5

329 80 15
                                    

Rindu melempar tas nya sembarangan dan menjatuhkan dirinya di atas kasur. Melelahkan. Syukur hari ini Ayahnya tidak pulang ke rumah.

"Bisa-bisanya ada orang disitu, "

"Gitar? Gitar yang sering gue pake? Punya dia? Wtf. "

Rindu berjalan ke kamar mandi. Membersihkan diri dari lelahnya hari ini.

Sebelum tidur, dia terus memikirkan perkataan orang yang tiba-tiba muncul di taman tadi.

"Dan.. gitar itu. Punya gue. "

"L-lo selama ini ada.. disini? "

"Ya. Kenapa? Kaget? "

"Kemarin kata lo tiga hari yang lalu? "

"Ah.. Percaya aja. "

Akmal menatap tak tentu arah.

"Tapi jujur deh, suara lo bagus. "

Rindu mengacuhkan perkataannya.

"Apasih. Dasar stalker. Berhenti cari identitas gue! Gue bisa aja lapor polisi, kan? "

Rindu berbalik dan pergi.

"Eehh. Masa' ngomong gitu sama orang buta? "

Drrrtt

Handphonenya bergetar menandakan notifikasi masuk. Rindu melupakan pikiran nya dan membuka kunci layar pada handphonenya.


12A Spirit!!

Raihan
Eh pr dikumpulin dimana?

Yohana
Di gue.

Lisa
Sok-sok an nanya dikumpulin dimana. Ngerjain aja belom.

Raihan
Hehe, nyontek dongg

🔽
11++

"PR!! "

Rindu bergegas membuka tas dan mencari buku yang harus dikerjakannya.

Tidak butuh waktu lama, tugas nya sudah selesai. Cukup mudah baginya, bagi orang yang selalu mendapatkan ranking satu dikelasnya itu. Meski Rindu memiliki rival dalam studinya, Yohana.

Rindu menutup kembali bukunya dan memasukkan kedalam tasnya.

"Duhh besok ke taman gak, ya? "

"Males deh kalo udah ada yang tau gituuu ah! "

Rindu menendang nendang selimutnya kesal.

"Iya sayang.. pasti. Iyadoong hahaha kan yang beliin make up nya kamu----"

Lagi-lagi suara telepon brengsek itu.

Bisa gak sih, sehari aja gak teleponan? Jijik.

Semua prestasi nya di hiraukan. Tidak ada yang peduli. Peringkat pertama dalam kelas tidak bisa menarik perhatian orangtuanya.

Ayah yang selalu marah setiap pulang, Ibu yang tidak mau berhenti selingkuh, kekesalan mereka yang memuncak dan memecahkan segalanya membuat Rindu malas pulang kerumah. Namun apa yang bisa dia lakukan? Jika bukan rumah, adakah tempat untuk tidur untuknya lagi?

--------

Rindu berjalan memasuki kelasnya. Bising bising terdengar dari dalam kelas, sudah biasa sebelum bel berbunyi, saat ada PR, yang teman-temannya lakukan adalah mencari jawaban gratis.

Mengerumuni siswa pintar dan membujuknya agar mau memberikan contekan. Setelah itu berebut untuk menyalin secara kilat.

"Woyy buruan nih gue belom! "

"Bacot, gua yang dapat duluan juga. "

Kicauan para siswa yang baru mengerjakan tugas disekolah ini masuk dan terserap oleh telinga gadis yang baru saja memasuki ruangan itu.

Rindu menaruh tas nya di meja. Mengeluarkan handphone, lalu memasang earphone ke telinganya.

Lagu Shape of You yang diciptakan oleh Ed Sheeran itu mengalun pasti membuat siapapun yang mendengar merasa nyaman.

"Udah ngerjain PR? "  Yohana menghampiri.

Namun seperti biasa, Rindu tidak mendengar sebelum temannya ini harus melepas paksa earphone milik Rindu.

Sadar karena earphone nya dilepas, Rindu mendongakkan kepalanya.

"Udah ngerjain PR? " tanyanya lagi.

"Eh? Udah, "

"Ajarin nomor empat, dong. Sumpah gue gak ngerti-ngerti dari semalem. "

Seperti biasa juga, jika ada soal yang Yohana tidak mengerti, dia akan menanyakannya pada Rindu, pun sebaliknya.

"Makasihh!! " ucap Yohana puas.

"Sama-sama." Rindu tersenyum.

"Nanti gue traktir batagor, deh! "

Bel pun berbunyi, menandakan kelas akan segera dimulai.

-------

"Duh, ke taman, gak, ya? "

Rindu tiba di sebuah jalan pemisah gedung yang biasa ia datangi setelah turun dari angkutan umum.

"Kalo gue ke taman, nanti ada orang itu lagi gimana?? Siapa namanya? Akmal? " ucapnya seakan bertanya pada diri sendiri.

"Ahh males banget. Balik aja deh. "

Kemudian dia berjalan sedikit meninggalkan gang itu untuk masuk ke dalam gang yang sedikit besar.

Hanya berbeda beberapa jalan saja untuk bisa memasuki kompleks perumahan nya.

Bla bla   ~
"Kamu yang ngapain pulang?! "
~~     ~   bla

Mulai lagi.

Dia membatalkan niatnya untuk pulang, baru berjalan mendekat rumah saja suara itu sudah terdengar.
Kemudian Rindu melangkahkan kakinya untuk menjauh kembali dari rumah.

Secara tidak sadar kakinya membawanya ke taman ini lagi.

Tetesan air matanya masih mengalir sejak tadi, ketika teringat pertengkaran itu.Akmal yang sedari tadi ada disana, sedikit kaget mendengar isakan tangis seseorang.

Rindu? Kok nangis?

Akmal berjalan mendekatinya, "Kok gak masuk? "

Rindu melihat Akmal yang berdiri di depannya. Lalu cepat-cepat menghapus air mata di pipi nya. Walau dia tahu, Akmal tidak bisa melihatnya menangis.

"Ga-gapapa, "

Duh kok gue kesini sih..

Rindu buru-buru berbalik dan ingin menjauh.

"Kok pergi lagi? Kenapa gak masuk??"

---------

Haiii! Aku kembali lagi hoho😁

Jangan lupa tinggalkan jejak! Terima kasih sudah membaca! 🙌

Look at MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang