Di hari pertama Wonjin pindah ke sekolah baru, ia malah terlambat bersama laki-laki badung lain yang langganan terlambat demi menggoda Saera, wakil ketos yang lebih disiplin dari guru konseling sekolahnya.
"Maaf soal kunciran tadi, habis lo cantik...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻
» Saera hampir pingsan di rumahnya malam-malam, sebelumnya, ia dengan tenang sedang belajar untuk persiapan ujian, tidak begitu lama, beberapa notifikasi muncul secara bersamaan. Bukan hanya dari satu sumber lagi.
Pertama yang tentunya tidak ia nyalakan notificationnya yaitu grup kelas dan grup osis. Tidak lama ada pesan dari Mingyu, Hidaka, dan Wonjin. Entah kenapa mereka bisa mengirimkan pesan di waktu yang sama.
Kim Mingyu | Mau nganterin keluar gak Sei?
| Mau nyari perlengkapan list osis
| Sei liat grup osis
Saera Im Ikut aja |
Kim Mingyu | Yaudah, tunggu ya
» Setelah Mingyu, Hidaka juga memunculkan notif di chatnya.
Mahiro | Kuncirannya udah di balikin Wonjin?
Saera Im Udah kok |
Mahiro | Syukur deh, makanya hati-hati
» Saera hanya membacanya, lagipula kenapa Hida dari dulu terus mendekatinya. Memberi harapan sedikitpun Saera nol kepadanya, bukan gak suka atau kenapa, ia risih diikuti sama laki-laki yang seperti mereka. Memang sih buat perjuangannya udah bagus. Tapi kan, gak Saera banget gitu. Ia juga tidak berharap bakal dekat dengan bad boy yang tunduk padanya terus tiba-tiba terkenal dalam sekejap.
Junho juga, mau se gak waras apapun tampangnya, tetap saja bukan tipe Saera. Andaikan mereka mendekati Saera wajar-wajar saja, pasti perempuan itu juga tidak akan memberi batasannya.
Ah, sebenarnya gara-gara Hida membahas kunciran, ia jadi teringat dengan Wonjin, dia juga mengirimkan chat ke Saera.
Wonjin | Maaf soal kunciran tadi
| Habis lo tambah cantik kalo di kuncir
» Chat masuk yang seperti itu yang membuat ia melotot dan buru-buru menekan papan tombol untuk keluar dari room chat dengan Wonjin itu.
Apa-apaan ungkapannya :) gak baik buat dibaca sama gadis-gadis yang gak pernah dekat sama cowok selain sahabatnya kan?
Ia menggigit kukunya, entah kenapa ia jadi gugup habis baca satu kalimat saja. Gak mau sekalipun ia dekat-dekat dengan ponselnya. Kenapa ia rasa Wonjin dengan begitu mudahnya membawanya terbang ke atas sih. Padahal hubungan diantara mereka belum bisa dijelaskan sudah sedekat apa.
