Tahap 23

425 62 46
                                    

Setelah ditelepon oleh calon mertua, Jinyoung bergegas menuju rumah si calon. Jaket denim yang tersampir di tembok dekat pintu kamar menjadi sambaran Jinyoung membuat pakaian lain terjatuh.

"Biasa aja dong!! Iya iya yang mau ketemu calon!"

Teriakan Guanlin tak dapat dihindari melihat behavior sahabatnya itu. Jinyoung abai dan lebih memilih keluar kamar tanpa pamit pada Guanlin.

"Jadi rindu Jihoon, sedang apa ya dia sekarang," monolog Guanlin lalu tangannya meraih ponselnya, berniat menghubungi kekasihnya itu.

Mari tinggalkan saja Guanlin dan pacarnya yang belum ada tiga jam berpisah tapi sudah rindu.

***

Jika tadi dirinya bersemangat ingin segera sampai di rumah calon mertua, saat ini Jinyoung malah tak kunjung memencet tombol rumah Daehwi.

Kenapa rasa gugupnya harus terjadi saat ini? Kenapa tidak waktu menuju kemari tadi? Rasanya percuma acara ngebut-ngebutnya tadi karena dirinya jadi terlalu lama berdiri di depan pintu seperti patung.

Sepuluh menit telah berlalu namun Jinyoung masih berdiri mematung seperti orang bodoh yang tidak punya otak.

"Eh Jinyoung?"

Sedang asyik dengan kebingungannya dalam posisi berdiri, mama Lee keluar dari rumah dan menemukan orang yang telah ditunggunya dari tadi berdiri di depan pintu.

"Silakan masuk, Jinyoung. Kenapa tidak memencet tombol?"

Jinyoung hanya menunjukkan senyum gusinya.

Sungguh dia menjadi bodoh sekali.

***

Hyunjin menatap atap kamarnya dengan tatapan kosong.

Tadi tak menyangka dirinya bisa bertemu dengan cinta pertamanya, seseorang yang pernah menjadi seluruh afeksinya di masa lalu.

Dan saat ini Daehwi pun akan berpotensi hanya menjadi masa lalunya, miris.

Tadi entah mengapa dia jadi curhat dengan Seungmin mengenai masalah hatinya. Apakah Seungmin adalah kiriman dari Tuhan untuk membuatnya sedikit lebih baik?

Hyunjin baru tahu jika Seungmin menempuh pendidikan di luar negeri sejak dia sekolah menengah atas. Mereka putus karena Seungmin tiba-tiba meminta putus saat acara kelulusan sekolah menengah pertama. Waktu itu Seungmin tidak memberikan alasan yang jelas. Dan Hyunjin baru tahu jika dirinya ditinggalkan karena kekasihnya akan bersekolah di luar negeri.

Seungmin tadi sempat meminta maaf pada Hyunjin mengenai pemutusannya tiba-tiba waktu itu.

Jika dipikir-pikir bukannya ini sama dengan kejadian sekarang?

Bedanya Hyunjin yang akan pergi.

Tapi yang sama dan lebih menyakitkan adalah lagi-lagi Hyunjin merupakan pihak yang diputuskan. Mengapa kehidupan cintanya tak pernah berjalan mulus?

Setelah bercerita panjang lebar, Seungmin memberikan saran untuk menuruti keinginan papa Hyunjin.

Kata Seungmin, "Cinta bisa dicari, yang utama itu kejar mimpi dulu."

Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang