Chapter 13

694 37 0
                                    

Holaa haloo guyss, i'm comebackk.

Maap ya lagi-lagi updatenya lama. Otak author ngeblank ditambah lagi paketnya habis dan gak bisa keluar rumah. Jadi ya gitu, hehe. Maap ya.

Maaf typo(:

HAPPY READING

_____

Perasaan Rafa saat ini tidak bisa di deskripsikan. Antara bahagia, gugup dan juga takut. Ia bahagia karena akan memiliki Mikha seutuhnya dan Ia juga merasakan gugup secara bersamaan. Gimana gak gugup, ini adalah yang pertama bagi Rafa. Takut, bagaimana kalau Ia menyakiti Mikha? Bagaimana jika Mikha merasa tidak nyaman? Dan masih banyak lagi pertanyaan di kepalanya yang timbul akibat rasa takutnya. Kenapa Ia menjadi sangat takut seperti ini? Ini sudah biasa untuk pasangan suami-istri yang belum lama menikah.

Ini bukan peperangan Rafa, jadi relax. Batinnya.

Rafa menghela napasnya dan segera keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan karena itu adalah kebiasaannya. Rafa barjalan mendekat kearah Mikha yang sedang duduk bersandar di kepala ranjang seraya membaca buku jurnal kedokterannya.

"Kamu mau mandi?" Tanya Rafa.

"Iya" jawab Mikha singkat dan segera berjalan ke kamar mandi. Mungkin dia juga gugup.

Lima belas menit berlalu, Mikha keluar sudah lengkap dengan piama tidur berwarna biru navy. Mikha berjalan ke meja riasnya untuk mengeringkan rambut. Rafa berjalan kearah Mikha dan mengambil alih pengering rambut dari tangan Mikha.

"Biar aku saja" Ujar Rafa. Mikha hanya menjawab dengan menganggukan kepalanya pelan. Setelah selesai, Rafa membalikan tubuh Mikha menjadi menghadap kepadanya. Rafa menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah Mikha.

5 cm

4 cm

3 cm

Mikha merasakan napas Rafa yang beraroma mint menerpa kulit wajahnya. Jarak keduanya sangat tipis. Semakin dekat, dan Cup. Bibir Rafa mendarat mulus di bibir tipis milik Mikha. Mendiamkan sesaat. Perlahan Rafa melumat pelan bibir Mikha. Mikha akui ciuman Rafa sangat memabukan. Semua wanita pasti tidak akan menolak ciuman seperti ini.

Mikha mengalungkan tangannya di leher Rafa. Rafa segera menggendong Mikha di depan dan Mikha melingkarkan kakinya di pinggang Rafa.

Rafa membawa Mikha di ranjang dan membaringkannya secara perlahan. Merasa oksigen semakin menipis, Rafa melepaskan ciuman mereka. Mereka menghirup oksigen sebanyak-banyaknya setelah melepaskan tautan bibir mereka. Bibir Mikha terlihat sedikit bengkak akibat ciuman mereka tadi. Rafa beralih ke leher mulus milik Mikha. Mencium dan menggigitnya meninggalkan bercak merah keunguan.

Tangan Rafa pun semakin aktif membuka kancing piama milik Mikha. Dan you knowlah, apa yang terjadi di antara mereka.

______

Cahaya matahari menerobos masuk ke celah-celah jendela mengusik kedua insan yang sedang asik berpelukan di atas ranjang itu yang baru saja melewati malam panas dan malam panjang mereka.

Mikha menggeliat pelan. Bukannya bangun, Ia malah masuk lebih dalam di pelukan suaminya. Nyaman itulah yang Mikha rasakan. Rafa yang merasa terusik akibat pergerakan Mikha, mengerjapkan matan. Menatap sekeliling kamar mereka. Tatapannya jatuh pada seseorang yang berada di dekapannya. Ia mengulum senyum disaat mengingat pergulatan mereka semalam. Kini, Mikha adalah miliknya seutuhnya. Tidak ada yang bisa merebut Mikha darinya. Rafa beralih mengelus perut rata milik Mikha. Semoga dalam waktu dekat ini ada kehidupan di rahim Mikha, istrinya. Batin Rafa.
Ia sudah tidak sabar untuk menggendong bayi, apalagi itu adalah anaknya. Walaupun Ia tahu, Ia tidak akan selalu ada disamping istrinya disaat istrinya mengandung karena pasti ada tugas negara yang mengharuskan Ia berjauhan dengan istrinya itu.

Perlahan Mikha mengerjapkan matanya. Ia tersenyum melihat pemandangan pertama yang dilihatnya. "Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan? Ganteng banget sih" Batin Mikha. Ya, suaminya yang saat ini menatapnya dengan senyuman menawan yang menjadi candu baginya. Jangankan Mikha, semua wanita juga jika melihat senyum Rafa pasti akan terpesona. Di rumah dinas saja, Rafa menjadi idola Ibu-ibu persit walau pun Rafa selalu menampilkan wajah datarnya tapi tak membuat ibu-ibu persit berhenti menyukainya. Tak jarang juga mereka dengan terang-terangan menyatakan ingin menjodokan anak mereka dengan Rafa. Padahal mereka udah tahu kalau Rafa itu udah menikah dengan Mikha. Kan Mikha jadi cemburu. Tapi, Mikha juga senang karena Rafa tidak pernah menanggapi mereka.

"Selamat pagi, sayang" sapa Rafa dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Selamat pagi, Hubby" balas Mikha tersenyum.

"Mau mandi?" Tanya Rafa.

"He'um"

Mikha bangun dari tidurnya seraya menyingkirkan tangan Rafa yang melingkar di perutnya. Disaat Mikha akan beranjak, Ia merasakan perih di bagian bawahnya. Ia terlihat susah untuk berjalan tapi Ia tetap berusaha. Rafa yang meihat istrinya yang kesusahan untuk berjalan bangun dari tidurnya dan cepat memakai celana pendeknya yang tergeletak begitu saja di lantai kamar mereka. Ia mendekat kearah istrinya dan menggendong ala Bridal style (bener gak sih? Wkwk) ke kamar mandi untuk mandi bersama karena mengingat waktu mereka paski akan terlambat jika mandi bergantian.

Sekarang Rafa sedang mengantarkan Mikha ke rumah sakit. Rafa tadi sudah membujuk Mikha untuk tidak masuk kerja hari ini karena Mikha masih merasakan sakit di bagian bawahnya. Tapi, Mikha tidak mau karena Ia ada jadwal operasi hari ini, akhirnya Rafa mengalah.

Setelah mengantarkan Mikha, Rafa segera menuju ke kantornya. Ia memasang senyum menawannya dan membalas semua sapaan baik dari bawahan maupun lettingnya dan membuat banyak rekannya keheranan. Rafa yang biasanya memasang wajah datar dan sekarang memamerkan senyum menawannya? Sungguh keajaiban.

___________

Thank You
Jangan lupa vote dan coment
Krisarnya juga ya ☺

Ig: @shevhia_sangeroki

See you next part

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang