Chapter 5

872 58 0
                                    

2 bulan berlalu kini hubungan Mikha dan Rafa baik-baik saja bahkan mereka sudah semakin dekat.

Dimana hari pernikahan Mikha dan Rafa akan dilangsungkan.

Mikha POV

Hari ini adalah hari dimana Aku dan Rafa akan melakukan Pengajuan Nikah ke kantor Rafa.

Sekarang kami berada didalam mobil, aku mengenakan pakaian khas istri prajurit a.k.a Persit, Pakaian yang berwarna Hijau pupus. Dan ditanganku ada berkas-berkas yang menyangkut biodata calon suamiku yang harus aku hafalkan misalnya NRP, Pangkat saat ini, Prestasi yang diraih dan masih banyak lagi.

Sesampainya dikantor Rafa, aku disuruh duduk didepan ruangan mungkin ruangan atasannya.

Aku melihat ada beberapa pasangan yang akan melakukan pengajuan nikah dan mereka terlihat sangat bahagia.

Mungkin karena mereka akan menikah dengan dilandaskan cinta tidak sepertiku yang hanya dijodohkan.

Setelah beberapa saat Rafa menghampiriku dan mengajakku masuk keruangan atasannya.

"Selamat Pagi" Ucapku seramah mungkin.

"Selamat pagi" Balas atasan Rafa.

Setelah sekitar 30 menit danyon dan ibu danyon menanyakan beberapa pertanyaan, menyuruh menyanyikan mars persit serta wejangan-wejangan, kami pun pamit.

Rafa segera mengantarku kerumah orang tuaku karena aku dilarang pulang ke apartemenku.

Di perjalanan hanya di temani oleh keheningan tidak ada percakapan sedikitpun. Aku yang sibuk dengan pikiranku dan Rafa yang sedang fokus menyetir.

Sesampainya dirumah aku menawarkannya mampir walaupun sebentar.

"Kamu mampir nggak?" Tanyaku basa-basi.

"Nanti saja" jawabnya dingin. Walaupun hubungan kami sudah bisa di katakan baik, tapi ya Rafa masih saja bersikap dingin padaku. Apakah ia menerima perjodohan ini karena keterpaksaan? Aku tidak tau. Tapi, itu mungkin saja melihat sifatnya yang begitu dingin kepadaku. Aku berharap setelah aku dan dia menikah, ia bisa mengubah sikapnya itu. Aku akui aku juga sedikit, ingat ya hanya sedikit cuek. Tapi aku masih bisa bersikap hangat kepada orang yang mengenal keluargaku. Tapi dia? Ckck gak sama sekali. Mungkin hanya pada keluarga nya dia bersikap hangat. Tapi, entah mengapa sikap Rafa yang dingin kepadaku, aku merasakan sesak di dadaku. Apa aku sudah mulai memiliki perasaan kepadanya? Ah, mungkin aku sudah tidak waras jatuh cinta secepat ini pada orang yang tidak sengaja masuk dalam kehidupanku. Itu pun karena perjodohan konyol ini. Tapi kenyataannya mungkin seperti itu, aku mulai memiliki perasaan kepada si kulkas itu.  Akh aku benci.

"Oh, baiklah" balasku.

Aku segera masuk kedalam rumah, setelah mobilnya sudah menghilang dari pandanganku.

Aku memasuki rumahku yang terasa sepi, padahal kata ibuku mereka akan menyiapkan semua kebutuhan pernikahanku.

Aku pun menanyakan keberadaan orangtuaku.

"Bi, bunda dan ayah kemana?"

"Ibu dan Bapak keluar non, katanya sih mau membeli kebutuhan bibi nggak tahu membeli apa"

"Oh, makasih bi"

"Sama-sama non"

Aku segera menuju kekamarku untuk memulai ritual mandiku.
Selesai mandi aku segera turun keruang makan dan disana udah ada bunda dan ayah.

"Selamat malam bun, yah" sapaku seraya mengecup pipi mereka bergantian.

"Selamat malam sayang" balas mereka dan membalas mengecup pipiku.

"Bagaimana pengajuan tadi sayang?" Tanya bunda.

"Lancar bun"

"Kamu nggak terpaksakan menerima perjodohan ini?" Tanya ayahku.

"Mikha, nggak terpaksa yah, apapun yang buat kalian bahagia Mikha akan lakukan"

"Makasih sayang" ucap ayah dan bunda serempak.

Kami makan dengan hening tidak ada yang memulai percakapan.

"Bun, yah, Mikha kekamar duluan ya"
Pamitku setelah menyelesaikan makan malamku.

"Iya sayang, selamat malam" ucap ayah dan ibu.

Aku segera naik kelantai dua dimana kamarku berada dan segera berbaring untuk menuju ke alam mimpi.

To be continue
Thank you.

The Perfect Partner (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang