Chapter 10

0 0 0
                                    

-Ini Bukan Kisah untuk Anak Kecil-

"Memangnya siapa yang peduli dengan namamu," March terlihat kesal.

"Hm... Hahaha.. ada senjata gagal disini," Zero menertawai March.

"Grhh," March marah.

"Siapa yang kau sebut senjata gagal?" tanya Rie.

"Siapa lagi kalau bukan anak dari ras Sniper itu!" jawab Zero dengan nada meremehkan.

"Hm.. Tapi sayangnya March bukan senjata gagal tuh," Rie menimpali.

"Apa maksudmu bocah?" tanya Zero.

"March itu sahabatku, bukan senjata bodoh sepertimu," Rie tersenyum dan menatap rendah Zero.

"Sterben," tiba tiba ada peluru yang melewati Rie dengan sangat cepat.

"Beraninya kau..." Rie tersenyum kesal.

"Jangan.. kali ini biar aku saja yang menghadapinya," ucap March.

"TIDAK!!!! Aku tidak mau kehilangan.. lagi," Rie menghalangi.

"Memangnya apa yang akan hilang darimu?" tanya March.

"Mungkin, senyumanku," ucap Rie.

"Hm.. baiklah mari kita coba. Ini adalah taruhan yah," March tersenyum.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Zero kebosanan.

"Jika aku masih hidup maka aku menepati janji kita, dan kau harus menjadi Ri-kun yang belum kehilangan apa apa. Namun jika aku kalah, maka Ri-kun bebas menentukan hukumannya," jawab March langsung menembakkan peluru kepada Zero.

"Baiklah.. tapi apakah kau pernah membunuh?" tanya Rie.

"Sama sekali tidak, jadi entah bagaimana aku bisa memenangkan pertarungan ini," ucap March, dan ia pun langsung menyerang Zero yang terlihat bosan.

"Kisah kalian sangat mengharukan, tapi aku tak suka mendengarkannya," ucap Zero terus menghindari serangan March.

"Ini bukan kisah untuk anak kecil, ini adalah kisah dewasa yang sangat menegangkan. Sterben," jawab March.

"Apa apaan ekspresimu itu Ri-kun?" tanya Maru.

"Ekspresiku?" tanya Rie.

"Kau terlihat sedang tersenyum, padahal sahabatmu sedang bertaruh nyawa," ucap Maru.

"Hanya terlihat bukan? Tidak sebenarnya. Oh iya, karena March sedang melawan Zero, kita harus lari sejauh mungkin kearah selatan," ucap Rie membalikkan badan.

"Lihat! Teman temanmu saja meninggalkan mu!! Hahahaha," Zero menertawai March.

"Ri-kun, percaya sekali kau padaku. Kalau kau sangat memepercayaiku, aku akan melakukan yang terbaik. Sterben," March terus terusan menyerang Zero dan tidak memberikan celah bagi Zero untuk menyerang.

Rie pergi menjauh dengan senyuman yang ditahan. Sepertinya Rie sangat yakin pada kemenangannya.

"Kenapa kau sangat tenang?" tanya Maru.

"Hm.. kenapa yah," Rie terlihat seperti sedang latihan melakukan sesuatu. Namun ada perasaan kurang enak yang menyelimuti punggungnya

"Sepertinya kau sangat yakin tentang kemenangan March-kun," Ucap maru. Tangannya berada di belakang badan.

"Aku katakan pun, Maru tidak akan mengerti," Rie mulai mencoba bersikap manis dan energik.

"Katakan saja.." Maru mengeluarkan benda berkabut hitam di tangan yang ia sembunyikan.

Ras yang Hilang [TamaT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang