Part 21

27.2K 3.8K 365
                                    

KEDUA lelaki manis itu terdiam di atas tebing sembari menatap satu sama lain. Wajah Wonwoo terlihat lebih tirus dari sebelumnya; mungkin karena selama ini ia selalu memikirkan dimana keberadaan sahabatnyaㅡLee Taeyong tanpa memikirkan keadaan nya sendiri.

"Wonie.." gumam Taeyong pelan. Tidak percaya bahwa ia akan bertemu dengan sahabat baiknya di saat keadaan nya hampir sekarat seperti ini.

Wonwoo mengulas senyum kecil sebelum berjalan mendekati Taeyong dan duduk tepat di samping lelaki bermata bulat itu. Seketika bau darah memenuhi Indra penciuman Taeyong; tenggorokannya terasa kering. Yang ada di kepalanya saat ini adalah bagaimana caranya membunuh Wonwoo; dan meminum darahnya.

"J-jangan mendekat!" Taeyong menggeram; memberingsut untuk menjauhi Wonwoo sebelum kehilangan kendali. Perutnya terasa bergejolak; Taeyong haus.

"Bagaimana keadaanmu Taeyong? Aku merindukanmu sungguh." ujar Wonwoo sembari membenarkan posisi duduknya; kini ia menghadap Taeyong. Tidak perduli apa yang akan sahabatnya itu lakukan padanya. Sejauh ini, Wonwoo mempercayai Taeyong dan ia tahu bahwa lelaki cantik itu tidak akan menyakitinya.

"W-wonie.. Uhuk! Jangan mendekat! Kumohon!" rasa panas menjalari tenggorokan Taeyong; ia mencengkram rerumputan dan menundukkan kepala.

Demi Tuhan Taeyong tidak ingin melukai sahabat baiknya! Namun kepalanya terus menerus di penuhi oleh pikiran tentang membunuh Wonwoo. Taeyong tidak bisa di hadapi oleh perkara seperti ini. Sisi binatangnya hampir mengambil alih, seharusnya ia memang tidak bertemu dengan Wonwoo.

"Kau terluka Taeyong, jika kau memang haus. Aku tidak masalah memberikan sedikit darahkh padamu." nada suara Wonwoo terdengar begitu lembut; ia bahkan mengulurkan kedua tangan nya pada Taeyong agar lelaki cantik itu bisa menghisap darahnya.

Kedua bola mata Taeyong melebar; menampilkan iris berwarna merah darah yang terlihat terkejut. Ia tidak percaya bahwa Wonwoo menawarkan darah padanya; bukan apa-apa. Hanya saja Taeyong tidak ingin kehilangan kendali dan berakhir membunuh Wonwoo nantinya.

"Wonwoo.."

"Tidak apa Taeyong, aku merindukanmu dan melihatmu terluka seperti itu membuat hatiku sakit."

Perlahan Taeyong bergerak; tangannya menyentuh pergelangan tangan Wonwoo. Rasa haus yang ada di dalam dirinya semakin menjadi-jadi, rasanya Taeyong ingin sekali menghabisi seluruh darah yang ada di dalam tubuh Wonwoo. Namun ia tidak bisa melakukan ituㅡWonwoo adalah sahabat baiknya.

"Kau bisa melakukannya." ujar Wonwoo sembari tersenyum kecil.

Taeyong mengangguk pelan; mulai mendekatkan lengan Wonwoo pada bibirnya. Namun belum sempat Taeyong mengigit permukaan kulit yang terasa kenyal itu; tubuhnya sudah di tarik hingga kini ada jarak yang terbentang di antara ia dan Wonwoo.

Jaehyun menggeram marah; ia memeluk perut Taeyong dengan sangat erat. "Jangan pernah memberikan darah manusia kepada kekasihku!" teriaknya nyalang.

Taeyong menoleh; menatap wajah Jaehyun yang terlihat begitu mengerikan. Ia masih tidak mengerti, kenapa Jaehyun melarangnya seperti ini? Padahal Taeyong sudah sangat haus dan Wonwoo bisa menghilangkan dahaga nya.

"Taeyong sedang kesakitan Jaehyun! Dan ia membutuhkan darah!" teriak Wonwoo tak terima; sahabatnya terlihat tersiksa karena menahan rasa sakit akibat gigitan serigala.

"Tidak dengan darah manusia!" Jaehyun menggeram marah; setelah mendengar pembicaraan Taeyong dan Wonwoo dari jarak beratus-ratus meter, ia langsung berlari menghampiri keduanya dengan cepat.

Akan sangat berbahaya jika Taeyong meminum darah manusia. Lelaki cantik itu bisa berubah menjadi monster dalam sekejap, bisa saja Taeyong langsung membunuh Wonwoo tanpa berpikir dua kali. Karena rasa darah manusiaㅡbagi para vampireㅡseribu kali lebih nikmat dari darah binatang.

Red Eye《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang