Seandainya dulu aku lebih memahami,
Mencerna rasa yang tersirat lewat tatapanmu,
Seandainya dulu aku peduli,
Kau sebenarnya tak butuh traktiran, yang kau butuhkan hanya balasan perasaan.Aku memang bodoh, benar-benar bodoh, aku hanya bisa menyakiti tanpa bisa mencintai.
Tak pernah bisa aku bayangkan jika aku berada di posisimu, mungkin aku sudah pergi dan pindah ke lain hati sedari dulu. Tapi kau tidak. Kau memilih terluka lebih dalam, dengan segala rasa yang kau pendam.
Aku memang jahat, dengan sadar aku ceritakan pujaan hati yang baru saja mencuri perhatian kepadanya, dia hanya tersenyum dan mendoakanku semoga dengan siapapun aku nantinya bahagia selalu menyertaiku, bukan menyertai kita.
Dan waktu yang dinanti pun tiba, kau pergi entah kemana, tanpa kabar kau menghilang, meninggalkanku yang tak pernah memperlihatkan kesan bahwa kau sangat berarti, meskipun sebenarnya kau lebih dari kata berarti.
Jadi, maukah kau mengulang dengan kisah yang berbeda? Maukah kau kembali mengenakan semua luka lama, lalu kita bersihkan semua luka bersama-sama? Maukah? Aku rasa tidak, kau nampak tak sebodoh yang aku harapkan, sungguh kau sama sekali tak sebodoh aku. Jadi, biarkan aku disini berteman dengan kebodohanku sendiri yang tak pernah tahu diri.
////
*maaf jika april tidak di upload pada bulan april, akan tetapi suasana dalam puisinya tetap april kok hehe :)
*kritik dan saran sangat saya perlukan. Jadi, mari berteman:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seiring Waktu Berlalu
RandomSeiring waktu berlalu merupakan karya tulis pertama saya di tahun 2019, entah apa jenis kategori tulisannya. Seiring waktu berlalu akan hadir di setiap bulan di tahun 2019, dibuat secara spontan setiap bulannya. Dengan tema setiap bulan yang seperti...