part 12

300 18 1
                                    

"Dek, maaf ya kontrakan Mas nggak seapik rumahmu," kata Andrian ketika mereka baru saja tiba di kontrakan miliknya.

(Seapik : Sebagus)

"Ndak popo, Mas. Ini lebih baik daripada di rumah. Makasih ya, Pacarku sayang," ucap Syifa seraya memeluk Andrian.

"Sama-sama, Yank. Ganti baju sana, Yank. Terus bobok, udah malem nih."

"Iya Mas." Syifa pergi ke kamar mandi dengan membawa baju gantinya, Andrian menyiapkan selimut untuk kekasihnya.

Di kamar yang tidak terlalu luas ini, Andrian tinggal seorang diri. Kamar bernuansa maskulin dengan beberapa poster Band U.S.A favoritnya yang menempel di dinding.

Syifa kembali dengan mengenakan piyamanya. Hanya piyama! Karena seperti biasa, Syifa tidak pernah memakai pakaian dalamnya saat ia tidur.

"Yank, sampean sampun maem?" tanya Andrian.

(Sampean sampun maem : Kamu sudah makan)

"Udah, Mas." Syifa membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Andrian melepaskan kaos oblong dan celana jeansnya dan hanya celana pendek ketat yang melekat di pinggangnya. Syifa tidak bisa berkata apa-apa, tubuh Andrian yang sawo matang itu terlihat sangat seksi. Bola mata Syifa seakan terhipnotis, ia sampai menelan salivanya beberapa kali.

"Ya udah boboh gih, Yank. Kok malah nggak kedip gitu toh? Hayo... kamu pengen ya?" goda Andrian, dalam sekejap Syifa langsung membalikkan tubuhnya dan tidak menanggapi godaan Andrian.

Karena tidak ada jawaban dari Syifa, Andrian tiba-tiba menjatuhkan tubuhnya di samping Syifa. Ia memeluk tubuh Syifa dari belakang. Andrian mencium aroma seluruh tubuh Syifa dengan liar.

"Mas Andri, kok malah bobok ning kene? Jangan macem-macem ya," Syifa menghadap ke arah Andrian dengan jantung dag-dig-dug.

(Ning kene : Di sini)

"Apa sih, Dek. Kok masih kaku aja loh kamu iki, kan kita udah pernah gituan. Jadi nggak apa-apa 'kan kalau kita ulangi lagi," ucapan Andrian membuat wajah Syifa memerah, jantungnya semakin berdebar tak karuan.

"Aku ngantuk, Mas. Jangan ganggu!" Syifa pura-pura memejamkan matanya.

Memang dasar Andrian, tanpa memberi aba-aba ia sudah memulainya lebih dulu. Kedua tangannya meremas dada Syifa dengan penuh nafsu. Syifa membuka matanya dan melotot ke arah Andrian.

"Mas Andri!" teriaknya, Andrian terkekeh dan melanjutkan permainannya.

"Sebut namaku dengan mesra dong, Yank. Sambil mendesah gitu loh," katanya sambil tertawa.

"Alah mbuh, Mas. Aku ngantuk!" Syifa kembali memutar tubuhnya, membelakangi Andrian yang masih terkekeh.

Andrian merapatkan tubuhnya pada Syifa, ia kembali memeluk Syifa dengan erat. Tapi kali ini, ada sesuatu yang membuat Syifa tidak bisa memejamkan matanya. Syifa merasakan ada sesuatu yang sudah mengeras dan menempel di bawahnya.

"Mas Andri, iki apa toh? Kok atos men?" tanya Syifa tanpa melihat Andrian.

(Atos men : Keras banget)

"Iki gara-gara sampean, Dek. Adik kecilku jadi bangun, tanggung jawab kamu, Dek."

Syifa merasa kesal dengan Andrian. Ia bangun dan menyentuh sesuatu yang mengeras itu. "Adik kecil harus bobok ya, udah malem loh, Sayang," kata Syifa.

Andrian gemas dibuatnya. Tanpa pikir panjang, Andrian menarik tubuh Syifa dan mendudukkan kekasihnya itu di pangkuannya. Andrian mencium bibir Syifa, menyerbunya tanpa ampun. Syifa hanya diam dan mengimbangi lumatan Andrian yang semakin memanas.

Perlahan Andrian mulai menaikkan baju Syifa dan melepasnya. Ia kembali melumat bibir ranum Syifa dengan ganas. Kedua tangannya memainkan bagian kecil berwarna coklat yang ada di dada Syifa.

"Mas Andri... udah... aku nggak bisa napas...." rintih Syifa.

"Tanggung, Dek. Udah semakin bangun, kita main sebentar ya, abis itu langsung bobok." Andrian melepaskan celana pendeknya dan juga celana Syifa.

Pelan-pelan Andrian menidurkan tubuh Syifa, kemudian Andrian duduk di atas Syifa dan menindihnya. Uh! Andrian menciumi seluruh tubuh Syifa. Hampir tidak ada bagian yang terlewatkan.

Syifa mengejan, tubuhnya merasakan panas dingin akibat gejolak-gejolak yang ia rasakan. Ia mengigit bibir bawahnya dengan menekan kepala Andrian, seolah ingin merasakan yang lebih dan lebih.

"Yank, aku nggak tahan. Aku mulai sekarang ya," bisik Andrian.

"He'em, Mas." Syifa membuka kedua selangkangannya lebar-lebar, memberikan akses bebas pada Andrian.

"Aahhh!" Andrian berteriak dengan keras ketika bagian tubuhnya telah memasuki tubuh Syifa sepenuhnya.

Gerakan erotis Andrian membuat Syifa mengeluarkan desahan lembutnya. Semakin lama semakin kencang. Keduanya terbawa nafsu yang membara.

"Mau cepet apa mau pelan, Yank?" tanya Andrian.

"Cepet, Mas. Aah...."

"Tahan ya, nanti kalau aku suruh teriak, kamu harus teriak yang keras." perintahnya.

Syifa mengangguk, ia tidak banyak bicara saat ini. Hanya desahan dan erangan yang keluar dari bibirnya. Dan sepertinya Andrian sudah berada di puncak klimaksnya. Ia meremas bokong Syifa dengan keras.

"Teriak Yank," katanya.

Andrian mempercepat gerakannya dan, "Aaahhhhh...." teriakan Syifa mengakhiri semuanya. Keduanya terkulai lemas dengan tubuh yang saling berpelukan.

"Terima kasih, Yank." Andrian mencium pipi Syifa. Syifa pun membalas ciuman Andrian dengan lembut.

Napas mereka yang memburu membuat suhu kamar itu semakin terasa panas. Andrian menyalakan kipas anginnya dan kembali memeluk Syifa. Mereka tertidur tanpa membersihkan diri.

Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang