Cewe Baru

26 12 0
                                    

"Grizelle?" tanya seorang perempuan.
"Iya?"
"Bisa kita bicara sebentar?"
"Tasya?"
"Ada yang mau aku omongin sama kamu soal Alam"
"Semuanya udah jelas, saya gak mau mengungkit-ngungkit masalah ini lagi" jawab El sedikit tegas.
"Kamu salah paman El, izinkan aku menjelaskan semuanya ya?" pinta Tasya sangan memohon kepada El.

Kemudian Tasya mengajak Grizelle untuk duduk di bangku Taman Kota.

"Kamu salah paham, apa yang kamu liat waktu kita pertama kali ketemu itu salah paham" Tasya mulai membuka suara.
"Bisa langsung to the point aja ga? Biar ga bertele-tele" jawab El ketus.

-Ini cewe ketus banget sih, kok Alam bisa sesuka itu ya sama dia- Ucap Tasya dalam hati.

"Aku sama Alam gada apa-apa, hubungan aku sama dia cuma sebatas teman, tidak lebih. Jika kamu berfikir bahwa aku menyimpan perasaan kepada Alam, itu salah besar, karna saya tahu bahwa orang satu-satu nya yang sangat Alam cintai cuma kamu, Grizelle" Tasya mencoba menjelaskan kepada Grizelle.

-Jika berbohong membuat El berbalik kepelukanmu lagi, Aku akan tetap terus berbohong pada diriku sendiri hanya untukmu Lam- Hati Tasya berkata, dan menahan rasa sakit yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Lalu mengapa setiap saya ketemu dengan Alam, kamu selalu ada bersama Alam?" tanya Grizelle.
"Aku sama Alam cuma partner koas doang El, kebetulan aku sedang koas dan satu RS dengan Alam. Kadang aku meminta Alam membantu ku membuat laporan selama aku Koas" jelas Tasya.
"Aku mohon sama kamu, buat temuin Alam, ada yang mau Alam omongin ke kamu, aku pamit ya, makasih udah mau mendengar penjelasanku" lanjut Tasya yang kamudian langsung meninggalkan Grizelle di bangku taman kota sendirian.

...

"Assalamualaikum Dhira, Dhiraaaaaa" panggil Arshan dari luar rumah Dhira.

Kebetulan hari ini Arshan sudah berjanji akan mengantar Dhira kemana saja. Rumah mereka bersebrangan, Arshan tidak butuh waktu lama untuk sampai di depan rumah Dhira.

"IYA TUNGGU, SABAAARR SEBENTAR" teriak Dhira dari dalam rumahnya.

Arshan yang mendengar suara Dhira pun tertawa.

"Kecepetan tau ga si lu jemputnya"
"siapa suruh siap-siapnya lama, ngapain aja sih lu?" tanya Arshan.
"Ya dandan lah biar cakep" jawab Dhira dengan pede nya.
"Idiiiih... lu mau dandan, mau kagak tetep aja dimata gua lu tuh kucel kayak anak kecil abis main panas-panasan, bau matahari, tau ga lu?" ledek Arshan sambil mengusap kepala Dhira.

Dhira tidak memperdulikan omongan Arshan, dan langsung menaiki motor Trail Arshan.

Tidak butuh waktu lama mengantar Dhira ke kampusnya. Kemudian Dhira langsung memasuki kelasnya dan Arshan menunggu Dhira di kantin kampus nya sambil bermain game.

...

2 Messages From Fariz

Hai Grizelle jelek :p Aku baru sampe nih. Apa kabar setelah sehari lebih beberapa jam kamu aku tinggal??
Have a good day yah! Semangat kuliahnya, jangan lupa ke kedai juga.

Grizelle yang baru selesai bersiap-siap untuk menuju kampus melihat sebuah notif dari Fariz pun langsung membalasnya.

Hai Fariz, jelek gini juga ada yg sayang :p Kabar aku baik ehehe. Iya nih aku mau ke kampus, ada kelas siang ini, nanti pulang ngampus baru kekedai.
Aku ngampus dulu ya, see u
Read

Grizelle pun langsung berangkat menuju kampusnya.

Sesampainya di kampus, Grizelle langsung memasuki kelas. Ternyata hari ini Grizelle satu kelas dengan Zeline.

...

Setelah kelas selesai Vara pun bergegas untuk masuk ke kedai.

"Terimakasih pak, ini uangnya" Vara memberikan satu lembar dua puluh ribuan kepada abang pengemudi ojol (ojek online) tersebut setelah sampai. Ia pun menuju office ruang bagian atas kedai untuk mengganti bajunya.

"Dhir gimana kedai hari ini?" tanya Vara kepada Dhira yang sedang membuat dua green tea latte dengan cekatan.
"Rame kok var agak kerepotan sih soalnya si Tavisa agak telat katanya jadi gue sendiri, yaudah nih lu kasih ke meja no 19" sambil memberikan nampan berisi dua buah minuman tersebut
"Ok siap"

Vara pun menyajikan dua minuman tersebut di meja no 19 ternyata yang memesan Nizam.

-Kenapa Dhira gak ngasih tau sih kalau itu meja Nizam- ucap Vara dalam hati.

*Author*
Tapi ngomong-ngomong Vara sudah lama tidak melihat Nizam setelah ia mendirikan kedai tersebut, namun siapa perempuan yang ada di sampingnya. Ada apa ini? Atau karena Vara pernah menolak Nizam?

"Hai Zam, ini pesanannya silahkan di nikmati ya" Vara meletakan kedua minuman tersebut lalu tersenyum.
"Eh Var, udah lama gua gak ketemu sama lu. Apa kabar?" Tanya Nizam.
"Baik kok"

Melihat senyum Nizam terlihat beda, terihat ada sesuatu antara mereka berdua perempuan yang ada di sebelah Nizam pun jengkel melihat ke akraban mereka berdua.

"Siapa Zam? Temen lo?" Tanya Zea dengan nada jutek.
"Iya Ze ini temen SMA gua, namanya Vara" jelas Nizam.
"Kenalin gue Vara" sambil mengulurkan tanganya Vara tersenyum.
"Zea" hanya sebait nama saja yang Zea utarakan tanpan mengulurkan tangannya.

'jutek banget sih, untung pelanggan lu kalo engga gua tendang pala lu' gerutu Vara dalam hati.

"Ze lu gak boleh jutek gitu dong sama Vara" ucap Nizam tegas.

Zea merasa Nizam lebih membela Vara dari pada dia.

'awas aja ya zam gua bakal bikin lo suka sama gue!' Ucap zea dalam hati penuh keyakinan.

"Eh udah gak apa-apa kok, yaudah ya gue balik ya, masih ada kerjaan" ucap Vara tak enak hati.

Selepas Vara pergi Zea menatap punggung Vara dengan lekat, apa Nizam suka dengan Vara?.

"Udah lah Zam gua pergi aja"
"Ze gausah kayak anak kecil deh, sekarang kerjain aja tugas lo nanti gua cek kalo ada yang salah"
"Iya iya"

Vara yang terlihat kesal sehabis mengantarkan pesanan membuat Dhira bingung apa yang terjadi pada sahabatnya tersebut.

"Var lu ngapa dah? Mukanya bete gitu?"
"Eh lu kenapa gak kasih tau kampret kalo tadi meja nya Nizam" ucap Vara kesal
"Serius lo? Setau gue cewe yang mesen?"
"Iya dia sama cewe mana jutek banget lagi, manis sih tapi sepet" oceh Vara tidak jelas.
"Cemburu lu ya? Hahaha"
"Ya engga lah gila lo ya"

'Apa bener gue cemburu tapi ngapain juga gue cemburu lagian cuma temen' Vara bertanya tanya dalam hati.

....

Setelah kelas selesai ia pun keluar dari kelas dengan semangat, Tavisa melihat Gio yang sedang duduk di bangku yang tersedia di koridor. Gio sedang memainkan ponselnya, Tavisa tidak tau sejak kapan ia kagum dengan tampang yang sangat manis milik Gio. Gio memang terkenal dengan wajahnya yang manis.

"Woyyyyy" teriak Abim di telinga Tavisa.
"Apansii lo kambing teriak-teriak di kuping gue" gerutu Tavisa.
"Ya lagian lu ngapain coba berdiri di tengah-tegah sambil bengong gak jelas"
"Ya suka-suka gue lah mau gua salto di sini juga bukan urusan lo"
"Sinting lu ya, apa lu lagi liatin Gio secara dia kan banyak fansnya gitohhh" ucap Abim yang sangat bacot tersebut.
"Lagian liatin Gio lebih enak di pandang dari pada lo bikin mual"

Tavisa yang sedang berbicara pun langsung di tarik oleh Abim keluar, Abim takut kalau saja Vara melihat gio di ranggkul oleh seorang perempuan. Abim takut jika Tavisa nantinya sakit hati.

"Eh apaan sih lo narik-narik gua masih pengen liat bebep gua yang manis banget itu"
"Bawel banget sih, siapa bebep lo? Gue?"

....

#CuapCuapAuthor
Makin complicated aja neh wkwk
Jangan lupa vote & comment
See u ❣️

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang