" oh... sudah pulang, saya kira kamu nggak akan balik lagi kerumah ini " ujar angel dengan sarkasnya saat melihat alvin memasuki rumah mereka dengan membawa kucing di dalam gendongannya
" SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG JANGAN BUAT MALU SAYA DAN SUAMI SAYA ! " bentak angel membuat alvin seketika memejamkan matanya dan memundurkan langkahnya dan tangan yang tadinya sedang menggendong kucingnya itu kini bergetar sehingga kucing itu pun melompat dari gendongannya dan berlari dari tempat itu
" maaf ma... maaf... jangan pukul al.... " gumam alvin berkali-kali dengan pelan, tangan alvin semakin bergetar seiring berjalan waktu hingga telapak tangan itu yang tadinya kering kini menjadi basah karena keringat
" mudah sekali kamu ngomong maaf ya " ujar angel sambil tersenyum dan berjalan pelan menghampiri alvin sementar alvin terus mundur
" ma... " ujar alvin dengan lirih
" angel " panggil seseorang dari arah lain yang tak lain adalah suaminya
" iya sayang ? " tanya angel dengan raut bingung nya
" pergi, biar saya saja " ujar andi dengan datar, alvin yang mendengar hal itu sontak melihat kearah papanya yang berjalan menghampiri dirinya
suasana yang tadi nya mencekam kini menjadi lebih berkali-kali lipat mencekam bagi alvin, sungguh rasanya alvin ingin pergi dari rumah ini saja namun siapa yang menerima dirinya pikirnya
andi pun langsung mencekik leher alvin dengan kuat membuat alvin pun seketika memegang tangan papanya agar melepaskan cekikan itu pada lehernya
" pa-pa.... a-al nggak bi-sa na-nafas.... " ujar alvin terbata-bata hingga air mata pun keluar
" mati " ujar andi dengan penuh penekanan
" pa... " lirih alvin sambil memegang tangan papanya agar melepaskan cekikan itu
andi pun melepaskan cekikan itu dan menatap alvin tanpa wajah bersalahnya sementara alvin terbatuk-batuk dan menghirup oksigen banyak-banyak dengan wajah yang sudah kacau dengan keringat dan air mata
" akhh " lirih alvin saat papanya menarik rambutnya dengan kuat sambil berjalan membuat alvin mau tidak mau mengikuti langkah kaki papanya
sampainya di sebuah ruangan yang sudah biasa bagi alvin, andi melepaskan jambakan itu lalu mengambil alat kesayangannya yaitu alat cambuk lalu memukul alvin dengan kuat bahkan hingga alvin merintih kesakitan dan memohon ampun andi masih belum menghentikannya
beberapa menit kemudian, andi yang melihat alvin kini sudah tidak berdaya pun menghentikan cambukannya pada tubuh alvin lalu meninggalkan alvin sendirian di ruangan tersebut tanpa berniat menolongnya
setelah perginya andi dari ruangan itu, alvin pun berusaha bangun dari lantai dengan perlahan dan tak lupa baju yang tadinya putih bersih kini sudah basah dan terdapat noda merah
alvin pun berjalan pelan dan tertatih sambil meringis kesakitan menuju kamarnya di lantai atas namun saat akan menuju kamarnya yang melewati ruang tengah yang dimana berisi suara canda tawa arvin dan orang tuanya seperti keluarga harmonis membuat hatinya nyeri
alvin pun teruskan langkahnya hingga ia pun sampai di depan pintu kamarnya, membuka pintu itu lalu menutupnya kembali dan terduduk di lantai di depan pintunya dan tanpa hitungan detik keluarlah suara tangisnya yang di tahannya sedari tadi
alvin terus mengeluarkan tangisannya yang siapa pun jika mendengarnya pasti akan merasakan sakit yang alvin rasakan
" capek " gumam alvin setelah melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya dan setelah itu ia pun akhirnya tertidur setelah lelah menangis dengan keadaan terduduk di lantai depan pintu kamarnya

KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Ketos ( HIATUS )
Ficção AdolescenteMulai sekarang kamu menjadi milik aku nggak ada yang boleh memiliki mu selain aku ~Alvin Samuel Fernandes Aku hanya milik dirimu bukan milik yang lain ~Olivia Vallerie Smith