Chapter 7

783 54 0
                                    

Follow ig : @shevhia_sangeroki

Maaf typo (:

●●●

Setelah Pemberkatan Nikah selesai, Rafa dan Mikha menuju ke tempat dimana Resepsi Mereka akan dilaksanakan.

Sesampainya disana, Mereka segera menuju ke kamar untuk beristirahat sebelum Resepsi dimulai.

"Aku mandi dulu" ucap Mikha setelah sampai dikamar mereka.

"Ya" jawab Rafa.

Beberapa menit kemudian, Mikha keluar dari kamar mandi bukan karena Ia sudah selesai mandi. Tapi, karena Ia tidak bisa membuka Resleting Gaun yang Ia kenakan. Ia keluar untuk meminta bantuan Kepada Rafa.

"Rafa?" Panggilnya.

"Ya?" Jawab Rafa.

"Aku bisa minta tolong nggak?" Tanya Mikha.

"Hm" balas Rafa.

"Bisa bukakan Resletingnya?" Ucap Mikha malu-malu.

"Iya"

Rafa membuka resleting gaun tersebut. Rafa melihat punggung Mikha yang putih mulus menelan salivanya dengan susah payah.

Sabar Rafa sabar. Batin Rafa.

Setelah selesai, Mikha segera kembali masuk kedalam kamar mandi setelah mengucapkan Terima Kasih.

Saat ini mereka berada di tempat di mana Resepsi Pernikahan mereka akan di laksanakan.

Para Prajurit TNI yang bertugas dalam Upacara Pedang Pora sudah siap untuk menjalankan tugas mereka.

Prosesi Pedang Pora pun dimulai ketika kedua mempelai sudah siap berjalan memasuki gerbang yang terdiri dari 12 orang pasukan Pedang Pora. Mereka berdiri berhadap-hadapan dengan satu orang sebagai komandan regu. Pasukan Pedang Pora termasuk juga mempelai pria tentulah menggunakan seragam militernya. Lengkap dengan segala atribut, serta nggak lupa juga pedang pora atau pedang panjang yang masih berada di dalam sarung dan tergantung pada pinggangnya masing-masing.

Saat komandan regu sudah melaporkan kesiapan mereka pada kedua mempelai, pasukan Pedang Pora pun kemudian dipersiapkan untuk mulai menghunus pedangnya. Pedang yang terhunus pun memiliki makna sendiri, yakni dengan jiwa ksatria, kedua mempelai siap menghadapi segala rintangan yang akan mereka hadapi di dalam kehidupan.

Setelah itu, secara perlahan pedang pora mulai terangkat ketika mempelai berjalan pelan tapi pasti di bawah pedang tersebut. Suara tambur pun mengiringi keduanya yang tengah melewati deretan pedang itu, diikuti oleh pasukan Pedang Pora yang berjalan tegap di belakang mempelai.

Kemudian mereka membuat formasi lingkaran yang mengelilingi mempelai sembari menghunuskan pedang ke atas hingga seolah membentuk payung. Adapun makna di balik bentuk Payung Pora itu, yakni Tuhan Yang Maha Esa akan senantiasa melindungi kedua mempelai dalam menghadapi segala rintangan kehidupan dan selalu ingat untuk memohon lindungan dan petunjuk kepada-Nya.

Selanjutnya, kedua mempelai pun akan menerima pemasangan cincin yang juga melambangkan kalau kedua mempelai akan selalu bersama-sama dalam mengarungi bahtera kehidupan baru. Dan… Khusus untuk mempelai wanita, dia akan mendapatkan pakaian atau sebuah simbol lain sebagai lambang jika dirinya telah siap menjadi istri seorang prajurit.

Pada dasarnya Pedang Pora adalah sebuah tradisi wajib yang sudah dilakukan turun-menurun dalam dunia militer. Di balik upacara wajib itu sendiri ternyata terselip sebuah tujuan, yakni untuk memperkenalkan dunia angkatan bersenjata kepada mempelai wanita.

Pedang Pora sendiri berasal dari kata Pedang Pura atau Gapura Pedang yang maksudnya adalah tradisi pernikahan bagi perwira militer. Prosesi itu dilaksanakan dalam rangka melepas masa lajang perwira yang diiringi dengan rangkaian pedang berbentuk gapura. Dengan kata lain itu merupakan sebuah penghormatan bagi perwira yang akan memulai hidup baru dalam bahtera rumah tangga.

Selain itu, simbol Pedang Pora sendiri pun melambangkan solidaritas, persaudaraan, permohonan perlindungan pada Tuhan untuk angkatan bersenjata. Sedangkan Pedang Pora yang membentuk gapura ketika dilewati oleh kedua mempelai mengartikan kalau telah dimasukinya pintu gerbang kehidupan rumah tangga yang baru.

Angkatan bersenjata yang menjadi pengiring dan merangkai pedang-pedang tersebut biasanya adalah rekan-rekan atau adik tingkat dari mempelai pria yang notabenenya adalah seorang perwira. Sebagai info nih, prosesi Pedang Pora ini hanya berlaku untuk para perwira cowok, lho. Prosesi ini nggak dilakukan dalam pernikahan perwira cewek, kecuali pada akhirnya dia menikah dengan cowok yang juga seorang perwira.

Prosesi Pedang Pora ini sendiri berlaku untuk para angkatan bersenjata yang masih aktif dalam menjalankan tugasnya pada negara. Baik dari Kepolisian, Tentara Republik Indonesia (TNI), Angkatan Bersenjata Republik Indonsia (ABRI), Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), atau Angkatan Udara (AU).

Tidak hanya sebatas pada mereka, tetapi seluruh perwira pria baik Sepawamil, IDP, Semapa PK, maupun Secapa reguler juga akan mendapatkan prosesi tersebut. Namun, ada syarat yang berlaku, yakni upacara itu dilakukan hanya sekali seumur hidup. Artinya, jika sewaktu-waktu mereka hendak menikah lagi, maka prosesi Pedang Pora nggak akan lagi dilaksanakan.

Setelah selesai semua prosesi pernikahan militer dan resepsi,  Mikha dan Rafael segera menuju ke kamar yang berada di gedung pernikahan mereka untuk beristirahat.

*****

Minggu, 7 Juli 2019
Tuhan Yesus Memberkati
Salam Persaudaraan

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang