Tahap 11

777 128 32
                                    

Lelaki tinggi itu sudah di sana. Sesuai dengan instruksi kekasihnya yang tertera di pesan.

Rumah minimalis namun terlihat megah. Jika dibanding dengan rumahnya, Hyunjin pikir lebih megah rumah ini.

Dia tidak sedang percaya diri.

Jelas dari segi manapun Jinyoung lebih daripada dirinya. Ketampanan ? Mereka sebanding sih. Ketenaran ? Hampir sama, tapi Hyunjin tenar karena keahlian dalam hal menari dan kegantengannya hanya berperan sepersekian persen sedangkan Jinyoung tanpa melakukan apapun dia sudah banyak yang suka. Kepintaran ? Hyunjin kalah jauuuuh, Jinyoung langganan olimpiade pelajaran eksak sedangkan Hyunjin langganan remidi pelajaran eksak.

Hanya orang awam yang tidak tahu bahwa Jinyoung sedang mode mendekati Daehwi. Bodohnya Hyunjin yang termasuk ke dalam orang awam itu.

Hyunjin adalah pribadi yang tidak melarang pacarnya harus dengannya selalu. Hyunjin cenderung membebaskan kekasihnya dekat dengan siapapun.

Mottonya, "Nanti dia akan menikah denganku dan setiap hari akan bertemu, jadi untuk sekarang dia boleh dengan yang lain."

Tapi ternyata prinsip yang dipegangnya itu salah.

Dia bahkan tak tahu sekarang Daehwi sudah sejauh mana berdekatan dengan Jinyoung ?

Terlalu bodohkah dia ?

Lelaki yang memiliki bibir seksi itu bergelut dengan pikirannya sendiri tanpa sadar sudah lebih dari satu menit yang lalu tiba di rumah teman seangkatannya itu tapi tak kunjung menekan bel.

Ting tung!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tung!

Bunyi bel menghentikan percakapan antara dua sejoli ini. Jinyoung yang awalnya berbaring sudah duduk dan terlihat jauh lebih sehat daripada sebelum Daehwi kemari.

Tadi mereka telah mengobrol banyak hal.

Daehwi baru tahu jika Jinyoung penyuka novel fantasi, dia kira kakak kelasnya itu hanya suka yang sudah pasti-pasti tapi ternyata dia penggemar berat novel fantasi. Daehwi berencana menyerbu perpustakaan Jinyoung yang tadi diceritakan padanya jika di sana banyak sekali novel fantasi, Daehwi tinggal pilih.

"Sepertinya itu Hyunjin, aku pulang dulu ya kak."

Daehwi pamit pada Jinyoung.

"Biar kuantar ke depan."

"Tak perlu kak, kakak di sini saja. Nanti aku tutup lagi kok pintunya."

Jinyoung menggeleng, "Biar kuantar, aku sudah baikan kok."

Pemuda yang lebih muda mengalah, membiarkan kakak kelasnya itu mengantar dia ke depan. Entah untuk tujuan apa.

Pintu rumah Jinyoung terbuka, menampilkan pemuda tampan dengan jaket denimnya yang menambah kadar ketampanannya.

"Hai Hyunjin."

Jinyoung inisiatif menyapa duluan supaya tak canggung. Sedangkan Hyunjin hanya diam, membungkuk sedikit untuk sekadar memenuhi tuntutan kesopanan.

Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang