part 4

390 22 0
                                    

"Bro, mana barang Syifa yang mau dikirim?" tanya Andrian pada Wahyu.

"Ada tuh."  Wahyu menunjuk setumpuk barang milik costumer yang akan dikirim,"Mau ngapain lu?" tanyanya.

"Cuma mau lihat doang kok."

Wahyu mengambil salah satu barang yang sudah terbungkus itu dan memberikannya pada Andrian. Dengan cepat, Andrian menerima barang itu, ia melihat tulisan yang tertera di bungkusnya dengan tersenyum. Andrian merogoh saku celananya dan mengambil ponselnya.

"Wah, pinter juga nih anak," sindir Wahyu ketika melihat Andrian yang sedang mencatat nomor ponsel Syifa.

"Zaman sekarang harus gerak cepat, kalau nggak gitu keburu diambil orang. Ya udah ah, mau ngider dulu anter barang," balas Andrian, ia mengembalikan barang Syifa kepada Wahyu.

"Okey!"

Andrian keluar dari kantor JKB dan bersiap untuk berangkat mengantarkan barang-barang pelanggannya. Sebelum berangkat, Andrian kembali mengambil ponselnya. Ia mencari kontak yang baru saja ia simpan dan ia beri nama Dek Syifa Cantik. Andrian mencium ponselnya beberapa kali sebelum ia menyimpannya ke dalam saku celananya lagi.

Andrian mengembuskan napasnya. "Aku tresno koe, Dek," gumamnya sambil tertawa.

* * * * *

Malam harinya,

Di dalam kamar dengan cahaya lampu yang sangat terang, Syifa duduk di atas ranjangnya seraya berkutik dengan laptopnya. Beberapa tugas kuliah membuatnya sangat sibuk, ditambah lagi dengan kegiatannya di dunia olshop yang sangat padat, hampir setiap hari Syifa melayani pembeli yang lebih dari satu orang.

Handphone Syifa sudah seperti mall keliling. Ia menjual apapun, pakaian, kosmetik, sepatu, tas dan lain-lain. Jujur dan amanah, itulah prinsip Syifa dalam hal jual beli. Ia tidak ingin membuat pelanggannya merasa kecewa.

Dering ponsel yang memekik telah mengagetkan Syifa, sekaligus menghentikan tarian jari lentiknya di atas keyboard laptopnya.

Nomor siapa nih? batin Syifa saat melihat layar ponsel yang menampilkan nomor tak dikenalnya.

"Halo," sapa Syifa.

"Halo Cantik," terdengar suara seseorang dari seberang telepon dengan nada ramah.

Deg!

Kok kayak kenal sama suara ini ya, Syifa membatin lagi.

"Eh, maaf ini siapa ya?" tanyanya.

"Calon pacar kamu, Dek," jawab orang itu.

"Hah? Serius nih siapa?"

Terdengar suara kekehan dari seberang telepon, "Ini aku Andrian, Dek Syifa yang Cantik," katanya.

Seketika pipi Syifa merona, memerah semerah tomat. Jantungnya berdegup dengan kencang ketika mendengar nama Andrian. Seyuman manisnya merekah dan menghiasi wajah cantiknya.

"Eh, Mas Andrian toh? Ada apa, Mas? Sampean kok bisa tau nomor hpku?" tanya Syifa.

Andrian tertawa, "Jelas tau dong. Aku cuma pengen denger suara kamu aja, Dek. Nggak boleh ya aku telepon?"

"Bo-boleh aja sih, Mas," jawab Syifa gugup.

"Tapi nanti kalau pacarnya Dek Syifa marah gimana?"

Syifa menutup laptopnya dan meletakkannya di atas meja. Syifa merebahkan tubuhnya, jantungnya masih berdebam tak karuan, ia merasa seperti banyak kupu-kupu yang beterbangan di atasnya, persis seperti cerita di dalam komik.

"Ehm, aku... aku belum punya pacar, Mas."

"Yes!" teriak Andrian dengan nada penuh semangat.

"Ke-kenapa, Mas? Kok kayaknya girang gitu?"

"Kesempatan emas, Dek. Berarti masih ada kesempatan nih buat aku," jawab Andrian dengan cengis-cengis.

"Iy-iya deh, Mas."

"Iya apa nih? Iya mau jadi pacarku atau apa?" Andrian terus menggoda Syifa, membuat Syifa kikuk dan salah tingkah.

Syifa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia ragu dengan perasaannya, antara senang dan bingung dengan sikap Andrian. Syifa sendiri tidak mengerti dengan perasaannya, apakah ia telah jatuh cinta pada Andrian atau hanya sebatas suka. Tapi entah mengapa, Syifa selalu merasa senang jika bertemu dan berbincang dengan Andrian.

"Nggak tau ah. Udah Mas jangan ngelantur ngomongnya."

"Hehehe, iya deh. Aku sabar nunggu kok, Dek. Eh iya, kamu lagi ngapain, Dek?" tanya Andrian.

"Geje sampean iku, Mas. Aku baru selesai ngerjain tugas kuliah nih. Mas Andri sendiri lagi apa toh?"

"Lagi nelepon kamu, Dek. Ya udah, bobok gih. Udah malem loh ini."

"Iya. Ya udah ya Mas, aku matiin dulu teleponnya," kata Syifa.

"Iya kesayanganku. Ups... keceplosan! Hehehe...."

"Huh... gombal," balas Syifa sebelum ia memutuskan telepon secara sepihak.

Setelah telepon terputus, tiba-tiba ada satu pesan masuk via Whatsapp dari Andrian. Andrian mengirimkan satu foto dirinya yang sedang duduk dengan membawa segelas kopi hitam, senyuman manis terlihat jelas di wajahnya. Andrian juga menyelipkan sebuah tulisan di bawah fotonya, 'Good night, Baby'.

Syifa memeluk ponselnya kegirangan, mendekapnya dengan hati berbunga-bunga. Dipandangnya foto Andrian beberapa kali, seolah melihat detail ukiran indah yang Tuhan ciptakan.

Kok mas Andri kayak gitu ya? Apa jangan-jangan dia beneran suka sama aku? Duh, kok aku jadi kege-eran gini sih. Au ah, biarin aja, palingan cuma modus aja tuh cowok, batin Syifa.

Syifa meletakkan ponselnya di atas meja belajarnya. Kemudian ia kembali menidurkan dirinya di atas ranjang dan memakai selimutnya yang lembut. Tak lama, akhirnya Syifa tertidur dengan pulas.

Hasil collab. Bukan hasil plagiat.
Nazilah__

Cinta Mas Kurir(Sebagian Part Dihapus)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang