" Ya Rabb kami, sesungguhnya kami mendengar orang yang menyeru kepada iman, (yaitu), 'Berimanlah Kamu kepada Rabb mu' maka kami pun beriman . Ya Rabb kami, Ampunilah Dosa-Dosa Kami dan hapuskanlah kesalahan -kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang berbakti"(Q.S Ali imran : 193)
Ini adalah kisah kami, kisah Ku dengan Dia, kekasih Halal , Bidadari Dunia ku . Dan semua Tentang Dia, Adalah Surga Bagiku.
🍁🍁🍁
" Gimana Keadaan Afsya?" Tanya Tsabit, masih Dengan Seragam Putihnya, pria Berumur 50 tahun itu mencoba mensejajarkan langkah dengan Wanita yang berprofesi sama dengan nya.
Wanita Yang Kerap Disapa Hana Itu Melirik kesal Terhadap nya " Bisa enggak Kita Bicarakan pelan-pelan di dalam Ruangan ku"
" Saya Rasa Kamu Perlu Menyampaikan Disini Saja" kilahnya.
Wanita itu menghela nafasnya gusar,sesekali Ia Mengurut pangkal hidungnya. Wali Pasien Yang satu ini, memang Sedikit Rumit . Meski Sudah Tidak Muda lagi, Tsabit Tetap Pria Yang menggebu-gebu . Pada Akhirnya Wanita Itu mengalah, biarlah Mereka Harus Menjadi Pusat Perhatian Orang , Baginya semakin cepat Ia menjelaskan ini pada Pria itu, semua Akan Selesai.
" Kondisi Nya Makin Memburuk, di tambah Lagi HB nya Yang Rendah , Cuma 4 Tsa, Aku enggak Yakin Afsya bisa Bertahan Lebih lama Lagi" jelasnya Frustasi, berat Rasanya menyampaikan Fakta itu, Tetapi Hana Tau Pada Siapa Dia Bicara , Tsabit Ahda Rayyan , Dia Pria Tangguh dan Tak Mudah gentar Hanya Karena Opini. Tsabit Yakin, umur seseorang adalah Misteri.
" Tsa.. " panggil Hana.
Dia Menatap Hana Tanpa Bicara.
" Sudah Saatnya Kamu Belajar mengikhlaskan, Afsya Cuma Butuh itu sekarang" nasehatnya .
Tsabit Hanya Diam, matanya Terpejam , dan fikiran nya Mulai Menerobos Imajinasinya, Hancur Dan Pedih Ketika Mendengar Fakta Bagaimana Dia Harus Kembali kehilangan Wanita Dalam Hidupnya.
Pandangan nya Mengabur, kembali Dihadapkan Pada Kenyataan . Ada Yang Membuat Hatinya Teriris , ketika Selang Infus, oksigen, juga Alat Vital Yang Terpasang Rapi Di Tubuh Istrinya .
Dua Puluh Tujuh Tahun, Wanita Itu yang telah melengkapi Hidupnya, menata Hari bersama, merangkai cerita Bahagia , Tangis , Dan Tawa. Semuanya Buyar, ketika Wanitanya Divonis Telah Di ambang Kematian. Benar Kata Hana, Dia Harus Belajar mengikhlaskan, meski Ikhlas Itu Sulit.
Dulu Rasulullah menangis Ketika Khadijah yang Kaya Raya Itu Sakit , Dan disaat Kondisi Mereka kelaparan. Harta Khadijah Telah Habis Tanpa Sisa Dia Sumbangkan Untuk Dakwah Rasulullah, bahkan Ketika mereka Harus Menahan Sesak Karena Lapar, khadijah lah Yang Paling setia Mendampingi Rasulullah.
Dan kenyataan Saat ini, Afsya Sudah Banyak Berkorban Untuknya. Menemaninya Tanpa Pernah Lekang Oleh Jarak. Wanita Yang dia Nikahi Karena Agama Yang Ada padanya, Wanita Yang ALLAH tunjuk Langsung melalui Mimpinya. Wanita Semulia Afsya, Bukti nyata Khadijah Masa Kini.
ALLAH tidak menjanjikan kita menetap Selamanya Di bumi. Sebab Itu mengapa Ada Surga Dan Neraka. Mengapa Ada malaikat Malik Dan Ridwan. Dan surga Hanya di peruntukkan Orang-orang yang sabar Dan sholat.
Tsabit menggenggam Tangan Afsya , tatapannya Terhenti Pada Mesin Elektrokardiograf yang Berdenting Nyaring, menandakan Masih Ada kesempatan Baginya melihat Kekasihnya Itu Hingga Tiba Waktunya Melepaskan , sejenak Dia Tersenyum. Senyum yang Ia sembunyikan sejak 5 Hari belakangan Ini , senyum yang pernah ia janjikan Hanya Untuk Bidadarinya itu.
" Saya Ikhlas Kan Kepergian Kamu Hur'ain, Pergilah Dan Meminta Pada ALLAH untuk Menarik saya Di surga bersamamu" Bisiknya merdu , mendayu Lembut Di Telinga Sang Kekasih.
Untuk jatuh Cinta yang sebesar itu, Harus Ada Rasa Ikhlas Yang Besar. Cinta karena ALLAH, dan melepas pun karena ALLAH.
Bersambung
Assalamualaikum...
Bab pertama kisah Afsya Dan Tsabit, Semoga kalian mendapat Hikmah Dan pelajaran Dari apa Yang Saya Tulis.Jazakumullah Khairan Katsir...
❤❤

KAMU SEDANG MEMBACA
HUR'AIN (Bidadariku)
روحانيات"Mas, tidak ada yang lebih indah selain Jadi Bidadari mu" APS Dan Pria es Batu , senantiasa mengajarkan Kita untuk menerima segala Bentuk kekurangan Fisik pada Pasangan Kita. Pernah Dengar ungkapan 'cinta sejati Itu Menyembuhkan'. Ya, se...