Tahap 21

526 102 27
                                    

"Bagaimana tawaran papa, Hyunjin?"

Pulang pulang pertanyaan itu yang menyambut tubuh lelah Hyunjin. Tadi setelah curhat ria di rumah Jeongin ㅡalias tetangganya sendiri Hyunjin diusir, kata Jeongin, "Renungkan  kesalahan kakak malam ini" tapi dia berkata pula untuk jangan lupa istirahat karena seharian ini sudah full dari tekanan fisik maupun batin.

"Hyunjin lelah pa, diskusinya besok saja ya, Hyunjin libur kok," memilih membungkuk pada papanya dan melengos naik ke lantai 2 untuk menuju kamarnya.

Persetan dengan mandi atau berpikir bagaimana selanjutnya, Hyunjin lebih memilih tidur karena itu yang dia pikir tubuhnya butuhkan.

Berharap jika waktu mentari datang esok pagi, ini semua hanya sekadar mimpi buruk seperti kala itu.

Berharap jika waktu mentari datang esok pagi, ini semua hanya sekadar mimpi buruk seperti kala itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari yang diimpikan Hyunjin hanya sekadar impian. Pagi harinya papa Hwang sudah menunggu di kursi ruang makan.

"Selamat pagi, putra papa tersayang~" papa Hwang menyapa Hyunjin penuh sayang ketika melihat putra tunggalnya turun untuk sarapan pagi.

Tapi mengapa sayang itu tidak sampai pada hati Hyunjin?

"Bagaimana istirahatmu malam tadi? Kamu baik-baik saja kan, sayang?" Lagi. Papa Hwang bertanya dengan nada lembut.

Hyunjin mengangguk dengan senyum dipaksakan tapi tidak disadari oleh papanya sendiri, entah karena Hyunjin pandai berakting atau karena papa Hwang tidak peka.

Mama Hwang datang membawa beberapa makanan yang siap untuk dimakan.

"Papa sudah mendaftarkan kamu di kampus itu-"

Hyunjin berdiri lalu melotot tajam pada papanya yang dengan seenaknya sendiri bertindak tanpa berbicara padanya terlebih dulu.

"Papa kok tidak bilang padaku dulu?!!!"

"Kamu kelamaan, nanti keburu pendaftarannya ditutup. Sekarang kamu belajar yang giat, awas jika sampai tidak lolos, papa akan menyita alat perekam dan laptopmu. Dan kamu harus tetap kuliah di sana."

Terlihat sepele, tapi barang-barang itu seperti hidup mati Hyunjin. Koreografi yang dia buat semua ada di sana.

Dan apa-apaan itu? Dia tetap harus kuliah di sana?

"Pa-" mama Hwang ingin berbicara pada suaminya.

"PAPA TEGA!!!!"

Hyunjin langsung berlari keluar rumah dan mengendarai motor ninjanya.

Dia ingin pergi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang