Ting Tong
"Assalamualaikum!" teriak Andrian di depan pintu rumah Syifa.
Beberapa detik kemudian, seorang pria paruhbaya dengan kacamata yang bertengger di hidungnya, muncul dari balik pintu. Eko Raharjo, berdiri tepat di hadapan Andrian seraya mengelus kumisnya yang tebal dengan pandangan mengintimidasi. Eko Raharjo, yang merupakan ayah Syifa itu menatap Andrian dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
"Siapa kamu?" tanya Eko Raharjo dengan nada dingin.
"Saya temannya Syifa, Om. Nama saya Andrian. Maaf Om, apa Syifa-nya ada?" Andrian bertanya dengan sopan.
Eko Raharjo mengangkat sebelah alisnya, "Ada. Tunggu sebentar," katanya.
Eko Raharjo masuk dan memanggilkan Syifa. Sedangkan Andrian duduk di kursi teras sambil menunggu gadis itu.
Bokapnya Syifa serem amat. Kumisnya juga tebel banget kayak sapu ijuk. Hehehe, tapi anaknya kenapa bisa secantik itu ya, gumamnya.
"Mas Andri," panggil Syifa. Gadis itu sudah siap untuk pergi bersama Andrian dengan penampilannya yang anggun.
Andrian berdiri dan menatap Syifa dengan mata terbelalak, mulutnya terbuka lebar membentuk huruf O besar. Andrian seperti orang yang sedang kelaparan, ia meneguk salivanya ketika melihat Syifa.
"Mas Andri kenapa bengong gitu liatin aku? Dandanan aku aneh yo, Mas?" Syifa nampak bingung melihat Andrian yang hanya diam dan menatap Syifa seperti itu.
"Ng-nggak aneh kok, Yank. Eh... maksudku, Dek. Ya ampun nih mulut keceplosan mulu dah." Andrian menepuk bibirnya sendiri.
"Mas Andri, gombal aja deh. Ayo Mas, jalan," ajak Syifa.
"Yok," sahut Andrian.
Mereka keluar dan berjalan menuju motor. Andrian memberikan sebuah helm berwarna pink kepada Syifa. Tidak, tidak! Andrian tidak memberikan helm itu pada Syifa, Andrian justru langsung memakaikannya di kepala Syifa. Gadis itu hanya menunduk dan tersipu malu. Mereka kemudian naik ke atas motor.
"Dek, pegangan dong biar kagak jatuh," kata Andrian.
Syifa memegang ujung besi motor yang ada di belakangnya."Ini aku wes pegangan, Mas."
Andrian menoleh ke belakang kemudian terkekeh geli, "Dek, kalau pegangan di situ nggak enak. Sini deh tangannya." Andrian meraih tangan Syifa dan melingkarkan di pinggangnya.
Syifa menurut, jantungnya berdetak lebih kencang seakan ingin mencelos keluar dari tubuhnya. Tegang, gugup dan salah tingkah. Syifa tidak bisa menahan getaran di hatinya yang semakin menjadi. Ya, getaran cinta yang perlahan mulai tumbuh.
"Ih, Mas Andri ... Syifa malu," katanya.
"Malu apa mau, Dek? Kalau pegangannya kayak gini tuh enak, Dek. Mas jadi berasa anget gitu," ucap Andrian, ia mulai melajukan motornya dengan perlahan.
Canda dan tawa mengiringi perjalan mereka, hingga motor matic milik Andrian berhenti di sebuah taman yang tidak terlalu ramai, cahaya di taman itu juga tidak terlalu terang.
Andrian menggenggam tangan Syifa dan membawanya duduk di sebuah bangku. Andrian tidak peduli dengan orang yang berlalu lalang di depannya. Genggaman tangannya tidak terlepas, ia bisa merasakan keringat dingin membasahi telapak tangan Syifa.
"Dek," panggil Andrian.
Syifa menoleh, "Iya. Ada apa toh, Mas?" tanyanya.
"I love you," kata Andrian lirih, namun Syifa bisa mendengarnya dengan jelas.
"Hah?"
"I love you!" Andrian mengulangnya dengan nada sedikit berteriak.
Syifa membelalakkan matanya. Terkejut, "Ih, Mas Andri... isin loh, Mas. Apaan sih?"
(Isin : Malu)
"Sampean isin toh Dek, punya pacar kayak aku?" tanya Andrian, tatapan matanya tak berkedip menatap wajah Syifa.
(Sampean : Kamu)
"Pacar? Mas Andri jangan ngelantur deh," Syifa menarik tangannya dari genggaman Andrian, ia tidak bisa menahan perasaannya.
Andrian kembali menggenggam tangan Syifa dan berlutut di depan gadis itu, "Dek, sampean mau jadi pacarku nggak? Jujur ya Dek, aku sayang nemen karo sampean. Aku pengen Syifa yang cantik ini jadi pacarku, kalau perlu jadi masa depanku juga," ungkapnya.
(Nemen karo sampean : Banget sama kamu)
Syifa gugup, ia tidak berani menatap wajah Andrian yang masih berlutut di depannya. Andrian mengangkat dagu Syifa, sebelah tangannya menyentuh pipi gadis itu lembut. Syifa merasa kakinya mulai lemas dan ingin segera terbang. Baginya, semua begitu indah dan romantis.
"Mas Andri," panggil Syifa, "Maaf, Syifa nggak bisa," lanjutnya.
Andri melepaskan genggamannya, ia terlihat sangat kecewa dengan jawaban Syifa. Andrian kembali duduk di samping Syifa dengan menundukkan kepala. Andrian yang sedari tadi sangat ceria dan bersemangat, seketika mendadak lesu dan pucat.
Tiba-tiba, Syifa meraih tangan Andrian dan menggenggamnya, "Maaf, Syifa nggak bisa nolak Mas Andri. Syifa juga sayang sama Mas Andri," kata Syifa dengan nada menggoda.
Andrian terkejut setengah mati, "Dek, serius?" tanyanya, Syifa mengangguk dan tersenyum.
Andrian langsung memeluk Syifa, membuat Syifa semakin lemas. Cukup lama mereka berpelukan, hingga menarik perhatian orang-orang yang melewati mereka. Tapi mereka tidak peduli. Malam ini, dunia milik mereka berdua.
"I love you, Yank," ucap Andrian dalam pelukannya.
Andrian menarik rahang Syifa dan mencium bibir ranum berwarna merah muda itu dengan mata tertutup. Syifa mendelikkan matanya, ia terkejut saat Andrian mengambil ciuman pertamanya. Andrian terus melumat bibir Syifa dengan nikmat, seolah sedang menikmati sebuah es krim.
Dengan perlahan, Syifa mulai menutup matanya dan menikmati ciuman itu. Ia merasakan permainan lidah Andrian yang semakin menjalar ke dalam mulutnya. Semakin dalam dan semakin panas. Andrian bahkan tidak membiarkan Syifa untuk menghirup oksigen.
Syifa melepaskan ciumannya, napas mereka saling memburu dengan kening yang saling menempel. Andrian mengelap bibir bawah Syifa dengan ibu jarinya.
"Mas Andri, iku ciuman pertamaku," kata Syifa.
(Iku : Itu)
Andrian terkekeh, "Alhamdulillah, berarti aku beruntung ya, Dek?"
"Hem, jadi mulai hari ini kita pacaran, Mas?" tanya Syifa.
"Iya dong. Hari ini, tanggal 9 September 2018, Assyifa Putri resmi menjadi pacar Andrian Permana. Awas loh Dek, mulai sekarang nggak boleh nakal, nggak boleh genit sama cowok lain. Sampean wes jadi bojoku!" Andrian mengucapkannya dengan penuh penekanan.
(Sampean wes jadi bojoku : Kamu sudah menjadi istriku)
Syifa mengembuskan napasnya, "Baru pacar Mas, belum jadi bojo. Lagian siapa juga yang genit, palingan juga sampean yang genit sama pelanggan ceweknya," sindir Syifa.
"Nggak, Dek. Aku janji, aku nggak bakal nakal, aku suayaaannggg kamu banget loh, Yank. Aku bakalan mempertahankan sampean sampai ke pelaminan."
Syifa tersenyum, "Aamiin," sahutnya.
Dan akhirnya, pendekatan yang selama ini mereka lakukan telah membuahkan hasil yang sangat manis. Keduanya saling menyayangi dan mencintai. Andrian yang merupakan pacar pertama Syifa, merasa sangat beruntung karenanya. Dan walaupun Syifa bukan yang pertama bagi Andrian, tapi ia berjanji untuk selalu setia hingga selamanya.
💥Give me vote and coment💥
Hasil kolab saya dengan Nazilah__
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️
RomanceCollab @Nazillah #warning 18++ Tersedia di Shopee Ketika tuhan menakdirkan kita bersama