09 : tentang kesedihannya

127 11 0
                                    

Bahagia — Aila Danuarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahagia — Aila Danuarta.

Patah biarlah patah
Tapi kumohon jangan biarkan berlarut
Belajar untuk mengerti bagaimana hatimu
Dia berhak merasakan suatu kebahagiaan, yakan?

Menangislah hingga kau puas,
Setelah itu redakan kesedihanmu
Dan silakan cari apa yang kau sebut dengan bahagia.

Lagu lama Devaro — Rapuh.

Setelah selesai membicarakan semuanya, Devaro, Aila dan juga Daniel memutuskan untuk meninggalkan Restoran Dirgantara.

Dan mereka bertiga kini tengah berada di parkiran sambil berbicara sebentar. Devaro memandang ke arah Aila yang tengah merapikan rambutnya.

"Lo pulang naik apa?"

Aila menoleh ke arah Devaro yang tengah menatap wajahnya dengan datar dan tangan kanannya sudah membuka pintu mobil.

"Gue bawa mobil kok."
Daniel menoleh ke arah Devaro yang saat itu tengah menganggukkan kepalanya paham. "Thanks ya, lo udah mau dateng nemuin gue." Ucap Devaro.

Aila tersenyum tipis lalu menganggukkan kepalanya, senyum yang sama dengan sosok masa lalu, membuat Devaro ingin melihat senyum itu dalam jangka waktu yang lama.

"Kalau gitu, gue balik." Aila melambaikan tangan ke arah Devaro, lalu beranjak masuk ke dalam mobilnya disusul oleh Devaro dan juga Daniel yang saat itu satu mobil.

Akhirnya mobil mereka berdua meninggalkan Restoran Dirgantara dan melaju ke tempat yang mereka tuju masing masing.

Di dalam mobil, Devaro hanya diam sambil terus terfokus menyetir. Sesekali ia memijat pelipisnya pelan lalu menghembuskan nafasnya.

"Lo kenapa?"

Daniel yang melihat kelakuan Devaro sedikit aneh segera menanyakan apa yang terjadi dengan dirinya, tetapi Devaro hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Lo masih gak percaya sama apa yang lo lihat tadi?" Tanya Daniel, membuat Devaro menoleh ke arahnya sekilas lalu menundukkan kepalanya.

"Gue masih gak ngerti, gue kira dia Alana. Dan ternyata bukan, even thought i hope it's her." Jawab Devaro kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata.

"Tadi pas gue lagi ngobrol sama dia, gue ngerasa kalau gue lagi ngobrol sama Alana. Dia sama persis coy, gak ada bedanya. Gila..." Daniel menggelengkan kepala terheran heran.

Devaro mengambil bungkus rokok mild yang ia letakkan di atas dashboard mobil lalu membakarnya. Sebelum menghisap rokok itu, ia menurunkan jendela mobil sedikit lalu menghisapnya dengan leluasa.

"Gue gak paham sama hati gue, rasanya gue mau sama dia terus. Padahal gue tau kalau dia itu bukan Alana tapi Aila." Daniel tertawa pelan mendengar ucapan Devaro.

Destiny or CoincidenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang