi Mikha berteriak kesakitan. Jelas Rafa tidak tega melihat istrinya kesakitan, jika boleh, Rafa lebih memilih sakitnya dipindahkan kepada nya daripada melihat istrinya kesakitan seperti ini.

Perjalanan mereka memakan waktu lima belas menit, sesampainya di rumah sakit, Rafa langsung memarkirkan asal mobilnya dan segera mengangkat tubuh Mikha yang sedari tadi menahan sakit kedalam rumah sakit.

"Dokter, suster! Tolong istri saya. Istri saya mau melahirkan!"

Dokter dan suster mulai berdatangan membawa brankat, Rafa meletakan tubuh Mikha di atas brankar.

Rafa mengucapkan doa agar istri dan calon anak mereka selamat.

Setelah beberapa jam terdengar suara tangisan bayi. Proses persalinan Mikha selesai membuat Rafa menghela napas lega. Puji Tuhan batin Rafa.

Rafa mengikuti brankar yang membawa Mikha untuk di pindahkan ke ruang inap.

Suster datang dengan membawa box bayi untuk di berikan Asi pertama. Mikha yang telah sadar beberapa menit yang lalu pun menerima bayi tersebut dengan sukacita. Rafa yang melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah Mikha merasa sangat bahagia seolah hanya dialah manusia yang paling bahagia. Semoga ini adalah awal dari kebahagiaan selanjutnya.

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang