Disebuah taman yg cukup luas terdapat seorang adik kakak yg sedang bermain dengan anak yg lainnya, tapi sang kakak hanya diam tak bergeming.
Kurang lebih 10 tahun mereka terpisah dari keluarganya, yg membuat Saaih sudah terbiasa dengan kehidupannya bersama adiknya. Mungkin takdir meminta Saaih untuk hidup lebih mandiri.
Fatim kecil kini sudah beranjak dewasa umurnya sudah genap 15 tahun sedangkan Saaih sendiri sudah berumur 17 tahun.
Sejak tadi Saaih terus melamun memikirkan kejadian yg ia dan adiknya alami saat itu.
Flashback on
"Umiii abii.." teriak Saaih
Namun tak ada satu pun orang yg mendengarnya, keadaan saat itu sangat lah sepi.
"Bang, umi sama abi mana?" tanya Fatim yg saat itu baru berumur sekitar 5 tahun
"Abang gak tau" ucap Saaih yg sudah nampak pasrah dengan keadaan
"Fatim takut" ucap Fatim dengan air mata yg sejak tadi turun membasahi mukanya
"Atim jangan takut, kan ada abang disini" ucap Saaih yg terus menguatkan sang adik walaupun ia sendiri pun rapuh dan mengusap air mata Fatim
|sementara dikeluarga GH|
"Bi, perasaan umi ga enak nih" ucap umi tiba-tiba
"Kenapa? Ada masalah kah?" tanya Abi
"Coba kita absen dulu" ucap umi
"Ywdah, anak-anak kita absen dulu" ucap Abi
"Gen Halilintar"
"MY FAMILY MY TEAM"
"Absen start"
"One"
"Two"
"Three"
"Four"
"Five"
"...."
"Six mana???" tanya umi yg mulai khawatir
Atta sang kapten langsung mengecek seluruh bangku.
"Saaih gak ada mi, Fatim juga" ucap Atta
Detik itu juga umi lemas, air matanya turun seketika. Saking sibuknya mengurusi semua anaknya sampai2 kedua anaknya ada yg tertinggal.
"Ya sudah Atta sama Thariq mau cari mereka dulu" ucap Atta dan langsung turun dari bus milik mereka.
"Umi juga mau ikut nyari" ucap umi
"Ehh umi disini aja, biar kita-kita yg nyari" ucap Sohwa
"Gpp umi mau mencari mereka, pasti mereka belum jauh dari sini" ucap umi yg masih bersikeras untuk mencari 2 permatanya.
Umi mencoba menanyakan keseseorang dengan cara menyebutkan ciri2 fisik dari anaknya.
"Permisi pak" ucap umi sopan
"Iya ada apa?" tanya orang tersebut
"Saya mau tanya, bapak melihat kedua anak ini tidak lewat sini?" tanya umi sambil menunjukan foto Saaih dan Fatim
"Hmm, coba saya lihat dulu" ucap orang itu sambil melihat foto yg umi bawa
"Maaf bu, saya belum pernah melihatnya" ucap orang itu lagi
"Ohh ya sudah terima kasih ya pak" ucap umi
"Iya sama-sama" ucap bapak2 itu
|keadaan Atta|
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan (Saaih-Fatim)
Non-FictionDi sebuah keluarga bernama Gen Halilintar yg mempunyai 11 orang anak + 2 orang tua ini sudah dikenal oleh banyak orang. Tapi ada 2 orang anak yg terpisah dari keluarganya yaitu Saaih dan adiknya yg bernama Fatim. Mereka bersama-sama menjalankan kehi...