✔️Part-15

373 42 1
                                    

"Lo ngapain di sini?" setelah jatuhnya kantong plastik berisi jambu tadi, Kirin turun dengan gerakan seolah dia sudah biasa naik turun pohon.

"Kamu nyolong, ya?" Bukannya menjawab, aku malah refleks nuduh dia gitu.

"Wah, sembarangan lo kalau ngomong. Ini pohon tumbuhnya di jalanan. Nggak ada yang punya. Bebas dong kalau gue mau ngambil!" sahut Kirin nyolot. Mukanya merah.

"Iya iya santai aja dong jawabnya nggak usah ngegas gitu." Aku menenangkannya.

"Lo sih datang-datang main tuduh aja."

"Iya iya maaf. Aku yang salah." ujarku.

"Yaudah, sini, lo!" Aku mendekatinya.

"Nih!" Kirin ngasihin sekantong jambu tadi ke tanganku.

"Hah?" Aku bingung.

"Karena lo lihat gue ambil nih jambu. Lo harus ikut gue makanin sampai habis." ujarnya.

"Tapi--"

"Nggak ada tapi-tapian. Bawa tuh terus ikutin gue. Kita ke pinggir sungai di ujung sana aja. Jangan lupa kasih tali sepeda mahal lo biar nggak ilang!" Dengan berkata begitu Kirin berjalan mendahuluiku ke arah rimbunan pohon yang melindungi aliran sungai yang ternyata ada di sana. Meskipun kecil dan agak dangkal, tapi airnya jernih. Aku pernah sekali ke situ.

Dengan langkah bingung aku mengikuti Kirin yang jalannya cepat banget.

Sesampainya di pinggir sungai kulihat Kirin sedang main air dengan sesekali membasuh kaki dan tangannya. Rambut Kirin beterbangan macam iklan shampo. Dan... dia kelihatan cantik banget.

Deg!

meet next bye [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang