Damian

319 20 0
                                    

    PEMUDA  tampan itu sedang duduk di teras rumah Rama, ia sengaja mengintai Sania dari rumahnya, karena kost tempat gadis itu tinggal hanya berjarak 10 meter saja dari rumah Rama.

"Kamu mau sampai kapan mengintainya, coba samperin aja," singgung Rama ketika ia sedang duduk dan sembari menikmati roti kesukaannya.

"Kamu gak puasa?!" teriak Damian.

"Lagi Haid aku nah, jadi kada puasa(sedang PMS jadi tidak puasa)," jawab Rama enteng sembari minum.

"Gila, mana ada alasan begitu," Damian menggerutu.

"Di Samarinda ini ceweknya cantik-cantik, kamu cari yang lain saja, biar Sania buat aku," ucap Rama santai.

"Kubunuh kamu kalau berani mendekati calon istriku!" ancam Damian dengan wajah yang tak kalah kejammya dari perkataannya.

"Kalau kamu malu-malu begitu, mana ada dia tahu yang ada dia sama yang lain. Bilang sana kamu suka dia," saran Rama.

"Ram, kamu janji, kan gak akan menikung aku," ucap Damian lirih.

"Aku gak janji, kalau lihat dia rasanya kayak ada-adanya gitu ...  ah, manisnya," goda Rama.

"Aku bakal mutilasi kamu Ram, sungguh, aku gak main-main," ancamnya dengan suara lemah.

"Dasar setres! Kamu itu psiko, dikit-dikit main brutal!" kecam Rama yang tidak suka omongan sahabat barunya itu.

"Demi dia, aku rela menghabisi siapa pun, Ram," jawab Damian dengan sungguh-sungguh.

"Terserah kaulah, aku mau ke tempat Sania dulu, mau ikut?" tawar Rama.

"Aku malu," Wajah Damian bersemu merah.

"Ais, sudahlah...," Rama pasrah dengan sikapnya. Katanya mau bunuh orang tapi sama gebetan aja malunya setengah mati. Batin Rama.

Damian terus mengawasi Rama yang sedang bersenda gurau duduk di teras Kost gadis itu, mereka terlihat akrab sekali. Damian sempat iri dan ingin menghajar Rama, tapi kalau dipikir lagi Rama masih berguna untuknya, ia tidak mau kehilangan orang yang berguna buatnya kelak.

"Sania seandainya ada panggeran datang tiba-tiba melamarmu, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Rama sembari diam-diam menelpon Damian.

Damian mendengar percakapan mereka dari telepon itu, ia sempat deg-degkan menanti jawaban Sania.

"Kamu tahu gak? Aku sukanya sama cowok yang tidak hanya ganteng, baik, tapi juga harus kuat dan sempurna, aku ingin dia memperlakukan aku seperti puteri, disayang, dimanja, dilindungi dan paling penting setia," kata Sania sembari menerawang impiannya.

"Lengkap juga, kalau aku masuk tidak kriteria kamu San, berhubung aku juga naksir kamu," ungkap Rama tanpa malu-malu.

"Sialan Rama! Katanya tidak akan menikung!" desis Damian marah.

"Kamu suka aku?" tanya Sania sembari menautkan kedua alisnya. "Maaf aku pacaran bukan buat main-main, pacaranku cukup sekali tapi langsung menikah. Untuk saat ini aku gak niat mikirin itu dulu,' jawab Sania dengan bijak.

Rama tersenyum maklum dan membatin. Damian goblok itu ternyata beruntung juga dapat calon istri yang baik seperti ini.

Sedangkan Damian di sana sedang kegirangan karena Sania akan terus sendiri hingga menikah nanti. Itu artinya ia punya kesempatan untuk menjadi sukses kemudian datang melamar gadis itu.

"Bukan hanya aku aja sih, kedua muridku juga mengikuti langkahku, bukannya kami tidak senang lelaki, tapi sebagai geng yang terkenal baik, kita tidak mau ribet pacaran. Ganggu belajar dan gak mau diatur sama pacar. Bebaslah, lepas dari zinah juga, kan?" tambah Sania lagi.

DICULIK PEMUDA TAMPAN (serial SANIA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang