Tahap 24

712 57 15
                                    

Sudah sekiranya lebih dari tiga bulan Daehwi tidak bertemu Hyunjin. Lelaki itu seperti pergi ke antah berantah yang tidak bisa dijangkau oleh Daehwi.

Selama itu pula Jinyoung dengan setia menemani Daehwi. Ada di saat dia butuh seseorang untuk berbagi keluh kesah, kesedihan, dan agenda lainnya. Jinyoung juga menjadi guru les pribadi Daehwi selama ini, walau terkadang Jeongin ikut pula dengannya.

Ngomong-ngomong Jeongin juga tidak tahu keberadaan Hyunjin, dan tentu saja Daehwi tidak percaya itu, dia tahu jika sahabatnya itu berbohong. Tapi Daehwi bisa apa. Pemuda manis itu mencoba ikhlas, lagian dia dan Hyunjin memang sudah resmi berpisah.

Daehwi saat ini sedang dalam langkah move on.

"Daehwi," panggilan seseorang di sampingnya membuat Daehwi sadar dari lamunannya.

Di sampingnya ada Jinyoung yang sedang menatapnya juga.

Ah, Daehwi tadi melupakan eksistensi alumni sekolahnya itu yang sedang memberikan les kepadanya. Bagaimana ia bisa malah melamunkan sesuatu yang telah pergi darinya itu?

"Maaf, kak Jinyoung, aku melamun."

"Ah santai, Hwi. Masih memikirkan Hyunjin?"

Daehwi mengangguk jujur, dia selalu jujur dengan Jinyoung mengenai perasaannya karena dia sungguh bertekad ingin move on tapi rasanya terlalu sulit.

"Tak apa, Daehwi. Sudah hal biasa seperti itu. Kalian baru tiga bulan berpisah. Tentu kamu masih menyimpan namanya di hatimu."

Daehwi diam mendengarkan penuturan Jinyoung.

Jinyoung berdiri dari duduknya dan berucap, "Hubungan berakhir tapi kenangan masih tersimpan. Nah, jadi mau mengganti kenangan bersamanya dengan kenangan bersamaku?"

Jinyoung mengulurkan tangan kanannya seperti ingin mengajak berdansa, "Dimulai dari menari bersama? Aku memang tidak selincah Hyunjin, tapi aku bisa menari. Mau melihatnya?"

Daehwi mengangguk antusias lalu membalas uluran tangan Jinyoung dan ikut berdiri. Daehwi belum tahu orang yang menyukainya ini juga bisa menari.

"As your wish, kesayangannya Jinyoung."

Jinyoung menghidupkan musik di gawainya. Alunan melodi mendayu dan lembut terdengar.

Jinyoung mulai mengajak Daehwi berdansa, sekadar mengerakkan badan karena satu sama lain tidak pintar menari maupun berdansa.

"Kamu tahu kan jika kamu berharga? Kamu tidak pantas untuk sakit hati terlalu lama, Hwi. Jadi ayo bahagia dan tentu saja bahagia bersamaku."

Seperti ini yang disukai Daehwi dari Jinyoung.

Jinyoung tahu bagaimana membuat Daehwi merasa spesial.

***

Jeongin duduk di taman sekolah di siang hari yang lumayan terik ini. Seseorang meneleponnya tadi saat jam pelajaran oleh karena itu setelah bel istirahat berbunyi Jeongin langsung memutuskan kemari.

"Tumben telepon pagi-pagi?" Jeongin langsung bertanya setelah mendengar teleponnya telah diangkat oleh si penerima.

"Aku sedang cuti hari ini, lagi sakit jadi butuh seseorang yang mau mengompresku dan membuatkanku bubur berkuah banyak seperti dulu," Jeongin tahu, orang yang dimaksud Hyunjin adalah dirinya. Suruh siapa sahabatnya itu menyuruh dirinya membuat bubur padahal nyatanya dia tidak bisa memasak?

Mereka tertawa bersama menyadari masa lalu, percakapan berlanjut dengan beberapa cerita satu sama lain mengenai rutinitas mereka saat mulai tidak lagi berdekatan, sampai satu pertanyaan keluar dari bibir Hyunjin...

Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang