15

364 75 18
                                    

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻

» Langkahnya terdengar disepanjang koridor kelas yang terlewati, membiarkan ketukan sepatu dua insan yang lewat di koridor yang masih sepi itu terdengar jelas, tanpa adanya obrolan diantara keduanya. Siapa lagi kalau bukan Saera dan Mingyu.

Pagi ini pikiran Saera sudah bercabang kemana-mana, masa bodoh hafalan vocab nya kemarin masih tersimpan di otak atau bahkan sudah menghilang sendirinya.

Ia harus jawab apa kalau Wonjin sampai bertanya kemarin mengapa tiba-tiba ia pergi?

Oh ayolah, hal sepele yang seperti ini bahkan tidak pernah terlintas di otak Saera, tapi kenapa kali ini ia butuh alasan untuk itu? Jawabannya karena ada hal yang masih ia sendiri pertanyakan, ada alasan perasaan yang masih harus ia sembunyikan.

Sedangkan Mingyu sendiri, hanya maklum kalau sahabatnya dari kemarin tidak banyak bicara. Ia tahu, kalau Saera siap cerita baru itu saatnya ia mengetahui alasannya. Mingyu tidak pernah menuntut semua secara sepihak, memaksa Saera bercerita dengan pancingan seolah keduanya ini adalah sahabat dan tidak perlu ada yang dirahasiakan.

Sewaktu beberapa hari yang lalu pun sebenarnya ia hanya asal omong ingin tahu masalah Saera dengan hp nya, pada akhirnya Saera sendiri kan yang memutuskan agar Mingyu juga tahu pesan dari Wonjin waktu itu.

Hei, setiap orang memiliki rahasianya masing-masing, dan kita atau siapapun itu gak berhak untuk tahu, kecuali saat dia sendiri yang membenarkannya.

Duluan ya,”  Saera menghentikan langkahnya lalu mengangguk, membiarkan Mingyu masuk kelas lalu ia melanjutkan perjalanan ke kelasnya.

Tidak lupa hari ini perempuan itu juga membawa tas tangan warna putih yang bertuliskan positive vibes only yang kemarin nyasar ke rumahnya, dan diketahui, milik Wonjin.

Sebelum memasuki kelasnya, ia mengambil nafasnya terlebih dahulu. Lalu melangkah masuk ke kelas dengan langkah pelan.

“Dia dateng jam berapa sih, pagi banget heran.”  Gumam Saera ketika matanya dengan kontan melihat laki-laki yang sudah tenang duduk disebelah kursinya.

“Wonjin,”  Cicit Saera pelan, takut mengganggu anak kelasnya yang lain yang sedang belajar. Apalagi, di kelas Saera bahkan imagenya tidak sembarang ngobrol dengan lawan jenis. Selama ini ia selalu mengobrol saat sepi, sebelum bel masuk atau bahkan saat pulang sekolah jika dengan Wonjin.

Yang dipanggil mendongakkan kepalanya, melihat Saera, laki-laki itu dengan otomatis tersenyum.

“Pagi Saera,”  Sambut anak itu, hingga membuat beberapa teman sekelasnya menengok heran pada keduanya.

Saera membuang mukanya, demi apa, ia tidak tahan kalau lihat Wonjin pagi-pagi sudah begini. Bisa-bisa ia kelepasan di depan anak itu. Perempuan itu menjulurkan tangan kanannya rendah dengan tas tangan yang ada di pegangannya.

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻 | 함 원진Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang