Diculik pemuda tampan
Tugas menanti di meja kerja Sania, hampir seluruh penuntut menginginkan gadis itu untuk menangani kasus mereka, namun yang mereka andalkan ternyata sudah menghilang selama 7 hari yang lalu. Hasen Lee atau yang sering dipanggil Sean oleh Sania. Saat ini sedang kebingungan menghubungi gadis itu. Sudah beberapa hari ia tidak tidur sambil memandang wajah adiknya, rasa rindu dan cemas campur aduk di hatinya. Walaupun Sania hanyalah adik seperguruan, tapi rasa sayangnya sudah seperti kakak kandung yang menyayangi adiknya sendiri.
Pemuda bermata empat mantan aktor Cina itu sedang berbincang dengan Rama Pintara calon dari suami Aina murid dari Sania sendiri.
"Aku bingung ke mana majikanku itu pergi, sudah 7 hari dia tidak pulang ke rumah. Aku tidak bisa tidur kalau tidak melihat dia di sampingku," ucap Sean sembari meminum segelas kopi hitam di emperan Kost-nya Aina.
"Hem," jawab Rama.
"Kalau dipikir-pikir sebelumnya dia menghilang, ternyata berada di pulau Kanibal. Aku takut Sania celaka karena gadis itu baru saja kehilangan Bian. Dia itu masih labil," kata Sean lagi.
Ingin tahu tentang Bian Baca serial Sania (BIAN dan AKU DI ANTARA KANIBAL).
"Bian baru saja meninggal, tentu Sania merasa sedih, ditambah lagi Bian tewas karena ia tidak berhasil melindunginya." Rama mengenang pristiwa di mana Sania juga hampir tewas dalam melawan utusan Bintara yang ternyata memiliki kesaktian iblis.
"Tolong bantu aku untuk mencari dia Rama, banyak kasus menumpuk yang harus ditanganinya. Lagipula Sania itu sekarang sering menangis sendiri aku takut ia malah prustrasi." Sean menghela napasnya. Ia sedikit memandang jalanan itu dengan tatapan semu.
Rama termenung, ia tidak tahu di mana adik angkatnya itu berada. Apa mungkin harus kuberitahu Damian soal ini? Sania menghilang, tidak-tidak! Damian pasti marah hebat denganku. Batin Rama.
Di tempat yang jauh Damian-lah penyebab hilangnya Sania. Alasannya menculik Sania adalah Rama. Tiga hari sebelum ia menculik Sania. Rama menghubunginya dan mengatakan akan menikah dengan Sania. Karena marah Rama tidak menepati janjinya, maka Damian berinisiatif menculik Sania. Padahal Rama hanya bergurau.
****
SANIA tertidur pulas di sampingnya. Pemuda itu terus memandanginya dengan senyum. Sesekali ia mengelus rambut hitam Sania.
Sania diam saja selagi Damian tidak melecehkannya, kalau lelaki itu berani berbuat sesuatu yang kurang berkenan padanya, maka jangan salahkan bahwa gadis itu juga tidak sungkan-sungkan untuk meremukkan tubuhnya.
"Aku mau tidur, selama aku tidur jangan berani menjamahku, bila itu terjadi aku tidak segan-segan lagi membantaimu!" ancam Sania sesaat sebelum tidur.
Damian tertawa pelan bila ingat betapa imutnya gadis itu bila sedang marah. Hanya dia yang berpikiran begitu.
"Tuan, saya sudah menghubungi penghulu, mulai besok kami akan mempersiapkan acara pernikahan kalian," kata pelayan lelaki berbaju hitam yang sering Sania lihat di depan pintu dapur.
"Tinggal dua hari lagi saya akan menikah, tolong jangan ada kesalahan," pinta Damian.
"Baik, Tuan," ucap pelayan itu sebelum pergi.
Damian kembali memandangi Sania dan mengusap rambutnya. "Sayang kita akan menikah, tapi waktuku tidak lama karena aku harus kembali lagi untuk bertugas," Damian menghela napas.
Ia bahkan tidak tahu apakah ia akan terus hidup di perbatasan perang. Bila mengingat banyaknya bawahannya yang tewas tidak menutup kemungkinan ia juga akan mengalami hal yang sama pula. Tapi bila memikirkan Sania, rasa sesak takut berpisah pasti ada.
"Damian," Sania membuka matanya saat Damian salah mengusap. Damian bukan mengusap rambutnya lagi, tapi malah mengorek hidung Sania.
"Apa sayang?" tanya Damian belum sadar akan perbuatannya.
"Goblok! Hidungku ini bukan tanah. Kenapa kau gali!" Sania bangkit dari tidurnya dan menjitak kepala Damian sembari memegangi hidungnya.
"Eh, maaf aku salah raba," ucap Damian serba salah.
"Setres," umpat Sania sembari duduk dengan tenang.
"Iya maaf sayang," ucap Damian lagi sembari mengelus bahu Sania.
"Hah," Sania menghembuskan napasnya. "Kau tadi ngomong apa pas aku tidur, suaramu berisik?" tanya Sania sembari memangku bantal di pangkuannya dan menatap Damian dengan inten.
Damian yang ditatap malah menunduk malu. "Besok kita akan bersiap menikah, pernikahan kita sudah kudaftarkan di catatan sipil. Jadi kita tinggal menikah saja."
"Terencana sekali ya penculikanmu, betul-betul hebat," sindir Sania. "Ceritakan padaku bagaimana caramu menculikku dan kenapa kamu malah memilih menculik ketimbang datang langsung dan memperkenalkan diri. Ceritakan dengan benar, awas berdusta! Aku akan membaca pikiranmu nanti." Tuntut Sania.
"Kamu kenal Rama, kan, dia itu yang bikin aku punya inisiatif ngerebut kamu dari dia," ucap Damian.
"Maksudmu apa sih? Ngerebut aku dari Rama?" tanya Sania.
"Rama bilang dia mau nikah, dan itu kamu calonnya," jawab Damian polos.
Plak! Sania menepuk jidatnya sendiri sembari tertawa. "Hahaha... mau aja kamu dibohongi Rama, dia itu nikahnya sama Aina bukan aku,"
"Ha... apa?! Jadi aku dibohongi?!" kata Damian tidak percaya akan pendengarannya tadi.
Sania hanya tertawa melihat reaksi Damian yang sepertinya sedang linglung.
"Sudahlah Damian, besok kita menikah, janjikan bakal pulangin aku ke tempat asalku?" tanya Sania dengan harapan Damian mengabulkan permintaannya.
"Aku janji Sania," janjinya.
"Hem," jawab Sania.
"Setelah nikah aku bakal bertugas lagi San, jadi selama aku tidak ada tolong jangan selingkuh dan tolong tunggu aku," pinta Damian pada calon istrinya.
Sania mengangguk. "Dam, aku baru mengenalmu, tolong jangan macam-macam sesudah menikah," Sania memohon tapi nadanya mengancam.
"Astaga jadi puasa nih? Ya sudahlah aku pasrah asal kamu tidak lari," Damian tersenyum geli melihat Sania mendelikkan matanya. "Tenang ah, gak akan aku menjamahmu, kalau perlu selamanya, kecuali kamu ngasih kode itu lain cerita."
"Ngarep," jawab Sania dengan sinis.
Vote & baca terus dong, beri kritikmu
KAMU SEDANG MEMBACA
DICULIK PEMUDA TAMPAN (serial SANIA)
RomanceTERBANGUN DI SUATU PULAU DAN DIPERLAKUKAN SEPERTI SEORANG PUTRI, APA YANG KAU BAYANGKAN? INI TERJADI PADA GADIS BERUSIA 24 TAHUN INI. SANIA TERJEBAK DI PULAU BERSAMA SEORANG PEMUDA TAMPAN, SEORANG PSIKOPAT YANG BERAMBISI MEMILIKINYA. SIAPA PEMUDA IT...