25

571 71 49
                                    

Last chapter














🖇 Now playing, A Teen —Seventeen

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻 | 함 원진

» Saera, siswi berusia 17 tahun yang kembali bersekolah setelah libur pekannya, memulai paginya dengan tidak semangat karena baginya terlalu banyak hal yang ia lalui selama liburan ini. Bukan halnya, tapi kenyataan yang mengganggu pikirannya dan tidak bisa lepas.

Tentu, masih karena masalah yang sama. Benar-benar membuatnya berubah seperti Saera yang sebelum-sebelumnya, kaku dan gak berperasaan ibarat kata.

Setelah ia bicara di rumah Wonjin, ia kira Wonjin akan mudah memaafkannya, atau kiranya selang beberapa hari setelahnya Wonjin sudah mau menghubunginya. Tapi nyatanya apa, bahkan sampai sekarang Wonjin masih belum bisa menjadi Wonjin yang seperti waktu lalu kalau bersamanya.

Respon anak itu hanya mengangguk maklum setelah Saera menjelaskan kesalahpahaman di antara mereka. Masa Wonjin kembali menutup hatinya sih?!

Kata Hyungjun, kalo udah kaya gini harusnya lapor aja ke anak itu. Buat Saera mah, jangan deh, nanti urusannya tambah rumit. Lagian, selama keduanya gak saling diam-diaman Saera oke-oke aja.

Bohong.

Padahal pas hari terakhir liburannya, Saera yang kebetulan lagi keluar sama Dongpyo, Eunsang, saat berpapasan dengan Wonjin di supermarket saja anak itu hanya tersenyum tanpa arti. Jadinya Dongpyo, Eunsang juga bertanya-tanya ke perempuan itu.

Ah, Saera benci ini. Jadi gimana cara bujuk Wonjin?!

“Kamu kenapa? Kayanya appa udah jarang liat kamu kaya gini sejak beberapa minggu lalu,”  Tanya ayah Saera yang membuat ibunya, dan Mingyu yang lagi numpang makan dirumahnya ngeliat ke arah Saera.

Saera hanya menggeleng, Mingyu juga bungkam. Ia sudah diceritakan soal Wonjin dari Saera sendiri. Karena hubungan Saera sama Mingyu sudah tidak dipermasalahkan keduanya. Mingyu rasa ia harus move on juga kaya Mahiro sama Junho. Soalnya pesonanya Wonjin buat Saera tuh nomor satu.

Saera, apa kamu adalah aku? —phil.

Setelah makan, keduanya pamit dan diantar sampai Halte oleh ayah Saera naik mobil, keduanya memang berangkat sangat pagi untuk jaga gerbang, polisi siswa memang harus datang pagi sekali bukan?













» Jam sudah menunjukkan pukul 8, Wonjin mengutuk dirinya sendiri kalau pagi ini ia terlambat seperti yang lalu-lalu lagi.

Dengan terburu, Wonjin memakai almamater sekolahnya sambil berlarian di jalan besar, menyalip beberapa orang kantoran yang juga terburu-buru berjalan di pagi ini. Matanya memicing serius kedepan, melihat lalu lintas agar dipastikan tidak ramai hingga bisa saja membahayakan dirinya.

Langkahnya memelan begitu melihat anak sekolahnya yang juga sama terlambat dengannya sudah berbaris rapi memanjang ke belakang.

Tau gitu gausah buru-buru tadi. Tapi kok, kaya de javu? —Wonjin

Wonjin berbaris di barisan paling akhir, matanya menyiratkan keseriusan kalau ia sedang berpikir, nanti kalau misalnya Hidaka, Junho, Dongpyo, sama Eunsang tiba-tiba menyalip barisan dari belakang seperti waktu lalu, fix ini mimpi.

𝓢𝔀𝓮𝓮𝓽𝓮𝓼𝓽 𝓽𝓱𝓪𝓷 𝓢𝓸𝓾𝓻 | 함 원진Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang