14

402 73 15
                                    

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻

» Akhirnya ujian pelajaran eksakta keluar pada hari ini, benar-benar good lucky untuk Saera karena kedua pelajaran hari ini dua-duanya benar-benar berkecimbung dengan hitung-hitungan. Mood nya lebih baik hari ini daripada kemarin ia harus terjun bebas saat mengerjakan soal tentang politik dan sastra bahasa Korea.

Walaupun sebahagia itu, tetap saja Saera tetap jadi Saera yang innocent. Gerak-geriknya tetap biasa saja padahal hatinya lagi jingkrak-jingkrak merasa senang dengan jawaban yang ia dapat di ujian tadi.

Sesaat ia menoleh ke sebelah kanan, dari hari pertama ujian dilaksanakan, murid baru disebelahnya terlihat bahkan tidak repot sama sekali menghadapi ujian. Entah bisa, atau tidak bisa dan jatuhnya malah asal-asalan. Tapi Wonjin jatuhnya juga malah susah ditebak sama seperti dirinya.

“Kenapa?”  Tanya Wonjin yang mendapati Saera menatapnya sedaritadi. Perempuan yang ke gap itu hanya tiba-tiba memelototkan bola matanya terkejut karena kebodohannya.

Wonjin secara tidak sadar melepas senyumannya, “Santai aja, udah mau pulang? Yuk.”  Ajaknya setelahnya.

Wah sial, kalau gini bisa kedengeran sama orang. Emang ya, mikirin orang tuh bikin jantung jadi gak sehat. —Saera

“Kemarin kau langsung pulang?”  Tanya Saera basa-basi sebenarnya, tapi dia juga penasaran dengan hal ini.

“Nggak kok, diperpustakaan kemarin, maaf gak bilang-bilang dulu.”  Jawab Wonjin.

“Bukan masalah, lagian memang kenapa, kau gak perlu melapor juga kalau mau kemana-mana,”  Balas Saera, berbicara setengah hati.

Wonjin mengejar langkah Saera yang semakin dipercepat secara sendirinya, ia lalu mencubit kecil pipi perempuan itu hingga membuat keduanya berkontak mata sambil terus berjalan.

“Maunya terus laporan tuh,”  Goda Wonjin.

“Ih, apasi...”  Katanya coba mengelak.

“Mesra banget ya sekarang, kalo ada obat nyamuk gue juga bisa pingsan ditempat, begini ceritanya.”  Sindir seseorang yang sedang ingin disusul, namun rupanya tiba-tiba sudah ada dibelakang mereka berdua.

Kim Mingyu, mukanya jadi melas banget, pengen ngomelin Saera sama Wonjin tapi gabisa.

“Emang Wonjin kan sukanya ngalus terus, udah ayo pulang!”  Saera kemudian beralih menggaet lengan Mingyu dan sedikit menariknya agar berjalan lebih cepat.

Dibelakang, Wonjin cuma bisa senyum kecut.

Kalau nyatanya, gue mau serius gimana. Apa kelihatannya sebercanda itu?











» “Wonjin, sebentar!”  Panggil seseorang dari belakang dan tentu saja Wonjin refleks menghentikan langkahnya dan menengok untuk melihat Eunsang yang sudah menghampirinya dengan langkah yang lebih cepat dari ketiga sohib Eunsang.

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻 | 함 원진Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang