•••
Renata Irene Mustofa POV
"Subhanallah, anak Bunda cantik sekali!" Puji Bunda ketika aku sudah selesai di make over oleh make up artist yang sudah ku pesan jauh-jauh hari untuk acara wisudaku hari ini.
Aku tersipu malu mendengarnya. "Siapa dulu Aa-nya. Aa Ican gitu loh!" Sambar Aa Ihsan yang sudah rapi dengan kemeja batik yang seragam dengan rok-ku.
"Salah atuh Aa, yang bener tuh. Siapa dulu Bunda-nya!" Ucap Bunda yang tak mau kalah.
Hari ini adalah hari wisuda ku dimana aku telah menyelesaikan kewajiban menjadi mahasiswa selama tiga tahun lamanya ku tempuh di Universitas Terbuka. Tidaklah mudah menempuh perkuliahan selama tiga tahun di saat padatnya jadwal kerjaku di PBSI yang sangat amat penuh schedule-nya dengan jadwal turnamen para atlet nasional kita.
Senang rasanya Bunda dan Aa Ihsan bisa hadir dalam wisudaku hari ini. Tapi sangat disayangkan jika kenyataannya Ayah tidak bisa hadir karena tuntutan pekerjaannya sebagai pemilik kontraktor memantau pekerjaannya yang di telah di handle oleh mandor kepercayaan ayah.
Kini aku, Bunda, dan Aa sudah di mobil. Kali ini Aa lah yang menyetir sendiri mengantarkanku menuju rektorat. "Udah siap semua?" Tanya Aa Ihsan.
"Udah dong." Jawabku. Lalu Aa menginjak pedal gas mobil sedan putihnya setelah mengucap doa.
•••
"Penyerahan Penghargaan, kami panggil lulusan terbaik tingkat Univeristas Terbuka dan lulusan terbaik bedasarkan peringkat fakultas." Ucap pembawa acara.
Inilah momen yang ditunggu-tunggu oleh setiap mahasiswa dan para guru besar serta rektor. Akupun ikut deg-degan mendengar ucapan tersebut.
"Inilah Lulusan terbaik Universitas Terbuka, Renata Irene Mustofa, S.E Lulusan terbaik pertama Progam Sarjana Strata-1 dan lulusan terbaik fakultas ekonomi. Lahir di Tasikmalaya, 21 tahun yang lalu. Putri kedua dari pasangan Bapak A. Zainal Mustofa dan Ibu Agustina ini berhasil meraih predikat cumlaude dengan IPk sebesar 4!"
Akupun tersenyum lebar saat namaku disebutkan oleh pembawa acara, teman duduk sebelahku tak henti-hentinya mengucapkan selamat. Aku berdiri dan berjalan menuju panggung sembari diikuti oleh sorotan kamera bak selebritas.
Guru besar dan rektor memberiku penghargaan dan memakaikan selempang bertuliskan 'cumlaude.' Lalu akupun berjabat tangan dengan beliau, setelah berfoto bersama, aku baru bisa dipersilahkan turun dari panggung dan duduk di tempat semula.
•••
Prosesi wisuda telah selesai dengan lancar dan khidmat. Akupun langsung keluar dari gedung rektorat dan menemui keluargaku yang menunggu di luar. Iya, di setiap prosesi acara wisuda, yang hanya boleh masuk ke gedung rektorat hanyalah para mahasiswa yang melakukan prosesi wisuda. Pihak keluarga dan kerabat hanya diperkenankan menunggu di luar, di tempat yang telah disediakan oleh pihak universitas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faith • Jonatan Christie
Romansa[DISCONTINUED] "Akankah tasbih dan rosario bersatu atau akan tetap erat pada genggaman kita masing-masing?" Romance All Right Reserved 2018 Faith • crazyrichciumbrella