2

1.3K 166 16
                                    

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻

» Saera yang sudah di dalam kelas mengeluh dengan hembusan nafas kasar, pasalnya karena lagi-lagi murid yang terlambat juga memengaruhi jam kbmnya. Memang sih ini tanggung jawabnya, ia hanya bisa bersabar sampai pemilihan anggota ketertiban yang baru terpilih. Jadi ia bisa terlepas dari kerjaan kedisiplinan ini.

Wali kelasnya muncul di depan pintu, ia sedikit mengernyit, karena seharusnya pelajaran Ong ssaem dua jam sebelum jam ini. Kenapa wali kelasnya itu kembali lagi?

Guru Ong masuk ke kelas, diikuti dengan pria yang sudah tak asing baginya, Wonjin, ternyata satu kelas dengannya. Anak baru yang bahkan dihari pertamanya sudah terlambat. Ia harap Wonjin bukan anak-anak yang seterusnya akan terlambat juga.

"Nah baiklah anak-anak, kita kedatangan murid baru, semoga kalian dapat mengakrabkan diri dengannya." guru Ong memberi waktu untuk Wonjin melakukan perkenalan.

Kalau kata siswi kelasnya sih, pasukan cogan sekolah nambah member. Ya gimana enggak, kalo disebut satu-satu bisa mimisan semua reader. Lagi ini sekolah udah kaya penampungan cogan deh, heran.

"Halo, nama saya Ham Wonjin, pindahan dari Seoul, semoga kita semua bisa berteman." Kenalnya singkat, Wonjin sempat tak sengaja menatapnya, Saera rasa lelaki itu baru sadar kalau mereka satu kelas.

"Baik Wonjin, kamu bisa cari bangku untuk ditempati." Wonjin mengangguk dan mulai maju, mengincar bangku yang kosong, hanya ada dua, yang satu di pojok dekat pintu belakang. Dan yang satu lagi di sebelah Saera yang duduk dekat jendela.

Wonjin melenggang ke tempat duduk yang dekat pintu, dan saat itu juga ia ditatap murid sekelasnya.

"Wonjin-ah, tapi itu kursinya Hwang Yunseong."Begitu kata beberapa teman disekitarnya. Wonjin kembali balik badan, ia mendekat pada kursi Saera, tepatnya yang disebelahnya, lalu duduk disana. Ia pura-pura tak peduli kalau Saera sedikit tersenyum sambil menggelengkan kepala, ia malu!

"Whoa apa ini, keajaiban dunia, seorang Im Saera tersenyum" Lalu bisik-bisik lainnya terkoar membuat Saera jadi kembali diam dan Wonjin yang tak mengerti situasi.

Yang Wonjin dapat dengar, adalah celetukan yang seperti ini.

"Bahkan jika bersama Kim Mingyu belum tentu ia terlihat seperti itu."

Wonjin mengangkat bahunya lalu mulai membuka buku mata pelajaran ke dua. Walaupun ia sepenasaran itu, tapi melihat respon Saera yang sepertinya tidak baik, lebih baik juga ia tidak memikirkannya berkepanjangan.

Bel istirahat pun berbunyi, Wonjin berdiri untuk bersiap ke kantin, tapi harus ada orang yang menjawab satu pertanyaannya dulu. Dan satu-satunya orang yang dikenal Wonjin di kelas ini adalah Saera.

"Saera-ya, kantin ada di lantai berapa?" Saera yang baru selesai membereskan barang-barangnya menoleh, ia menjawab lantai 4 dengan jarinya yang ia angkat.

"Oh, oke. Kau mau ke kantin juga? Mau bareng?" Saera mengangkat kedua alisnya, sebelumnya tidak ada yang pernah menawarinya ajakan ke kantin, karena pasti Mingyu selalu mengajak ke kantin lebih dulu dari orang-orang yang ingin mengajaknya. Tapi kali ini Mingyu tidak masuk, dan Wonjin mengajaknya.

"Ah, boleh." Saera ikut berdiri dan mulai berjalan bersama Wonjin.

Wonjin sebenarnya malu, bagaimanapun berjalan dengan Saera membuat murid lain banyak yang menoleh ke arahnya. Entah karena Saera terlalu terkenal atau karena memang Wonjin menarik perhatian sebagai murid baru. Apa deh, geer banget.

"Tidak usah banyak berpikir, mereka menoleh karena kami dibelakang kalian tau!" Keduanya menoleh, yang benar saja, Hida dan kawan-kawannya sudah ikut menyamai langkah mereka.

"Pede abis!" Asal Saera lalu melanjutkan jalannya dipercepat, sepersekian detik selanjutnya tangan perempuan itu sudah menarik lengan Wonjin yang hampir tertinggal. Bukannya Wonjin tidak bisa lari cepat, tapi ia tidak mengerti kenapa situasinya tiba-tiba dihindarkan oleh Saera.

"Yak! Im Saera, tunggu!" Teriak Hida dari kejauhan. Juno sudah menghembuskan nafasnya.

"Bahkan saat Mingyu tidak ada, kalian tidak akan pernah bisa mendekati Saera." Dongpyo memperjelas keadaan.

"Karena anak baru itu! Siapa sih, beraninya dekat-dekat sama Saera," Elak Hida, Juno sebenarnya tidak mau ikut-ikutan tapi perasannya kepada Saera juga jelas, walaupun hubungannya tak sejelas perasaannya.

"Jika tak ada siapapun juga, kalian berdua tidak akan bisa mendekatinya. Beda level tau," Eunsang geleng-geleng kepala lalu meninggalkan dua karibnya. Dongpyo sudah menyusul sambil tertawa. Terkadang, mulut anak laki-laki berambut mapel itu juga perlu dihindari.










» Wonjin tak paham kenapa tidak sedikit orang tidak mau berurusan dengan Saera, yang seharusnya ada urusan dengan perempuan itu pun jadi diurungkan. Begitu sekiranya apa yang ia tangkap hari ini. Saera seolah, berada beberapa level diatas mereka.

Sekarang Wonjin sedang menatap langit-langit kamarnya.

Sebenarnya Wonjin tidak suka ikut campur dengan masalah orang lain, kepo sedikitpun bahkan tidak. Tapi kejadian hari ini menimbulkan rasa penasarannya sendiri.

Apaan deh, ternyata kepo rasanya gantung banget. -Wonjin

Bunyi pesan masuk terdengar dari hp nya, ia segera membukanya dan mendapati pesan masuk dari nomor yang tidak ia simpan.

+010xxxxxxxxx

| Thankyou udah nemenin Sei hari ini.

Wonjin menyipitkan matanya, "Hah?" apa sih, ia bingung. Isi pesannya ambigu banget, gak mungkin kan Saera sendiri yang tulis pesannya terus ia kirim ke Wonjin. Ia tau pesan ini ada hubungannya dengan Saera, karena saat disekolah tadi, Hida sempat memanggil Saera dengan Sei.  Tapi pria itu yakin sembilan puluh delapan persen kalau Saera adalah tipe orang yang jarang buka hp atau bahkan sekedar mengeceknya.

Ia memutuskan untuk mengirim line ke Saera, karena ia sudah dimasukkan ke grup kelas, ia tinggal mencari nama Saera di anggota grup.

Wonjin
Lo kenal no ini Ra? |

(send a picture) |

Karena tak begitu yakin Saera akan membalasnya, ia memutuskan untuk main game dulu di bawah. Dan ingin merusak tidur sore kakaknya sebagai pembalasan tadi pagi.

Saera Im
| Hah

| Orang sinting tuh!

| Gausah di save ya.


Dirumahnya, Saera menatap seseorang disebrangnya dengan tajam. Bisa-bisanya laki-laki itu mengirim hal ambigu ke murid baru di kelasnya.

"Lo sakit aja masih ngeselin Gyu!" sedangkan orang yang dimaksud hanya tertawa karena langsung tau apa maksud Saera.












Lucu banget dia gatau lagi, gemes max!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucu banget dia gatau lagi, gemes max!

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻 | 함 원진Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang