Tahap 17

560 106 47
                                    

"Sayang, aku memimpikanmu!!"

Air mata jatuh pada pipi Hyunjin. Pemuda tampan itu masih tak percaya jika yang dimimpikannya tadi hanya bunga tidur, bukan nyata.

"Ya ampun kenapa nangis???" Daehwi bingung. Daehwi berinisiatif memeluk kekasihnya yang sedang terisak kerap itu.

"Aku bermimpi kamu memutuskanku dan berpacaran dengan Jinyoung," Hyunjin masih menangis terisak. Mimpinya begitu nyata.

Sebelum semua terjadi biarkan Hyunjin jujur.

"Bagaimana bisa?" Daehwi melepas pelukannya lalu menatap Hyunjin dengan pandangan heran bercampur penasaran.

"Kamu tidak tahu jika Jinyoung itu menyukaimu? Aku selama ini hanya memendamnya karena aku mempercayaimu-" isakan Hyunjin telah reda, kini dia menatap kedua mata Daehwi.

"-tapi aku takut, Hwi. Aku takut jika kamu terjatuh pada hati yang lain. Aku takut kamu pergi dariku."

Hyunjin menunduk.

Dirinya sudah pasrah untuk menerima konsekuensi atas ungkapannya ini.

Yang penting dia jujur mengenai hatinya saat ini, hatinya yang kini sedikit terluka.

Di luar dugaan, Daehwi justru kembali memeluknya erat.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud membuatmu cemburu dan membuatmu meragukan perasaanku seperti ini. Maaf karena tidak peka selama ini," Daehwi berucap sembari mengelus punggung Hyunjin berharap tangisan sang kekasih berhenti.

Memang jika dirasa-rasa ini semua salahnya, seharusnya dia menjaga jarak dengan orang-orang yang berusaha mendekatinya. Salah dirinya juga yang tidak peka terhadap sinyal-sinyal Jinyoung. Sungguh, dia baru sadar jika kakak kelasnya itu menaruh rasa padanya.

Entah mengapa pula Daehwi juga merasa nyaman saja dekat dengan Jinyoung alhasil dia menjadi tidak peka dengan sinyal Jinyoung yang mendekatinya karena ingin memilikinya.

Sebenarnya Daehwi memang suka didekati oleh Jinyoung yang notabenenya termasuk ke dalam jajaran lelaki tak tersentuh. Dia juga pernah meletakkan rasa kagum pada kecerdasan Bae Jinyoung dan pernah terbesit dalam pikiran ingin berkenalan dengan kakak kelasnya itu. Maka saat tiba-tiba Jinyoung mengajaknya berkenalan dia membuka diri dengan baik untuk lebih dekat dengan Jinyoung.

Pikiran Daehwi kembali ke lelaki yang sedang dipeluknya ini. Daehwi ingat sesuatu.

"Aku tadi meneleponmu beratus-ratus kali tahu!" Adu Daehwi. Hyunjin melepas pelukannya.

"Benarkah?"

Daehwi mengangguk, sok memasang wajah cemberut yang malah menambah kadar keimutan seorang Lee Daehwi.

Hyunjin menggapai ponselnya yang tadi berada di atas nakas lalu dia nyalakan.

Betapa kagetnya dia melihat layar menampakkan tulisan, 101 panggilan tidak terjawab. Dan semua itu dari Daehwi.

"Aku khawatir. Makanya aku langsung kemari setelah sekian ratus telepon tidak kamu jawab. Aku panik," adu Daehwi lagi, masih dengan tingkat keimutan yang hakiki.

"Sudah sudah," Daehwi menyambar jaket miliknya dan milik Hyunjin di tempat jaket.

"Bagaimana jika pergi jalan-jalan? Supaya pacarku yang cengeng ini kembali ceria!" Daehwi mencubit hidung mancung Hyunjin lalu memasang jaket yang diambilnya tadi pada tubuh Hyunjin.

"Apa tidak kemalaman? Tidur di sini saja sayang," Hyunjin menawarkan.

"Jalan-jalan saja, mengemudi malam, kulihat tadi mobilmu ada di rumah, sekalian mengantarku pulang hehe mama di rumah sendirian," modus Daehwi.

Tikungan Tajam | Jinhwi✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang