Happy Ending (bonus)

2.6K 185 16
                                    

Menjadi ibu dari 3 anak, membuat Jinyoung tidak henti berhilir-mudik untuk membangunkan anak-anaknya. Kedua anak perempuannya tidak begitu sulit di bangunkan karena mereka sudah menjadi kakak yang sudah mandiri. Sedangkan si bungsu yang usianya sudah lebih dari 3 tahun masih tertidur nyenyak di ranjang yang lebih seperti box agar ia tidak terjatuh saat tidur.

Setelah membangunkan anak-anaknya, Jinyoung menyiapkan sarapan untuk mereka di atas meja makan. Ia juga menyiapkan kursi khusus untuk putra bungsunya. Jinyoung tersenyum melihat Kei dan Jie berjalan menghampirinya dengan wajah khas mengantuk. Kedua putrinya sudah besar, saat ini mereka sudah duduk di bangku sekolah dasar dan tidak manja seperti dulu lagi. Mereka duduk dan menatap menu sarapan pagi ini dengan lapar.

"Kalian makanlah dulu, Mom ingin membangunkan Aiden"

"Ne" Jawab mereka serempak.

.

Jinyoung memasuki kamar anak bungsunya. Anak itu masih terlelap dengan mulut sedikit terbuka. Jinyoung mengusap pipi gembul sang anak. Rasanya masih sulit di percaya ia yang mengandung dan melahirkan baby tampan ini. Jinyoung masih ingat betapa hebohnya semua orang saat ia hendak melahirkan, bahkan ayah mertuanyapun sampai rela membatalkan pertemuannya dengan rekan penting karena ia mengkhawatirkan sang menantu. Wajar, mengingat Jinyoung adalah seorang laki-laki yang kehamilannya sangat rentan. Tapi Jinyoung bersyukur saat itu bayinya lahir dengan selamat walaupun Jinyoung sempat kritis pasca melahirkan.

Pergerakan tangan Jinyoung rupanya membangunkan sang anak. Anak itu membuka matanya dan mengerjab beberapa kali. Ia menatap ibunya cukup lama kemudian ia tersenyum lebar.

"Mommy~"

Ia duduk kemudian memeluk leher ibunya dengan manja. Hanya sebentar, ia melepaskan pelukannya dan mengecup pipi sang Mommy.

Aiden Tuan, putra bungsu keluarga Tuan yang sangat manis dan tampan. Aiden sama sekali tidak mewarisi wajah ayahnya yang bule, ia lebih mewarisi wajah ibunya, namun ia mewarisi sifat ayahnya yang kadang suka merajuk. Meskipun begitu, Jinyoung dan Mark tidak pernah membeda-bedakan Kei, Jie dan Aiden. Karena Aiden masih kecil, jadi Jinyoung lebih memperhatikan Aiden. Kei dan Jie memaklumi itu. Sejak adik mereka lahir, mereka berubah menjadi anak yang mandiri. Terutama Jie. Jie sangat menyayangi adiknya, tidak jarang ia membelikan makanan untuk adiknya sepulang sekolah.

"Mom, lapar"

"Kau lapar? Aigoo~ kaja kita sarapan"

Anak itu bergelayut manja saat Jinyoung membawanya memuju kamar mandi untuk mencuci muka terlebih dahulu, setelah itu mereka segera memuju meja makan. Jinyoung mendudukkan Aiden di kursi khusus untuknya, tidak lupa memakaikan celemek bayi agar baju Aiden tidak kotor saat makan. Aiden bisa menyuap makanannya sendiri tanpa bantuan sang ibu, walau makanannya sampai belepotan di wajahnya.

"Mom, kapan Daddy akan pulang?" Tanya Kei setelah menyelesaikan sarapannya.

"Iya Mom, aku rindu Daddy" Sambung Jie, si manis yang kini bukan si bungsu lagi.

"Daddy akan segera pulang" Jawab Jinyoung.

Sudah hampir satu bulan lamanya Mark berada di London untuk mengurus bisnis keluarga mereka disana, bukan hanya Mark, ada Bambam yang menemani perjalanan sang hyung disana. Mark sering melakukan video call untuk sekedar melepas rindu dengan anak dan istrinya. Tak jarang pula ia menelpon Jinyoung sampai berjam-jam saat tengah malam.

"Habiskan sarapan kalian, setelah itu mandi dan kita akan jalan-jalan"

"Jalan-jalan?!" Tanya Jie antusias.

"Iya. Kita akan belanja ke mall. Bukankah sudah lama kita tidak belanja bersama?"

"Iya Mom. Ayo Jie cepat habiskan sarapannya"

Because of You -Complete-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang