"DASAR ANAK SIALAN!!! BRENGSEK!! KENAPA TIDAK KAMU SAJA YANG MATI!! LINGGA LEBIH PANTAS HIDUP DARI PADA KAMU!! MATI KAMU!! MATI!! DASAR BINATANG!!!"
Ibuku terus berteriak seperti itu berulang kali. Sambil memukulku dengan tongkat golf milik ayah. Perawat tidak berusaha menahannya. Ia justru diam menontonku. Aku yakin tubuhku sekarang sudah memiliki banyak luka lebam. Hidungku juga berdarah. Seluruh tubuhku sakit. Aku tidak bisa melawan. Karena dia Ibuku.
_____
Jika saja hari ini tidak sedang ulangan harian, mungkin aku akan memilih bolos. Dengan wajah babak belur dan kaki yang pincang aku berjalan tersayuk-sayuk menuju kelasku. Hujatan itu masih ada. Beserta tatapannya. Saat menaiki tangga, aku bertemu bunda. Entah ada urusan apa. Kusapa dia.
"Kamu anak yang menjijikan." ujar Bunda sembari berjalan cepat sambil mengusap kedua tangannya seperti gerakan orang yang merinding.
Aku hanya bisa tersenyum miris.
Aku tidak langsung menuju kelas.
Aku menuju rooftop. Di sini sepi. Sangat jarang ada yang ke sini. Aku datang ke sini bukan untuk bunuh diri. Tapi untuk mengoreksi apa yang salah dariku.Kesalahan apa yang sudah aku lakukan sampai orang-orang tidak lagi melihatku sebagai manusia.
"Aku suka sama kamu."
"CEWEK GILA!"
Apa karena itu?
Memangnya salah aku menyukai Kirin?
Kirin itu unik. Dia galak tapi sebenarnya baik. Aku suka jadi teman dia.
Teman. Bukan kekasih.
Astaga.
Apa orang-orang berpikir...Agh.. Sial!!
KAMU SEDANG MEMBACA
meet next bye [Completed]
Teen Fiction[Completed] Bumi memiliki hukum, ketika seseorang dipertemukan, maka perpisahan adalah ujungnya. Copyright©votavato2019 All Right Reserved