Ada Sesuatu?

23 8 0
                                    

Rafi dan Zeline yang sedang menikmati indomienya dalam diam, akhinya Zeline pun membuka suara.
"Raf tadi kamu kenapa kok bisa berantem sama Arshan? kenapa juga ada Dhira?" Tanya Zeline beruntun.
"Tadi Dhira cerita ke aku, trus Dhira nangis ya aku tenangin dia tapi si Arshan malah gebukin aku. Sial" jelas Rafi.
"Ohh gitu" gumam Zeline sambil memperlihatkan senyum kecilnya menutupi wajahnya yang banyak menuai tanda tanya dalam hatinya dan ada rasa sedikit cemburu. Mengapa Dhira menangis? Mengapa Dhira tidak bercerita kepada Tavisa, Vara, El, dan dirinya yang jelas-jelas mereka bersahabat dan lebih memilih bercerita kepada Rafi.

Tringg..

Adhira Falguni

4.50 PM.
Zel.. nanti malem gua ceritain ya di telfon
Gua sekarang lagi di jalan pulang naik ojek

"kok Dhira gak bareng Arshan? Tumben, ada apa?  Bukannya tadi mereka berdua?" tanya Zeline dalam hatinya saat ia membaca pesan singkat dari Dhira, serasa ada yang janggal.

Gak perlu Dhir.. tadi Rafi udah cerita kok gpp.

Degg...

Di sisi lain Dhira yang membaca pesan Zeline tertegun.

Apa Rafi cerita ke Zeline kalau dia menangis karena Arshan yang meyukainya lalu ia tidak cerita kepada sahabat-sahabat nya selama ini.

"maaf Zel, Var, Vis, El gua ga bisa cerita ke kalian karena gua gak mau kalian tau tetang ini, gua gamau nyusahin kalian, dan gua rasa Rafi bisa nolong gua tapi nyatanya semua malah membuat masalah ini makin rumit, Tuhan tolong Dhira"

ucap Dhira dalam hati dan matanya bekaca-kaca. Ingin rasanya ia menangis di langit sore yang hampir gelap ini.

Rasanya tidak mungkin karena saat ini ia sedang berada di motor, yang bisa saja orang lain melihatnya jika menangis. Ia pun segera menenangkan diri dan mengusap sedikit air mata yang hampir saja tumpah dari matanya.

🌼🌼🌼

"Pagii semuuaaaa" ucap Tavisa dengan semangat, sambil membuka pintu office di lantai atas kedai yang sudah ada El dan juga Vara.

"Set dah semangat amat" sahut Vara.
"Oiya dong jelas kan di anter ama bebep Abim" ledek El kepada Tavisa.
"Yey babap bebep ndass muu"
Mereka pun tertawa karena puas dengan meledek Tavisa, namun tak biasa El tertawa namun tatapnya kosong entah masalah apa yang tengah ia hadapi.

"El lu gpp? Lu ada masalah?" Tanya Tavisa beruntun.
"Hah? Kenapa gua?"
"El kalo ada masalah bilang aja sama kita, yakan Var?"
"Iya El bilang aja lu kenapa? Dari ketawa lu tadi aja lu gak kayak biasanya"
"Hmm..gua gatau Var, Vis sekarang gua ada di posisi apa tapi yang pasti gua bingung milih yang pasti atau yang gak pasti" ucap El dengan wajah murungnya.
"Ya kalo kata gua mah yang pasti lah semua orang pasti butuh yang pasti" ucap Vara.
"Maksud lo pasti atau gak pasti itu siapa El? Kak Alam sama Fariz maksud lo?" Tanya Tavisa, El hanya menggangguk pelan.
"El lu bingung bukan karna yang pasti atau yang gak pasti tapi hati lu yang bingung, masih terjebak pada masa lalu yang ingin keluar tapi seseorang yang lo ingin malah ninggalin lo lagi dan yah lu trauma karna takut di tinggal lagi" ucap Tavisa panjang lebar.
"El kalo lu bingung sama hati lo, lo tinggal pikir lagi apa lu mau terus terjebak ke masa lalu? Walaupun emang kak Alam ninggalin lu karna dia belajar dia ninggalin lu selama 2 tahun tanpa kabar, Gua yakin kok Fariz orang yang baik, dia juga akan balik lagi dia juga masih ngabarin kan? Gak kayak kak Alam?" Tanya Vara kepada El.
"Dia udah jarang Var ngabarin gue" wajah El berubah jadi sendu, Vara dan juga Tavisa menenangkan El.
"Udah gak usah di pikirin dulu pokoknya lu fokus aja sama kuliah dan kedai ini dulu" ucap Tavisa yang di balas anggukan oleh El di sertakan senyuman nya.

"Eh guys maaf telatt" ucap Zeline.
"Orang tuh ketok dulu kek salam dulu kek, ini ngagetin aja" ucap El dengan tawa kecilnya, itulah El yang seakan akan masalah hanya badai kecil yang berlalu, walaupun sebenarnya ia masih terkadang mengingatnya.
"Maaf maaf yaelah"
"Bucin mulu sih lu ya" ucap Tavisa dan semua mentertawakan nya, Zeline memang korban sasaran yang tepat menurut mereka untuk di jadikan bahan tertawan memang sangat kurang ajar.
"Enak ajaa, btw Dhira blm dateng?" Tanya Zeline.
"Belum kedengeran suara motor Arshan, berarti Dhira belum dateng" ucap Arshan.
"Eh gua mau cerita deh sama kalian, jadi kemaren gua liat kalo misalkan Dhira di rangkul Rafi dan di situ Dhira nangis gua gak tau apa yang mereka bicarain gua juga gak mau berprasangka buruk sama Dhira.."
"Hah Dhira ngambil Rafi maksusd lo?" Ucap El.
"Engga gitu bambang dengerin dulu gua cerita, jadi kata Rafi si Dhira itu ada masalah dan dia cerita ke Rafi yang gua bingung kenapa dia gak cerita sama kita?" Ucap Zeline.
"Iya juga ya kenapa dia gak mau cerita sama kita? Apa dia mau minta bantuan Rafi, atau dia udah gak percaya lagi sama kita?" Tavisa bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi oleh sahabatnya itu.
"Bentar deh gua telfon dulu kok dia blm dateng ya jam segini" Vara pun menekan nama Dhira di handphonenya tersebut.

🎶Tringgg....

Nada handphone terdengar di depan pintu office, Vara pun membuka pintu tersebut.
"Dhiraa.. kenapa lo di depan pintu?" tanya Vara, tangis Dhira pecah seketika.
"Ayo Dhira masuk dulu" ucap Vara sambil meranggkul Dhira.
"Dhir lo kenapa?" Ucao Zeline khawatir.
"Ma..maafiin gua Zel, kalo gua salah cerita ke Rafi, maaf gua gak cerita ke kaliann.." ucap Dhira sambil menangis sesegukan.
"Gak apa apa Dhir Rafi kan juga temen lo, lo gak perlu minta maaf. Gua juga tau lo ga bakal kayak gitu" ucap Zeline sambil meranggkul Dhira dan menenangkannya.
"Oke gua bakal cerita ke kalian tentang masalah gua" ucap Dhira yang sudah lebih tenang. Dhira pun menceritaka awal Arshan mengunggkapkan perasaannya bagaimana ia takut kehilangan sahabat masa kecilnya itu dan ia meminta bantuan Rafi agar memberi tau Arshan bahwa Dhira butuh waktu dan Arshan yang salah paham semua ia ceritakan kepada sahabatnya tersebut.

"Yaampun Dhir kenapa lu gak bilang ke kita" ucap Vara.
"Maafin gua, gua bener bener takut buat cerita ke kalian secara kan kita udah punya kesibukan, gak kayak kita pas SMA"
"Gak usah sungkan buat cerita kayak baru kenal aja sih, walaupun kita gak punya jalan keluar buat masalah lu setidaknya lu punya tempat untuk cerita Dhir buat yang lain juga" ucap El.
"Siaap komandan haha" ucap Tavisa sambil tertawa kecil.
"Udah yuk kita buka kedai, sedih-sedihannya buang aja sekarang kita fokus dulu buat kedai kita" ucap Zeline.
"Oh iya guys gua izin ya sore gua pulang duluan boleh? Soalnya ada janji" ucap El.
"Pasti janjian sama kak Alam"
"Cielah yang mau balikan haha"
Akhirnya El pun kena juga menjadi bahan tertawaan, memang mereka senang sekali menggoda dan mentertawakan sahabatnya sendiri.

#CuapCuapAuthor
See you soon guys😚
Sampai ketemu di next capter yang buat kalian menguras perasaan haha
Maaf sebelumnya kita slow update ya authornya moodyan parah nih wkwkw.

Untuk info lebih lengkap kalian bisa
Follow ig : @Thazzmana
Love ❣️
Author Thazzmana

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang