Chap 3

1.3K 159 9
                                    


Nayeon dan Miyeon telah sampai di kediaman milik mereka. Miyeon dan Nayeon segera turun dan membayar taksi tersebut kemudian melangkah memasuki rumah.

"Ah sudah lama sekali tidak pulang," gumam Nayeon pelan dan menatap isi rumah yang tak berubah. Miyeon tersenyum lalu mengelus pundak putrinya.

"Lebih baik kau istirahat di kamarmu, aku tahu putriku ini kelelahan setelah melakukan perjalanan jauh bukan?" Nayeon mengangguk.

"Baiklah Ibu, Nayeon istirahat di kamar dulu ya, nanti malam Nayeon akan masak untuk Ibu. Sekarang Nayeon sudah pintar masak lho!" Mata Miyeon berbinar.

"Wah benarkah? Hebat putri Ibu! Yasudah nanti saja kita masaknya sekarang kau istirahat dulu."

"Oke, Ibu." Nayeon kemudian menaiki tangga untuk mencapai kamarnya di lantai 2 rumahnya. Ia membuka pelan pintu kayu bercat putih. Nayeon segera melangkah masuk ke kamar lamanya yang begitu ia rindukan itu. Matanya menatap sekeliling dan sebuah senyum terukir tipis di wajahnya.

Masih sama, tak ada yang berubah.

Nayeon kemudian menjatuhkan diri di kasur empuk yang Ibunya beli semasa ia SMA hingga sekarang. Nayeon kemudian mencek notif apa saja yang masuk ke ponselnya.

32 messages 15 missed call.

Nayeon yakin itu semua pasti berasal dari Chan dan Mina. Tak ingin membuat kedua orang itu khawatir Nayeon segera membalas dengan mengatakan bahwa dirinya sudah sampai di Seoul dan ingin beristirahat sebentar. Setelah mengirim balasan Nayeon mencharger ponselnya lalu memejamkan matanya untuk berkunjung ke alam mimpi.

---

"Bangun Nayeon, ayo kita makan malam dulu di bawah." Miyeon berkata lembut sambil menggoyangkan tubuh putri kesayangan nya itu.

"Emm..." Nayeon terduduk di kasur dan menggeliatkan badan nya sejenak. Mata sayu sehabis bangun tidur itu menatap perempuan paruh baya yang masih tetap cantik di usianya yang menginjak 40 tahun yang berstatus sebagai Ibunya itu.

"Apa Ibu sudah memasak makan malam?"

"Sudah, Ibu memasak makanan kesukaanmu."

"Ibu kenapa tidak membangunkan Nayeon? Nayeon kan sudah bilang akan memasak untuk Ibu malam ini," Nayeon bersungut kesal. Miyeon menghela nafas sebentar lalu tersenyum.

"Tuan Putri pasti masih lelah jadi Ratu tidak ingin membuatnya tambah letih." Miyeon mengusap kepala anak semata wayang nya itu penuh kasih sayang.

"Nayeon, kalau bisa ganti pakaian mu dengan kain yang lebih panjang ya?" Nayeon menatap Miyeon heran.

"Kenapa memangnya Bu?"

"Em, sebentar lagi musim dingin, dan penghangat rumah kita rusak,"

"Baiklah aku akan berganti baju lalu turun untuk makan malam," Miyeon mengangguk lalu keluar kamar Nayeon. Nayeon sebenarnya masih bingung, bukannya saat ia melewati ruang tengah tadi penghangat ruangan masih hidup? Dan tadi juga ia sempat melihat ramalan cuaca di artikel bahwa untuk beberapa hari kedepan justru berawan.

Ah sudahlah Nayeon tak ingin ambil pusing, ia lantas memakai piyama panjang, merapihkan rambutnya dan turun ke meja makan.

Di meja makan ia melihat 2 orang Pria sedang duduk sambil berbincang ringan. Hei, siapa mereka?

Nayeon mendekat dan hendak menegur kedua lelaki itu namun Miyeon keburu memanggilnya.

"Nayeon!" Panggil Miyeon seketika kedua Pria itu menengok kearahnya. Satu pria paruh baya yang ia perkirakan umurnya tak jauh dari Miyeon dan...

Nayeon melotot kearah Pria yang yang dulu menjadi cinta pertamanya, Jeon Jungkook.

SEDANG APA DIA DISINI!?

"Kak Jungkook...." gumam Nayeon masih terpaku dengan apa yang di lihatnya. Jungkook tertawa kecil meledek dan membuang mukanya.

"Nayeon, Ibu bisa jelaskan. Ayo duduk dulu." Nayeon menunduk dan air mata mulai menumpuk di sudut matanya. Kenapa sih ia harus bertemu lagi dengan pria brengsek ini!?

Ketika tadi Nayeon bertatapan dengan Jungkook, hati Nayeon yang dulunya sudah sembuh kini mulai terluka lagi.
Oh astaga pria itu bahkan sangat tampan sekarang, ia terlihat lebih dewasa meskipun dengan wajah baby face nya.

 Oh astaga pria itu bahkan sangat tampan sekarang, ia terlihat lebih dewasa meskipun dengan wajah baby face nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi ini apa maksudnya Bu? Kenapa ada Kak Jungkook dan Om ini di sini?"

"Nayeon, Ibu sebenarnya ingin bilang ini dari dulu tapi Ibu takut kamu tidak menyetujuinya."

"Apa yang terjadi?!" Suara Nayeon naik satu oktaf karna tak kuat dengan tatapan Jungkook yang seakan menusuknya.

"Anak tak beretika," gumam Jungkook namun masih bisa Nayeon dengar ia memelototi Jungkook dengan api kemarahan yang jelas terpancar di matanya.

"Ibu..." Tubuh Miyeon bergetar ketika ingin memberitahu Nayeon tapi Jungkook sudah menyelanya terlebih dahulu.

"Ibumu menikah dengan Ayah sudah dari 4 bulan yang lalu dan kini telah mengandung dengan usia 2 minggu, apakah ada yang kurang jelas?" Kata Jungkook menatap Nayeon dengan tatapan menantang.

"Jungkook, perhatikan sikapmu!" Pria paruh baya itu mengeraskan suaranya setelah sedari tadi diam. Kini ia memandang Nayeon, yang kini telah menjadi putrinya.

"Maaf kami tidak memberitahumu sejak dulu. Aku Siwon dan sekarang aku adalah ayahmu dan ini Jungkook, putra semata wayangku yang menjadi kakakmu sekarang."

Dunia Nayeon terasa hancur sekarang. Ia yang tadinya berharap tidak akan lagi bertemu dengan Jungkook kini harus serumah dan terikat dalam ikatan persaudaraan sialan yang Nayeon benci.

Nayeon tersenyum kaku.

"Nayeon seneng kok Ibu menikah lagi, Nayeon jadi gak khawatir lagi nanti pas Nayeon balik Kuliah. Nayeon seneng deh punya adek, sebaiknya Ibu jangan terlalu sering kerja nanti dedeknya di perut ikut capek." Nayeon menunduk dan mengelap sudut matanya yang basah.

"Maaf gak sopan tapi Nayeon ngantuk. Nayeon tidur duluan ya." Nayeon berjalan pelan meninggalkan meja makan dan menuju kamarnya. Ia masih sangat shock dengan apa yang barusan ia dengar.

Tbc.

Untuk part selanjutnya dan seterusnya aku bakal gunaiin sudut pandang Nayeon.

Next or not?

DON'T LOVE ME AGAIN | NaykookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang