SANIA terbangun di sebuah kamar yang megah dengan banyak karangan bunga-bunga yang cantik. Gadis itu keheranan, ia berdiri dari duduknya di ranjang yang ia tiduri malam tadi. Pakaiannya tetap sama, lengkap tanpa kurang satu apa pun.
Sania berjalan mendekati pintu kamar itu. Krieett.... Pintu terbuka, awalnya gadis itu menengok dulu ke luar. Setelah dirasa aman, barulah ia berani keluar. Gadis berwajah bak bidadari dengan penampilan nyaris seperti boneka hidup itu, sedang penasaran tentang keberadaannya di tempat itu.
"Kenapa aku bisa berada di sini? Apa yang terjadi?" gumamnya sembari terus berjalan dan matanya tidak lepas mengawasi setiap ruangan rumah itu.
"Hay, Nona manis, mau ke mana?" Sebuah suara tiba-tiba saja mengejutkannya dari belakang. Gadis itu segera menoleh ke kanan kiri. Tetapi yang bersuara tidak menampakkan dirinya sama sekali.
Aneh ada suara tapi tak ada orang, apa ia juga bisa mengerahkan suara dari jarak jauh sama sepertiku juga? "Siapa kamu? Kenapa tidak memunculkan dirimu, lalu kenapa juga aku bisa berada di sini?!" Sania berteriak.
"Ais... cantik, satu per satu dong jawabnya. Nanti abang jawab di episode berikutnya," kata suara itu.
"Kaukira ini novel berseri, ayo cepat keluar sekarang!" bentak Sania.
"Sabar sayang, belum waktunya untuk dirimu melihat calon suamimu yang gagah dan tampan ini. Sekarang nikmati saja tempat ini. Anggap ini latihan menjadi nyonya besarku," ujar suara itu yang terdengar renyah dan nyaman untuk didengar.
"Tampan apamu, hah! Percuma kalau tampan tapi gila." Sania menggerutu sendirian.
Tidak ada sahutan sama sekali. Sunyi dan tenang, sepertinya lelaki itu sudah pergi. Sania kemudian keluar dari rumah itu untuk menghirup udara segar sekaligus ingin pergi dari situ. Tapi matanya mendadak melotot dengan mulut terbelalak karena pemandangan di luar sangatlah luas. Gadis itu segera berlari ke depan dan berputar beberapa kali untuk mencari jalan keluar.
Hamparan pasir terpampang di depan matanya. Lautan luas samudra bergelombang dan kosong tiada kapal apalagi tepian. Ya sekarang gadis itu berada di sebuah pulau kecil dan sangat terpencil.
"Astaga!! Di mana lagi ini?" Gadis itu mengeluh. "Semoga saja bukan Pulau Kanibal," harapnya.
Sania Young yang biasa kita kenal dengan nama Sania Lupita ini, sungguh pun masih merasa trauma jika mengingat ia pernah terdampar di Pulau Kanibal, walaupun seharusnya warga Kanibal-lah yang harusnya merasa trauma dengannya, karena Sania-lah yang sudah membantai mereka hingga hampir habis seluruh penduduknya. (Ingin mengetahui kisahnya silakan baca ceritanya: AKU DI ANTARA KANIBAL)
"Bagaimana, apakah kau suka dengan pemandangannya, Nona cantik?" Sebuah suara terdengar di telinganya.
Sania segera memusatkan panca inderanya. Ia sengaja menyimak dan mengajak lelaki itu bicara padanya biar ia tahu letak suara itu berasal dari mana. "Siapa kamu sebenarnya?" tanya Sania dengan suara perlahan. Ia tahu biar pun ia membatin sekali pun, bila ia mengerahkan tenaga dalamnya lelaki itu pasti bisa berkomunikasi dengannya.
"Udah aku bilang kenalannya nanti aja ya. Pokoknya kamu nikmati saja fasilitas dari suamimu ini," kata Pria itu dengan nada sopan.
"Awas! Kalau kudapati kamu ada di sekitar sini, kuhajar pulang-pergi nanti!" ancam Sania dengan nada jengkel.
"Hahaha.... Sabar cantik, jangan gampang marah, gak baik untuk bayi kita, hahaha...," canda pemuda itu.
"Bayi tujulmu. Awas kalau kau sempat membuat aku hamil kubuat bubur kamu nanti!" ancam gadis itu. Kemudian ia diam dan mulai perpikir lagi. Jangan-jangan dia ... kurang ajar! Sania mulai gundah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICULIK PEMUDA TAMPAN (serial SANIA)
RomanceTERBANGUN DI SUATU PULAU DAN DIPERLAKUKAN SEPERTI SEORANG PUTRI, APA YANG KAU BAYANGKAN? INI TERJADI PADA GADIS BERUSIA 24 TAHUN INI. SANIA TERJEBAK DI PULAU BERSAMA SEORANG PEMUDA TAMPAN, SEORANG PSIKOPAT YANG BERAMBISI MEMILIKINYA. SIAPA PEMUDA IT...