part 3

436 19 0
                                    

"Yu, Wahyu. Ada paketan gak dari Syifa," tanya Andrian. Sudah satu bulan  tidak ada tanda-tanda Syifa memaketkan barang, atau mendapat kiriman barang. Padahal Andrian sangat berharap, agar bisa bertemu dengan gadis itu.

"Lu, tanya itu mulu dah. Perasaan costumer kita banyak, gak cuman cewek itu doang," timpal Wahyu.

Andrian hanya meringis, menggaruk lehernya kikuk.

"Jangan-jangan, lu naksir ke cewek itu ya?"

Andrian salah tingkah. "Eh, kagak sih. Cuman pengen liat yang adem-adem. Kalo liat ntuh cewek, berasa kemprenyes. Hahaha."

*Kemprenyes (panas dingin, bahasa jawa)

"Duh, dek. Yang berkulit putih, yang pipinya ada sumur bor-nya. Yang jidatnya jenong kaya lapangan kutu. Kamu di mana. Sudah makan belum, kok sekarang jarang kesini nemuin mas Andri." Andrian mengoceh sendiri, sambil memainkan ponselnya. Wahyu yang kini duduk di sampingnya merasa geli mendengar rekannya mengoceh seperti itu.

Wahyu menjitak kepala Andrian. "Jijik kali aku."

"Kampret, hahaha."

"Mabar, yok." Wahyu mengajak Andrian.

"FF, PUBG, apa ML?"

"PUBG, lah. FF mah game buriq," jawab Wahyu.

"Tapi menurut gua, enakan ML Kaya ada anget-angetnya gitu."

Lagi-lagi Wahyu menjitak kepala rekan kerjanya itu. Sangkin gemes dengan isi kepala Andrian.

"Sakit, Gan." Andrian mengaduh.

"Otak lu belum disapu. Makanya ngeres."

"HAHAHAHA." kali ini tawa Andrian pecah.

****

Di lain tempat. Seorang gadis tengah mengusap hidungnya menggunakan tissue.

"Udah agak mendingan ini badan. Acara kemarin bikin aku kuwalahan, sampe drop gini." Gadis itu berbicara sendiri. Ia bangun, mematutkan dirinya di depan cermin. Ia tersenyum sendiri.

"Mas Andri lagi apa ya? Duh, kok aku kangen. Haduh apaan sih aku, hahaha." Ia tertawa.

"Ngomong-ngomong, aku cantik juga sih. Bukan gak mungkin, kalo mas Andri suka ke aku. Haduh, apaan sih aku. Berharap terlalu jauh. Hahaha." Lagi-lagi gadis itu tertawa sendiri.

"Udah satu bulan lebih aku vakum olshop. Mendingan aku post barang. Masih banyak barang yang datang, belum aku buka," ucapnya. Gadis itu turun, menuju ke ruangan yang biasa ia gunakan untuk menyinggah barang-barang olshopnya, yang biasa ia jual lewat sosial media.

Ia mulai membuka ponselnya, kemudian mulai membuka aplikasi instagram. Memposting gambar. Tak butuh waktu lama notif sudah ramai. Dengan 500 like, dan 60 komentar.

Hanya butuh waktu beberapa jam, Syifa sudah banjir orderan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanya butuh waktu beberapa jam, Syifa sudah banjir orderan. Ia tambah bersemangat. Dia bersyukur, berkat bisnis olshopnya ia bisa membiayai kuliahnya sendiri. Dan, hari ini juga ia mulai packing, dan segera memaketkan barang pesanan costumernya. Setelah dirasa siap. Ia bermaksud untuk ke JKB.

Setelah sampai di lokasi. Ia mulai menurunkan barangnya. Dan, segera menuju meja operator, agar segera di proses. Seperti biasa, Wahyu dengan siap sedia melayani costumernya dengan ramah.

"Monggo, mba Syifa." Wahyu menyapa.

"Iya, Mas. Makasih. Mas ini ada 10 paket ya. Tolong, antarkan paket saya dengan selamat sampai tempat tujuan. Hahah," kata Syifa. Wahyu nampak kagum dengan sosok Syifa. Gadis itu sungguh ramah-tamah, pantas saja si Andria kepincut sama gadis cantik itu. 

"Haha, pasti dong Mba. JKB kan sudah terbukti. Amanah, dan terpercaya. Apalagi kurirnya itu loh. Joss." Wahyu berusaha mengoda Syifa. Mendengar kata kurir, Syifa senyum-senyum tidak jelas.

"Ehem, Mas. Ngomong-ngomong Mas Andri di mana ya? Kok gak kelihatan. Heheh."

"Cie, kangen ya Mba," goda Wahyu.

"Hehe, dikit sih."

"Dia juga tanya tentang sampean mulu, Syifa titip barang opo ora? Syifa kirim barang opo ora. Kayaknya dia naksir ke sampean." Syifa tersenyum malu. Entah mengapa ia merasa senang mendengar pernyataan itu.

"Ah ... Masa sih, Mas? Masa dia bilang gitu?"

"Serius loh, Mba. Dia bilang sendiri. Suka ngoceh gak jelas tentang Mba." Kali ini Syifa bener-bener merasa melayang. Cenggengesan sendiri.

Syifa tidak tahu jika sedari tadi Andrian ada di belakangnya. Ia mendengarkan percakapan antara Syifa, dan Wahyu. Lelaki itu tersenyum geli. Melihat tingkah gadis cantik itu.

"Mba, itu si Andri," kata Wahyu. Spontan Syifa menoleh ke belakang. Dan benar, Andrian masih duduk, dan tersenyum. Syifa merasa panas dingin, ia yakin sekali pipinya memanas, dan bibirnya pucat. Dalam hati ia merasa senang, sekaligus merasa gerogi.

"Hay, apa kabar? Kok baru kelihata" tanya Andrian to the point.

"I ... Iya, itu anu, em... Aku sibuk sama urusan kuliah, heheh." Syifa benar-benar gerogi.

"Oh, Pantesan. Mas Andri rindu loh, dek. Heheh," kata Andrian. Sumpah Syifa ingin pingsan sekarang juga.

"Haduh, mas. Aku pulang dulu ya. Masih banyak urusan." Syifa tidak bisa menjawab perkataan Andrian. Ia merasa jantungnya berdegub sangat kencang. Sampai ia merasa lemas. Akhirnya, ia menjalankan motornya dan segera pergi. Andrian merasa senang, sekaligus merasa geli dengan tingkah gadis itu. Ada perasaan bahagia ketika sekian lama ia tidak melihat gadis itu.

"Parah lu, Ndri. Bikin anak orang gugup begitu. Awas loh ntar anak orang baper," kata Wahyu.

"Kalo baper ya gua pacarin. Hahaha." Andrian ngeloyor begitu saja dengan perasaan gembira.

Cerita hasil, Collab saya dengan Nazilah__

Give me vote and coment.

Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang