Tahap 4

1.1K 153 11
                                    

Dari tadi yang dilakukan Jinyoung hanyalah guling ke sana kemari di kasur milik sahabat perorokannya.

"Guling sekali lagi aku gebuk kamu pake raket nyamuk!"

Jinyoung yang berniat guling lagi pun  mengurungkan niatnya. Pemuda berkepala kecil itu memutuskan untuk menengok lagi layar ponselnya, menunggu sesuatu di sana.

"Gimana udah di addback ?"  Guanlin masih fokus dengan permainan di ponselnya.

Memang dari tadi aksi guling-guling tak jelas Jinyoung disebabkan karena  menunggu kontak kakaotalknya di addback oleh Daehwi.

Jinyoung dapat kontak Daehwi dari Guanlin ngomong-ngomong. Guanlin dari mana ? Guanlin itu anak basket yang termasuk ke dalam jajaran most wanted di sekolah, dia bersin saja semua keinginannya tercapai. Pemuda yang dapat dibilang kelebihan hormon tinggi itu meminta kontak dari salah satu fans yang ikut club musik di mana Daehwi juga anak club musik yang lumayan aktif.

"Be-"

Lee Daehwi menambahkan Anda sebagai teman.

"SUDAH!!!!!!"

Jinyoung langsung loncat dan berdiri di atas kasur sembari bersorak untuk dirinya sendiri bak memenangkan jackpot tapi kan dia memang menganggap Daehwi itu sebuah jackpot.

Guanlin menggelengkan kepala melihat kelakuan Jinyoung, ya memang seperti ini Jinyoung jika di rumah, bak anak lima tahun tabiatnya. Berbeda sangat jauh jika berada di sekolah. Di sekolah Jinyoung itu pendiam, sok misterius seperti para tokoh utama di drama-drama korea yang sering ditonton oleh para perawan. Dari sikapnya yang tertutup dan sulit didekati itu lah yang menarik para perempuan menjadi penggemar sosok Jinyoung di sekolah tapi dari berpuluh-puluh penggemar itu tak ada yang mampu memikat lelaki berkepala kecil yang sedang bersorak sekarang ini.

Guanlin sih sebenarnya banyak bersyukur, akhirnya Jinyoung menemukan jati dirinya dalam konteks ini menemukan jati diri dalam percintaan karena dia mengira Jinyoung itu menyukainya ㅡalasan Guanlin berspekulasi seperti karena Jinyoung tak pernah terlihat dekat dengan temannya yang lain bahkan teman sekelasnya.

Selain bersyukur, Guanlin juga merasa kasian kepada sahabatnya itu, sekali jatuh cinta kok ya jatuh kepada orang yang sudah punya kekasih. Ya tanggung risiko.

"Aku harus gimana ?"

Pikiran Guanlin pecah bertepatan dengan pertanyaan mendasar Jinyoung itu.

Sungguh, Jinyoung ini 0 sekali dalam urusan percintaan. Tujuh belas tahunmu kamu gunakan untuk apa wahai Bae Jinyoung!!

Sebenarnya Guanlin juga tak terlalu pintar dalam urusan percintaan, berpuluh-puluh penggemarnya tak mampu memikatnya hatinya karena hatinya sudah terpatri pada satu orang dan ya hanya orang itu. Sayangnya dia terjebak friendzone dengan si dia.

Jinyoung dan Guanlin sama-sama mengenaskan. Kasihan.

Jadi pada intinya mereka ini sama-sama tidak expert dalam hal percintaan namun setidaknya Guanlin suka baca-baca di mana-mana tentang cinta bukan seperti Jinyoung yang tahunya rumus jurigen bocor, menghitung jarak tempuh mobil a dengan mobil b jika kecepatannya berbeda dan apalah itu Guanlin tak mengerti.

Oiya yang jelas terjebak friendzone Guanlin bukan dengan Jinyoung loh, teman Guanlin bukan hanya Jinyoung by the way.

"Ketik hai atau sapa bagaimana begitu," saran Guanlin lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Aduh, saking degdegannya aku sampai kebelet. Bentar ya pinjem kamar mandi."

Jinyoung langsung lari ke kamar mandi di kamar Guanlin.

Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang