AGUSTUS

79 5 0
                                    

Kau satu satunya orang yang tak pernah pergi.
Kau satu-satunya yang rela terluka sengaja tak sengaja.
Kau bagiku satu, takkan pernah terganti meski aku terus berpindah dari satu hati ke hati yang lain

Sebenarnya aku malu untuk menyatakan ini padamu, ingin kupeluk dirimu, menumpahkan seluruh keluh kesahku tentang betapa kejamnya dunia yang tak kenal akan kata keadilan, ingin aku memintamu untuk tidak terlalu lelah, biar aku saja mengerjakan semua, sehingga ketika kau berkilah kasih sayangmu kepadaku lebih tinggi daripada kolesterolmu aku tak kelabakan mencari alasan lain.

Kau terlalu sempurna untuk aku sebut ibu, aku terlalu hina kau sebut anak, aku sangat malu. Ketika seluruh dunia seakan membenciku, kau hadir sebagai satu satunya yang menerima aku apa adanya, aku malu sekujur tubuhku berlumur gengsi untuk menyatakan aku  sangat menyayangimu.

Aku tak pernah menjadi pemenang, tapi katamu akulah juara dalam hal apapun, mungkin salah satunya termasuk dalam hal menyakitimu terus menerus.

Aku tak pernah memberimu sesuatu yang sangat berarti untuk hidupmu, tapi katamu sudah banyak kebahagiaan yang kau dapatkan sejak awal kehadiraanku, mungkin salah satu yang kau dapatkan adalah kenyataan untuk merelakan keinginanmu terkubur dalam-dalam dan menciptakan cita-cita baru dalam tubuhku yang belum tentu lebih baik dari harapanmu.

Sepanjang apapun tulisan yang aku tulis tentangmu, takkan pernah bisa aku tuangkan seluruhnya, dan takkan pernah bisa menggambarkan betapa untukku kau segalanya, sebab yang kau beri hampir segalanya, jika tanpamu, mana bisa aku berjalan seutuhnya.

////

Tak terasa usia saya terus bertambah, dan ibu pun semakin menua. Selamat ulang tahun ibu, saya tahu seberapa besar yang saya beri takkan mampu membayar semua yang ibu beri, untuk itu ijinkan saya untuk membalas jasamu meskipun saya tahu takkan pernah terbalaskan sepenuhnya.

Seiring Waktu BerlaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang