Chap 8

1.1K 150 15
                                    


"Buatlah Jungkook jatuh cinta padamu." Kata kata yang di ucapkan Jihyo 2 jam lalu masih terngiang jelas di kepalaku. Aku memejamkan mataku mengingat pembicaraan antara aku, Jihyo dan Sana 2 jam lalu.

"Membuat Jungkook jatuh cinta padaku?" Kataku tak percaya. Jihyo mengangguk.

"Tapi untuk apa? Aku tak berniat makin terlibat jauh dengannya. Lagipula kalian kan tahu aku sudah punya pacar," Tanyaku bingung.

"Tentu saja bukan itu tujuannya Yeon," timpal Sana. Aku makin tidak mengerti, kalau bukan itu lalu apa tujuannya?

"Astaga, tadi yang lemot Sana sekarang dirimu. Kenapa sih sahabatku tidak ada yang benar semua?" Geram Jihyo menatapku sebal.

"Ih tapi aku benar tak paham maksud kalian!" Kataku jengah. Jihyo menghela nafas untuk kesekian kalinya dan melihatku serius.

"Nayeon dengarkan aku, kau membuat Jungkook jatuh cinta tidak berarti harus terlibat dan menjalin hubungan dengan pria itu kan? Aku ingin di sini kau melakukan aksi balas dendam atas tindakannya padamu di masa lalu." Sana mengangguk semangat.

"Iya, setelah membuat dia jatuh cinta padamu, hancurkan dia. Agar dia merasakan sakitnya mencintai seseorang," Ucap Sana senang.

"Benar, biarkan dia mencintaimu dengan rasa hancur yang dulu kau rasakan. Masa kau tidak ingin membalasnya?" Aku terdiam. Dalam lubuk hatiku juga pernah ada keinginan untuk membalas perlakuan pria itu atas semua yang pernah ia lakukan terhadapku. Tapi apakah ini tidak terlalu jahat? Aku sudah merasakan berada di posisi itu soalnya.

"Tapi apakah ini tidak jahat? Dia pasti akan jadi sepertiku yang bahkan tak memiliki semangat hidup dulu." Ucapku mencoba mempertimbangkan. Jihyo dan Sana menggeleng tegas.

"Tidak! Ini sepadan dengan apa yang pernah dia lakukan padamu.
Sekarang ini giliranmu lah yang menjadi seorang penghancur rasa cinta tulus itu!"

Kepalaku makin pening mengulang kembali percakapan gila di cafe tadi. Membuat Jungkook jatuh cinta setelah itu menghancurkannya? Entahlah, itu sangat jahat bagiku.

Aku mengayunkan pelan rantai ayunan di kedua sisiku. Saat ini aku berada di taman kompleks, sendirian sebab hari mulai menjelang malam.

Kepalaku terus memikirkan satu nama yang dari tadi mengangguku. Jeon Jungkook.
Memori ingatanku berputar di saat kami berjumpa untuk pertama kalinya.

"Aw!" Ringisku saat terjatuh sebab lariku yang melenceng. Aku di hukum berlari 10x putaran di lapangan Sekolah karena aku terlambat pagi ini.

Sinar matahari makin membuat kepalaku pening belum lagi lututku yang memar dan membiru. Aku mencoba bangkit namun terlalu lemah untuk bangun. Sampai sebuah tangan menjulur kearahku.

"Pegang tanganku," perintah sebuah suara yang terasa asing bagiku. Aku mendongakkan kepalaku dan mataku langsung bertubrukan dengan mata coklat dalam milik Jeon Jungkook, pangeran sekolah dengan segala pesonanya itu.

Aku memang beberapa kali melihatnya namun selalu saja hanya sekilas dan ini pertama kalinya aku melihat wajahnya sejelas ini.

"Ayo, kemarikan tanganmu biar kubantu." Katanya di sertai senyuman yang membuat hatiku berdegup kencang.

Dan mulai saat itulah aku memiliki perasaan khusus terhadapnya. Memang sangat sederhana menyukainya hanya karna ia pernah membantuku pagi itu namun tetap saja senyuman nya itu membuatku terpikat olehnya.

Dan bodohnya aku mengira senyum itu hanya untukku tapi ternyata ia tersenyum seperti itu pada semua orang terutama seorang gadis bernama Tzuyu, Jungkook akan terlihat sangat bahagia jika bersama dengan gadis itu.

Aku memang bodoh, sudah tahu bahwa ia sudah di miliki orang lain tapi malah aku tetap bertekad mendapatkan Jungkook.

Alhasil, hanya makian dan cercaaan yang kudapatkan dari bibir manis miliknya. Jungkook juga mempermalukanku di depan umum dengan mengataiku jalang, murahan, tidak tahu malu dan penggoda. Tapi tetap saja aku mengejarnya tak peduli apa yang ia pikirkan.

Tapi di hari itu aku menyerah ketika melihatnya mencium Tzuyu tepat di hadapanku. Hatiku luar biasa retak dan perasaanku di landa kecewa yang berat. Aku menangis ketika melihatnya dengan perempuan lain berciuman di hadapanku. Kau bisa bayangkan itu kan?

Aku menghela nafas. Setelah semua usaha yang kulakukan untuk melupakannya kenapa ia malah muncul lagi dalam hidupku?

"Tidak baik di sini sendirian, aku akan menemanimu," seru seseorang. Aku menengok kesampingku dan menemukan sosok Taehyung yang tersenyum memandangku.

"Taehyung! Kenapa kau di sini?" Tanyaku menyapanya. Ia terkekeh lalu duduk di ayunan yang berada di sisi kananku.

"Aku barusan kembali dari suatu tempat dan menemukanmu di sini sendiri." Katanya sembari menatap rerumputan taman yang hijau.

"Iya, aku kemarin ingin kesini tapi malah lupa." Kataku tertawa kecil. Taehyung memutar kepalanya dan menatapku.

"Tapi kau bisa kesini besok, ini bahkan hampir jam 6 sore. Kau ada masalah?" Tanya Taehyung khawatir. Aku menghela nafas.

"Tidak, hanya saja aku sedang bingung akan suatu hal."

"Apa itu?" Tanyanya tertarik.

"Jika orang yang kau cintai dulu kembali dalam hidupmu apa itu takdir?" Ujarku pelan. Taehyung diam sejenak dan tersenyum lembut.

"Bisa jadi mereka di takdirkan bertemu dan bersatu. Apa mantanmu kembali menganggumu?" Candanya. Aku menggeleng.

"Bukan mantanku dan bukan tentangku. Itu tentang temanku, ia sedang bingung dengan takdir yang mempermainkannya." Elakku. Taehyung berbinar, ia tampak tertarik.

"Dia di pertemukan lagi dengan seseorang yang begitu di cintainya di masa lalu?" Seru Taehyung menebak, Aku mengangguk.

"Yah, mungkin saja ada cerita mereka yang belum selesai dan tengah di mainkan oleh Tuhan sekarang," Taehyung tersenyum memandangku lagi. Melihatnya seperti itu membuatku ikut tersenyum.

"Kau tahu? Kau kelihatan sangat cantik dengan senyummu." Ucap Taehyung melihat mataku dalam.

Aku terkekeh, "Kau bisa saja deh! Rayuanmu itu kuno tahu." Balasku mencibirnya. Taehyung menggeleng.

"Aku serius, Yeon." Katanya tenang dan serius. Aku membeku beberapa detik karna aura miliknya yang serius.

Aku menatap matanya. Matanya begitu indah dan menyejukkan hatiku bahkan mata Jungkook sekalipun kalah indah dari mata Taehyung namun aku tetap suka keteduhan mata yang di miliki Jungkook.

Aish, kenapa malah memikirkan dia sih!?

"Taehyung... ayo kita kembali." Kataku gugup di saat suasana mulai tidak terkondisi lagi. Taehyung mengangguk dan berdiri mengikutiku.

"Maaf membuatmu tidak enak, aku tidak bermaksud begitu." Taehyung berkata pelan sambil menatap jalan. Aku tertawa kecil, mencoba menenangkannya.

"Tidak apa, aku terbiasa mendengar orang orang berkata bahwa aku cantik." Kataku bercanda mencoba mencairkan suasana.

"Ya ampun percaya diri sekali, haha." Tawanya sembari tangannya mengacak rambutku.
Aku terkejut, Taehyung menyentuh rambutku?

Seperti sadar akan tindakannya Taehyung menjauhkan tangannya dari rambutku dan menggaruk tengkuknya pelan.

"Maaf, aku membuatmu tidak nyaman lagi." Aku tersenyum dan menyentuh lengannya.

"Hei santai saja, aku nyaman kok berteman denganmu." Ucapku memandang lagi ke dalam netra hitam pekatnya yang membuatmu jika melihat langsung dirinya mungkin akan terpesona dalam hitungan detik.

Taehyung menampilkan senyum kotak lucu miliknya dan mengacak rambutku lagi.

"Taehyung! Rambutku rusak nih!"
Omelku berpura pura kesal. Tapi ia malah mencubit pipiku gemas.

"Biarkan, agar membuat cantikmu berkurang sedikit. Aku sakit mata kalau terus melihatmu dengan kencantikanmu yang bersinar itu!" Kami tertawa lepas.

Hari ini aku menyimpulkan sesuatu, Taehyung telah berhasil menciptakan rasa nyaman di hatiku.

Tbc.

Next or not?

DON'T LOVE ME AGAIN | NaykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang