part 2

506 21 0
                                    

Terik matahari yang terasa begitu menyengat dengan keramaian pengguna sepeda motor yang selalu memenuhi jalan raya itu tidak menghalangi semangat Syifa untuk berangkat ke JKB. Hampir pukul sebelas siang, dengan menggunakan sepeda motor maticnya, Syifa pergi ke sebuah kantor ekspedisi untuk mengirimkan beberapa barang pesanan pelanggannya.

Di usianya yang masih terbilang sangat muda, Syifa mampu untuk mencari penghasilan sendiri. Walaupun hanya dengan berbisnis online, penghasilan Syifa sudah sangat cukup untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Syifa memang terlahir dari keluarga yang cukup, namun tekadnya yang terus membara telah menjadikannya sebagai sosok yang mandiri.

Sesampainya di depan kantor Jalur Kirim Barang atau yang biasa disingkat dengan JKB, Syifa memarkirkan sepeda motornya dan mengambil kantong plastik yang berisi beberapa barang yang akan dikirimkannya. Syifa masuk dengan membawa barang-barang yang sudah terbungkus dengan rapi itu, namun ketika ia sampai di depan pintu, seseorang dengan tidak sengaja menabrak tubuh mungilnya dan membuat barang-barangnya jatuh berserakan.

"Maaf Mbak, nggak sengaja. Lagi buru-buru soalnya," kata pria yang menabrak Syifa.

Syifa berlutut dan mengambil barang-barangnya, "Nggak apa-apa, Mas."

Dan ketika Syifa kembali berdiri, pandangan mereka saling beradu. Syifa menatap wajah pria manis itu tanpa berkedip.

"Loh, Mbak Syifa toh? Maaf ya Mbak, aku bener nggak sengaja loh."

"Mas Andrian ya?"

"Eh, masih ingat namaku toh, Mbak?"

Syifa menunduk dengan tersipu, "I-iya masih ingat, Mas. Eh Mas, udah dulu ya aku mau kirim ini dulu." pamitnya dengan menunjuk barang-barangnya.

"Iya Mbak. Sekali lagi maaf loh, Mbak."

Syifa hanya menjawabnya dengan senyuman sebelum ia pergi meninggalkan Andrian. Ini adalah kali keduanya bertemu dengan Andrian, sejak ia mengganti ekspedisi sebelumnya dengan JKB.

Syifa duduk di depan operator sembari menunggu barang-barangnya selesai di input. Jari lentiknya sibuk membalas sebuah pesan via Whatsapp.

"Mbak, sampean kenal sama Andri toh?" tanya operator itu.

Syifa menatapnya dengan tatapan datar, "Eh, baru kenal kemarin, Mas." jawab Syifa.

"Oh, baru kenal toh ternyata." Operator itu ber-oh ria dengan menganggut. "Sudah nih Mbak, total semuanya untuk empat barang jadi Rp 47.000," lanjutnya.

"Nih, Mas." Syifa menyerahkan selembar uang lima puluh ribuan.

Operator dengan name tag bertuliskan Wahyu itu menerimanya dan memberikan empat lembar bukti pengiriman sekaligus uang pengembalian kepada Syifa.

"Mbak, hati-hati kalau sama Andri, dia itu jomblo loh, bisa-bisa nanti Mbaknya dipacari," kata Wahyu dengan disertai kekehan.

"Nggak mungkin," balas Syifa sebelum ia keluar dari ruang JKB.

Dalam perjalanan pulang, Syifa terus memikirkan tentang apa yang diucapkan Wahyu. Ia membayangkan jika itu benar terjadi. Syifa menggelengkan kepalanya dengan membatin.

Mikir opo sih aku ini, mana mungkin aku pacaran sama si Andri itu. Nggak, nggak mungkin, batinnya.

Cerita hasil, Collab saya dengan Nazilah__

Bukan hasil plagiat.
Kalau suka vote&coment. Thankyu 🤩😀

Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang