Chap 9

1.2K 137 11
                                    


Semenjak sore di taman waktu itu, Aku menjadi lebih dekat dengan Taehyung. Kami bercerita banyak hal sampai kadang melupakan privasi yang ada. Tak kusangka di balik wajah cool nya itu ia adalah seorang teman yang menyenangkan menurutku.

Dan mengenai Jungkook, semenjak aku dekat dengan Taehyung ia menjadi kesal setiap kali melihatku. Pernah di suatu pagi saat aku dan Taehyung sudah janjian untuk pergi ke taman hiburan guna bersenang-senang, Jungkook menatapku dengan pandangan tidak sukanya.

"Kenapa setiap hari kau selalu keluar dengannya? Apa kalian pacaran?" Tanya Jungkook penuh selidik.

"Pacaran? Kau membual. Kami hanya teman."

"Kau buta ya? Taehyung itu menyukaimu bodoh!" Sentak nya nyaris berteriak. Aku menatap sinis kearahnya. Kali ini aku terkejut, apa Taehyung benar menyukaiku? Ah tidak mungkin.

"Lalu kenapa? Itu bukanlah urusanmu. Kakakku sayang." Sengaja, ku ubah nada bicaraku menjadi penekanan untuk kata terakhir yang ku ucapkan.

Jungkook membulatkan matanya lalu menarik lenganku kasar.

"Kau tidak lihat? Aku tidak menyukai nya!" Kali ini Jungkook benar-benar berteriak di hadapanku yang membuatku sedikit bergetar.

"Lantas apa urusanku jika kau tidak menyukainya? Itu hakmu sendiri." Kataku balik menantang.

Jungkook menggeram lalu mendorong tubuhku hingga mundur beberapa langkah darinya.

"Kupastikan kau akan menyesal Nayeonku sayang." Jungkook menyeringai tipis lalu pergi meninggalkanku.

Semenjak oborolan kami terakhir kali itu, Aku dan Jungkook tidak berbicara satu sama lain hingga saat ini. Aku tidak mengerti dengan sikapnya itu. Entahlah, ia seperti tampak... cemburu?

Aku menggelengkan kepalaku kuat menepis pemikiran konyol yang baru saja terlintas. Mana mungkin ia cemburu padaku? Bukankah dia pernah bilang bahwa ia sedikitpun tidak pernah menyukaiku?

Tapi aku merasa sikapnya terhadapku jauh dari sikap sebagai Kakak kepada Adiknya. Maksudku, dia memperlakukan aku lain. Sikap Jungkook itu pula yang membuatku kadang berdebar kencang. Mana ada Kakak yang berani mencium adiknya sendiri?

Lamunanku buyar oleh dering panggilan masuk yang berasal dari ponselku. Dengan malas, kuraih benda pipih itu lalu terkejut setelahnya, Chan menelponku! Akhirnya! Setelah sekian lama.

"Halo," sapaku ceria.

"Hai, sweetie. Bagaimana kabarmu?"

"Hem, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga baik. Maaf baru bisa sempat menelponmu sekarang, aku benar-benar sibuk harus mengurus tugas yang di berikan Dosenku selama liburan ini."

"Tidak apa yang penting kau tidak melupakanku saja," candaku.

"Aku? Lupa denganmu? Tidak mungkin. Kau tahu? Aku selalu memandangi fotomu setiap hari, berharap kau cepat kembali berada di sisiku." Mataku mulai basah, aku teringat momen-momen bahagiaku bersama pria yabg sangat kucintai itu.

"Bersabarlah. Aku mungkin akan terbang kesana minggu depan. Aku akan kembali secepatnya." Ujarku menghiburnya.

"Benarkah? Kau berjanji?" Aku terkekeh kecil. Dia seperti anak kecil saja.

DON'T LOVE ME AGAIN | NaykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang