Sebulan sudah sepasang kekasih beda usia itu berpacaran. Keduanya semakin dekat, dan perasaan keduanya semakin nyaman. Andrian semakin menyayangi sang kekasih, begitu juga dengan Syifa. Hari ini Andrian akan mengantarkan paket. Seperti biasa, tujuan terakhir adalah rumah Syifa. Karna memang kebetulan hari ini Syifa mendapat kiriman paketannya. Bekerja sambil ngapel meskipun hanya sebentar, setidaknya ia bisa melepas rindu kepada sang kekasih. Karena sudah satu minggu mereka jarang bertemu, Karena keduannya sibuk pada urusan masing-masing. Meskipun begitu, keduanya selalu menjaga komunikasi dengan baik.
Beberapa menit kemudian Andrian telah sampai di kediaman Syifa. Andrian mengetuk pintu.
Tok tok
"Assalamualaikum." Karena tidak ada jawaban ia kembali mengetuk pintu.
Tok tok
Syifa yang kini berada di dalam kamar, langsung berlari pecicilan karna nendengar suara seseorang.
"Iya, sebentar," ucap gadis itu.
Cklek
Syifa membuka pintu, dan ia terenyum ketika melihat siapa yang datang. Meskipun sudah satu bulan menjalin kasih, Syifa masih saja gerogi, dan deg-degan saat bertatap langsung dengan Andrian.
"Selamat pagi, apa benar? Ini dengan Mbak Syifa?" Syifa tertawa, dan memukul pelan lengan Andrian.
"Iya, mas. Benar sekali, Ada apa ya?"
"Ini, mba. Mas Andri tamvan mau mengantarkan paketan." Kali ini Syifa benar-benar gemas dengan tingkah kekasihnya itu. Ia memeluk Andrian, seakan mengadu bahwa ia sangat merindukan lelaki tampannya itu.
"Haduh, mba. Kangen sama Kangmas tamvan ini ya?" Goda Andrian. Ia membalas pelukan Syifa.
"Kangen banget dong, Mas. Dedek kangen Mas tamvan, udah satu tahun gak ngapelin aku." Syifa cemberut.
"Ngawur, satu bulan aja gak nyampe. Masa satu tahun." Syifa masih saja cemberut.
"Kenapa dimonyongke bibirnya? Minta dicipok kah?"
"Ah, mas. Jangan bikin aku malu ih." Syifa menutup wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangannya. Gadis itu selalu merona jika Andrian berbicara seperti itu.
"Isin toh, dek? Gayake isin. Sini cium!"
Gayake isin : ceritanya malu
"Ah, mas. Jangan gitu sih. Malu diliatin orang."
"Loh, kita juga orang, Yank. Dikira kita ini apaan? Hahaha." Andrian tertawa.
"Mas, gak ada kirim barang lagi?"
"Gak ada, dek. Tapi sore ini mas di ajak mancing sama Pak Bos, tapi nanti dulu deh. Kangmas mau mesra-mesraan sama bojoku yang cantik ini." Andrian kembali menggoda Syifa. Syifa mesem-mesem sendiri.
"Ih, mas apaan sih. Hahaha, Pak bosnya Mas ko nempel ya sama sampean."
"Iya, dong. Orang tampan mah selalu ditempelin sana-sini. Tapi hati kangmas Andri cuma mau ditempelin dedek Syifa." Syifa mesem-mesem.
"Sampean ki selalu begitu, aku dadi salting iki," kata Syifa.
Sampean : kamu
Dadi : jadiAndrian hanya tertawa melihat tingkah pacarnya.
"Ibu bapak kemana, dek?"
"Udah tiga hari mereka ke Jawa Timur, Mas. Ke rumah Mbah. Katanya sih lagi sakit," jawab Syifa.
"Loh, kamu gak ikut? Berati kamu sendirian di rumah?" Syifa mengangguk.
"Melaske temen bojoku," kata Andrian dengan tampang sedih.
Melaske temen : kasihan sekali
"Haduh, Mas. Iku udah elek wajahe sampean. Gak usah tambah dielek-elekke. Hahahha," goda Syifa. Andria gemas dan mengacak rambut Gadis Manis itu.
Elek: jelek
"Dek, Mas mau serius sama kamu. Mas pengen nikahin kamu. Kamu mau gak?" Tanya Andrian tiba-tiba. Syifa pucat pasi mendengar pernyataan Andrian. Ia bingung harus menjawab apa.
"Eh, tenane loh mas? Aku masih kuliah."
Tenane : yang bener
"Gak popo toh, Mas Andri siap nunggu kamu. Jujur loh, cinta Mas Andri iku sampun mentok kaleh sampean dek," ucap Andrian setulus hati.
Gak popo : gak papa
Sampun : sudah
Kaleh: sama"Tenane Mas, aku juga cinta sama Mas Andrian. Love you so much pokoknya. Hehe."
"Moso sih dek?"
"Tenane, Mas. Aku gak ngapusi."
Ngapusi : bohong
Andrian memeluk Syifa.
"Dek, kamu makin hari makin tambah cantik loh."
"Mas, ojo ngono! Aku isin ih." Seperti biasa Syifa salting mendengar gombalan Andrian. Syifa mengenggam tangan Andrian.
Ojo ngono : jangan gitu
"Mas, kamu beneran serius sama aku? Baru satu bulan kita pacaran. Dan, kamu ngajak seriusan?"
Andrian tersenyum. Inilah salah satu yang Syifa sukai dari Andrian, senyuman tulus, tanpa pemanis buatan. Andrian memang tampan, cakep, manis. Itu menurut Syifa. Kini Andrian menangkup wajah sang kekasihnya.
"Dek, bagi Mas. Cinta itu gak butuh seberapa lama kita kenal, kalo hati Mas sampun mantep sama pilihan Mas, Yasudah, Karna Mas yakin, Dek Syifa ini adalah pilihan yang tepat."
Syifa merasa terharu. Ini pertama kalinya ia berpacaran. Dan, mendapat kekasih yang pintar membuatnya tertawa bahagia. Syifa harap Andrian adalah cinta pertama dan terakhirnya.
"Aku, sayang banget sama Mas Andri."
"Mas, juga sayang banget sama pacarku yang cantik ini."
"Dek, bentar deh. Itu gigi kamu ada cabenya."
"Ih ... Sing bener mas. Masa sih?"
Syifa langsung masuk ke dalam rumah, dan langsung berkaca. Ternyata Andrian mengerjainnya. Syifa merasa gemas. Ia langsung melesat menghapiri Andrian. Ia ingin mencubit Andrian karena telah mengerjainnya.
"Mas, Andri. Ih, ngapusi!"
"Hahahaha." Andrian tertawa.
Beberapa menit kemudian Andrian mohon pamit. Karena ia sudah ada janji dengan Bosnya. Malam harinya Syifa masih dibuat tersenyum oleh Andrian, karena kata-kata manisnya, dan gombalan mautnya yang membuat Syifa semakin sayang. Yang paling membuat Syifa terharu, ketika Andrian mengirim kata-kata manis.
😍Untuk Syifaku, cantikku, cah luguku. Mas Andri sangat cinta, dan sayang sama Syifa. Aku berjanji, bahwa kamu adalah tujuan terakhirku. Gadis yang kini menjadi pacarku, sekaligus calon ibu dari anak-anakku. Dek Syifa harus berjanji mau nikah sama Mas Andri ya? Ini permintaan, bukan paksaan.
Mas Andri Sayang banget sama dek Syifa. Selamat istirahat sayang. Tutup matamu, dan sambut hari esok dengan senyum ceriamu.Muuach.😍
"Ya Allah, mas Andri. Aku kan terharu."
Syifa gigit bantal, dan guling-guling. Hingga rasa kantuk melandanya, akhirnya ia tertidur.
⭐Give me vote and coment.
Cerita hasil kolab saya dengan ⭐Nazilah__
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️
RomanceCollab @Nazillah #warning 18++ Tersedia di Shopee Ketika tuhan menakdirkan kita bersama