Rama termangu saat melihat Damian datang dengan menggunakan mobil keluaran terbaru berwarna merah hati. Polisi berpangkat BINTARA tinggi itu sedang tidak fokus melihat sang tamu tapi malah asyik memandangi mobil keren itu.
"Keren sekali mobil kau Dam, dapat dari mana kau mencurinya?" tanya Rama sembari mengelus badan mobil.
"Mencuri kupingmu! Ini kubeli dengan hasil keringatku sendiri," jawab Damian dengan wajah tidak senang.
"Hebat ternyata keringat bisa membeli mobil, berapa ember emang keringatmu?" tanya Rama dengan wajah bodohnya.
Tak! Kepala Rama dijitak Damian dengan menggunakan kunci mobilnya. Rama tidak mengaduh ia hanya mengusap kepalanya yang sakit.
"Bodohmu sama saja sejak dulu," hina Damian. "Kau bilang Sania itu tunanganmu, dasar pendusta," kecamnya.
"Kalau tidak begitu kamu mana mau datang, lagipula sampai kapan aku harus menjaganya, sampai tua?!" Rama balas mengecam.
"Kan, janjinya delapan tahun, tapi kamu udah begini, mana aku bisa tahan kalau begitu," jawab Damian dengan nada kesal.
"Huh! Sania hilang, sekarang kamu mau apa ke sini?" jawab Rama.
"Sania ada sama aku," jawab Damian.
Rama langsung menatap Damian dengan pandangan menyelidik, "Kenapa Sania bisa berada bersamamu?" tanyanya.
Damian menyandarkan tubuhnya pada mobil dan menatap Rama dengan senyum penuh misteri. "Aku menculiknya," jawabnya.
"HA...!" Rama berteriak kaget mendengar pernyataan Damian.
"Besok kami akan menikah, jadi tolong tidak perlu datang, cukup tahu saja," ucap Damian.
"Heh! Enak aja, guru kau buat mainan, diculik terus dinikahi." Aina datang sembari membentak Damian.
"Siapa dia Ram?" tanya Damian seraya memandang Aina.
"Dia Aina, murid Sania," jawab Rama.
"Oh, yang sok imut itu," gumam Damian.
Mendengar hinaan orang, maka Aina menjadi kesal. "Heh! Mana Guruku cepat kasih tahu?!" Aina maju untuk menantang Damian.
"Sania ada sama aku, tenang aja," jawab Damian.
"Aku mau lihat dia, aku mau pastikan dia itu lagi gak kena guna-guna atau dalam pengaruh obat sehingga mau menikah," Aina menuntut.
"Dia sendiri mau kok," jawab Damian santai.
"Gak mungkin! Sania itu sedang berduka atas kematian Bian. Dia gak akan mungkin langsung mengambil keputusan sebesar itu," ucap Aina terus terang.
Damian kemudian memandang Rama yang berbalik dan ingin lari. "Rama sepertinya kita perlu bicara," ujarnya sembari menarik kerah baju belakang Rama.
Aina menautkan kedua alisnya pertanda tidak paham dengan kelakuan kedua pemuda itu.
"Aku pinjam tunanganmu dulu, tapi aku tidak jamin kalau kaki sebelahnya masih ada," ucap Damian pada Aina yang sedang mendehem kesal.
Rama ditarik ke sebelah kost dan di-introgasi di sana. Rama yang awalnya belum pernah menceritakan tentang Sania yang hilang di perjalanan menuju ke London hingga tersesat ke pulau Kanibal dan bertemu dengan Bian, serta nyaris tewas juga dan berjanji akan menikah dengan Bian. Menjadi serba salah karenanya apalagi Damian menatap tajam matanya hingga tidak berkedip pemuda itu memandang bengis padanya.
"Bian itu siapa Ram?!" tanya Damian.
"Dia itu..." Rama diam sejenak sembari menelan ludahnya. "Dia teman Sania," tambahmya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DICULIK PEMUDA TAMPAN (serial SANIA)
RomantizmTERBANGUN DI SUATU PULAU DAN DIPERLAKUKAN SEPERTI SEORANG PUTRI, APA YANG KAU BAYANGKAN? INI TERJADI PADA GADIS BERUSIA 24 TAHUN INI. SANIA TERJEBAK DI PULAU BERSAMA SEORANG PEMUDA TAMPAN, SEORANG PSIKOPAT YANG BERAMBISI MEMILIKINYA. SIAPA PEMUDA IT...