Six

56K 3.1K 30
                                    

Rio terdiam melihat isi kotak yang diberikan oleh istrinya. Rio menatap Vania kembali. Ia tak akan percaya jika istrinya yang begitu hemat membelikan dirinya parfum mewah ini.

"Ini dari siapa, Van?" tanya Rio pelan.

"Tuh hadiah dari tetangga sebelah" ketus Vania membuat Rio mengernyitkan dahinya. Rio tahu jika istrinya dalam mode cemburu.

"Kenapa nggak kamu tolak aja?" tanya Rio membuat Vania menatapnya tajam.

"Kalau aku nolak terus dia sakit hati gimana? Kan susah" sarkas Vania membela diri dan diangguki pelan oleh Rio.

"Yaudah, nanti biar aku yang ngembaliin" ucap Rio seraya menutup kotak itu.

---------------

Vania membersihkan rumahnya sebelum suaminya datang. Tadi dia hanya mengajar satu jam jadi dia banyak mempunyai waktu senggang bersama putera kecilnya.

Vania menatap bingung ke arah puteranya yang begitu sibuk dengan buku yang berada di tangannya.

Vania lihat Arka membolak-balikkan lembar demi lembar seperti orang yang benar-benar sedang serius membaca.

"Arka lagi baca apa?" tanya Vania seraya duduk di lantai di samping anaknya.

"Ku" jawab Arka singakt tanpa mengalihkan pandangannya.

"Emang Arka sudah bisa baca?" tanya Vania kembali dan hanya mendapat tatapan mata dari Arka.

"Lah terus gimana bacanya?" seru Vania kembali dan hanya didiamkan oleh anaknya.

Vania mengelus dada sabar. Kenapa anaknya begitu mirip dengan suaminya yang dulu super duper cuek? Padahal dia dulu ngidam nonton debat di tv.

"Hai, jagoan" sapa Rio yang baru pulang kerja. Arka langsung menatap papanya dan berdiri bergegas berdiri dan berlari memeluk papanya.

Kadang Vania berpikir, Arka itu anaknya Rio saja atau anaknya juga? Kenapa Arka seperti begitu dekat dengan suaminya bukan dirinya yang notabennya adalah ibu kandungnya.

"Pa, Ka ca ku. No bal" ucap Arka dengan nada polosnya mengatakan jika dia baca buku tapi bukunya tidak ada gambarnya membuat Rio mengernyitkan dahinya mencoba mengartikan apa yang dikatakan Arka.

"Emang buku apa?" tanya Rio menatap Arka yang berada digendongannya.

"Tu" jawab Arka menunjukkan buku yang dibacanya dengan jari telunjuknya. Rio mendekati buku yang ditunjuk Arka yang berada di lantai.

Rio terkekeh pelan seraya menggelengkan kepalanya. Bagaimana tidak? Arka membaca buku kuliahnya dulu. Entah ia dapat dari mana.

"Kenapa kamu manyun gitu?" tanya Rio menatap istrinya yang sedang mengerucutkan bibirnya.

"Kadang aku mikir, Arka itu anak Kakak saja atau anak aku juga?" ucap Vania kesal.

"Ya anak kita lah, kan kita buat berdua" jawab Rio spontan dan langsung dihadiahi pukulan dari Vania tepat di lengan kirinya.

"Sakit, Van" keluh Rio merasakan kerasnya pukulan istrinya.

"Ada Arka. Omongannya dijaga" peringat Vania dengan menatap tajam suaminya.

"Kan kamu tanya ya aku jawab jujur" jawab Rio enteng membela dirinya. Arka yang melihat perdebatan kedua orangtuanya hanya diam tak mengerti.

-------------------

Rio mengobrak-abrik lemari buku mencari data pasien yang ia bawa pulang tadi. Ia berencana membaca laporan itu untuk operasi keesokan harinya.

"Van, kamu lihat nggak laporan di map merah yang aku taruh di atas nakas?!" teriak Rio dari dalam kamar. Vania yang sibuk menyuapi Arka hanya memutar matanya jengah.

OUR LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang