Chapter 9

0 0 0
                                    

-Kita Hidup Bersama dan Mati Bersama-

Sudah 2 hari mereka berjalan. Tidak ada halang rintang. Makanan dapat mereka buru, minuman dapat mereka ambil dari sungai, istirahat dapat mereka lakukan di bawah pohon. Jika semuanya aman dan damai, maka tidak ada yang perlu dikisahkan kan? Kecuali...

"Hm... sudah 2 hari semenjak Sakura-chan tiada.. entah kenapa sejak saat itu rasanya jadi agak canggung," kata March membuka obrolan yang dari 2 hari yang lalu sempat terlupakan.

"Sebelumnya, untuk apa Ri-kun membawa jasad Sakura-chan?" tanya Maru.

"Tubuh ras yang meninggal akan menjadi abu dalam waktu 2 hari, maka seharusnya tubuh sakura sudah menjadi abu, aku berniat membawa abunya dan membuatnya sebagai temanku," ucap Rie.

'Entah kenapa...... tapi aura Ri-kun terasa sangat mencekam. Setiap berdiri di dekat Ri-kun rasanya seperti berdiri di dekat Malaikat Maut,' ucap March di dalam hati.

"Ada apa?" tanya Rie yang merasa dirinya di awasi oleh March.

"Ah.. anu. Jadi gini, apa Ri-kun enggak merasa aneh?" tanya March.

"Hm... biasa aja tuh," jawab Rie dengan mimik wajah menyembunyikan sesuatu.

"Baiklah.." March berhenti berjalan.

"Kenapa? Bentar lagi ada padang rumput tanpa pohon yang sangat luas, disana juga ada sungai. Hewan hewan pun sering kesana. Jika ingin beristirahat, disana saja," kata Maru.

"Iyakah? Wah, keren donggg. Yaudah, maru duluan kesana, aku dan Ri-kun akan mencari kayu untuk penerangan. Sekarang sudah mulai sore," jawab March.

"Hati hati, yangan sampai tersesat. Koordinatnya 16.-2.05," kata Maru.

"Siap.. sudah ku simpan~ ayo Ri-kun!!" kata March. Merekapun pergi ke bagian hutan yang dalam untuk mencari kayu.

"MAGISCHE KRAFT BRAUCHE HOLZ," (butuh kayu). Ucap Rie, dan pohon yang ada di depannya langsung tumbang seketika.

"Jatuh!!!" Dakk. Pohon yang ditebang oleh March pun tumbang.

"kau baru 2 pohon.. aku sudah 5 pohon," kata Rie.

"Kamu kan pake sihir!!! Huf... tapi, apa yang membuatmu begini? Kita sudah berdua," tanya March.

"Ternyata kau beneran paham... tapi untuk jaga jaga MAGISCHE KRAFT SOUNDCH," kata Rie agar orang lain selain mereka tidak bisa mendengar obrolan mereka.

"Karena saking banyaknya, sampe sampe pakai sihir hambur gitu," kata March merasa iri dengan banyaknya mana yang Rie punya.

"Maaf. Tapi sebenarnya," Rie menghentikan ucapannya, wajahnya terlihat ragu.

"Katakan saja," ucap March.

"Sebenarnya dulu sifatku tak seperti ini, dan kau pasti tau akan hal itu dari kisahku sebelumnya," lagi lagi Rie menghentikan kalimatnya.

"Apa ini ada hubungannya dengan kemampuan Kopieren Einfugen itu?" tanya March.

"Hm.. aku juga sebenarnya tidak tau pasti, tapi sifatku yang sangat ceria dulu, walaupun aku tidak suka keramaian, menghilang setiap ada orang yang aku sayangi menghilang," ucap Rie.

"...... tunggu dulu, aku tidak paham," March tampaknya mencoba mencerna kata kata Rie, tapi tidak berhasil.

"Huff.. jadi begini. Aku menyayangi orang tuaku. Aku bersifat sangat ceria dihadapan mereka, ketika mereka tiada, sifat cerewetku yang masuk ke kategori ceria menghilang," ucap Rie sembari memastikan bahwa March mengerti.

Ras yang Hilang [TamaT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang