✔️Part-23

355 35 1
                                    

"AYAH!!"
"IBU JAHAT!!"
"DIA MELUKAI TUBUHKU!"
"TUBUHKU SAKIT, AYAH!"
"DIA BILANG AKU TIDAK PANTAS HIDUP!"
"LINGGA YANG PANTAS HIDUP!"
"HEY, LINGGA!"
"JIKA KAU DENGAR AKU! TEMUI IBU! DI DALAM MIMPINYA!"
"BILANG PADANYA AKU TERLUKA!"

Mataku mulai memanas.

"AYAH!! LINGGA!!"
"BISAKAH AKU IKUT DENGAN KALIAN?!"
"SEMUA ORANG MENYAKITIKU!"
"SEMUA ORANG MENCACIKU!"
"KENAPA MENYUKAI SESEORANG HARUS SEHANCUR INI?!"

Hiks.
Aku menangis.
Aku benar-benar menangis.
Air mata yang aku rindukan.

Nada dering darurat berdering di ponselku.
Ah, kenapa harus muncul di saat seperti ini?

Dengan kasar aku mengapus air mataku.

Aku berlari tergesa menuruni tangga.

____________

Sesampainya di rumah sakit aku menemukan Mba Sita menangis sesunggukan di kursi tunggu.

"Mbak?" sesaat aku sudah ada di hadapannya sambil mengelus bahunya.

"Ibu, Non." ujarnya disela tangis.

"Iya, Mba. Ibu pasti baik-baik aja, kan, Mba?" ujarku mencoba tersenyum meski hatiku merasa perih tiba-tiba.

"Ibu... Ibu... Ibu meninggal, Non."

Aku terjatuh terduduk di lantai rumah sakit yang dingin. Tubuhku gemetar. Air mataku tumpah. Sakit ini. Ini adalah rasa sakit yang pernah kurasakan seperti waktu ayah dan Lingga pergi.

Kakiku melemah seperti jelly. Aku tidak dapat bangun. Aku tidak sanggup untuk berdiri.

Kenapa dengan duniaku?
Kenapa semua orang pergi meninggalkanku?
Ayah? Ibu? Lingga?
Apa aku semenjijikan itu hingga kalian memilih hilang dari bumi?

meet next bye [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang