Tak pernah ada yang tidak sakit ketika ditinggalkan. Apalagi ditinggalkan tanpa penjelasan yang menenangkan.
Entah dalam bentuk apapun ditinggalkan rasanya tidak selalu enak, apalagi menyenangkan.
Tunggu dulu, menyenangkan? Mungkin benar menyenangkan apabila kita ditinggalkan oleh beban ataupun masalah, tentu kepergiannya pun takkan kita halang-halangi sama sekali, atau bahkan momen kehadirannya sangat kita nantikan tanpa adanya rasa penolakan yang mengganjal.
Sekarang aku jadi berpikiran, apakah aku adalah beban atau masalah untukmu sehingga aku teramat layak untuk ditinggalkan tanpa penjelasan apapun. Atau bahkan mungkin kau sendiri yang merasa menjadi beban dan sumber masalah untukku, sehingga kau rela bersakit-sakit meninggalkan aku tanpa penjelasan yang mungkin penjelasan itu tidak akan aku terima sepenuhnya. Dan pada akhirnya, kau tetap memilih pergi tanpa sepatah kata pun, mungkin itu cara terbaik menurutmu agar aku cepat-cepat membencimu dan mencari pengganti yang lebih segalanya darimu.
Yang ditinggalkan sudah sepantasnya dikuatkan dan diberi semangat untuk melanjutkan hidup. Namun, tanpa pernah kita mau ketahui yang meninggalkan pun membutuhkan itu juga.
Tanpa pernah mau kita ketahui, mungkin sebenarnya pihak yang meninggalkan itu lebih jauh merasakan kecewa dan sakit, bahkan sebelum meninggalkan. Kecewa akan dirinya sendiri yang masih belum bisa membahagiakan orang disekitarnya, sementara waktu terus berjalan dan tidak pernah mau berhenti sejenak untuk sekedar memahami. Kecewa ketika meninggalkan menjadi satu-satunya pilihan yang mampu ia raih. Kecewa sewaktu meninggalkan tak ada satupun kata yang bisa terucap, karena memang benar-benar tidak siap dan tidak pernah siap untuk mengucapkannya.
Sesaat setelah meninggalkan pun dirinya harus kuat menerima cemoohan orang lain karena tindakan bodoh yang sebenarnya tak pernah ia pikirkan untuk dilakukan sebelumnya. Belum lagi ditambah rasa bersalah yang selalu menghantui sewaktu melihat dia yang ditinggalkan tersedu karena belum bisa menerima kenyataan.
Dari sini aku berpikir, siapa yang sebenarnya jahat? Dia yang tidak pernah mau mengerti tentang keadaan pasangannya, atau dia yang terlalu bodoh karena tidak bisa memperjuangkan apa yang diinginkan pasangannya?
Tunggu dulu, coba telaah lagi. Bukankah pada hakikatnya setiap pasangan itu harus saling melangkapi, bukan?
////
...
Tulisan ini terinspirasi dari buku "The truth about someone who left, oleh Andira Wuu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seiring Waktu Berlalu
RandomSeiring waktu berlalu merupakan karya tulis pertama saya di tahun 2019, entah apa jenis kategori tulisannya. Seiring waktu berlalu akan hadir di setiap bulan di tahun 2019, dibuat secara spontan setiap bulannya. Dengan tema setiap bulan yang seperti...