Keadaan Fatim semakin hari memang semakin membaik. Walaupun beberapa waktu belakangan keadaannya sempat drop. Namun alat canggih seperti selang dan alat detak jantung masih setia menemani Fatim.
"Tim" panggil Saaih lembut
"Hai, abang" jawab Fatim tersenyum tipis
"Gimana keadaannya?" tanya Saaih
"Alhamdulillah baik bang" ucap Fatim
"Abang kangen kamu" ucap Saaih
"Atim juga kangen abang:)" jawab Fatim
"Atim senang kan kita udah ketemu sama umi abi sama semua saudara kita" ucap Saaih
"Atim seneng banget bang hehe, akhirnya yaa doa kita kekabul" ucap Fatim senang
"Alhamdulillah" syukur Saaih
"Bang" panggil Fatim
"Kenapa?" tanya Saaih melihat mata Fatim intens
"Atim mau pulang, Atim kangen sama rumah. Atim ga betah disini" ucap Fatim yg kemudian melihat kearah kanannya yg disitu terdapat alat detak jantung. (Ga tau aku namanya apa hehe:v).
"Nanti bakal pulang kok, yg penting Atim disini harus sehat dulu" ucap Saaih menyemangati Fatim
"Pasti, Atim pasti sembuh" ucap Fatim mengepalkan tangannya ke udara.
"Ehh, tapi Atim sakit apa?" tanya Fatim
"Kamu bukan sakit tapi kecelakaan" ucap Saaih
"Hmm, maaf ya bang. Karena Fatim ga mau dengerin ucapan abang waktu itu, jadinya Atim celaka" ucap Fatim
"Engga. Fatim ga boleh nyalahin diri sendiri gitu, bang Saaih juga salah kok. Bang Saaih udah ga becus ngurus adik satu doang, apa lagi nanti abang punya lima adik" ucap Saaih.
"Bang Saaih pasti bisa kok, maafin Fatim ya bang udah ngerepotin abang selama ini" ucap Fatim
"Hey, Fatimm. Dengerin abang, abang ga pernah merasa direpotin sama kamu, kamu itu adik abang, udah seharusnya abang jagain adiknya. Ngurusin adiknya" ucap Saaih.
"Makasih bang" ucap Fatim memeluk Saaih.
"Ga ada kata makasih buat kamu, abang ikhlas" ucap Saaih membalas pelukan Fatim
"Ekhm... Salah suasana nih datengnya, lagi ada yg pacaran" ucap seseorang yg entah sejak kapan sudah berada didepan pintu, yg membuat Saaih dan Fatim melepaskan pelukannya.
"Ehhh ada ka Sohwa hehe" ucap Fatim
Sohwa menghampiri kedua adiknya, kedua matanya berbinar ketika melihat kedua adik yg dari dulu ia dan keluarganya cari.
"Gpp kok pelukan aja, tapi ka Sohwa ikutan" ucap Sohwa memeluk kedua adiknya yg sudah remaja.
Saaih dan Fatim membalas pelukan Sohwa dengan erat.
"Ka Sohwa kangen kalian" ucap Sohwa yg entah mengapa langsung meneteskan kedua air matanya tanpa perintah.
"Ka Sohwa ga boleh nangis. Kita juga kangen sama ka Sohwa" ucap Fatim menghapus air mata yg ada dipelupuk mata Sohwa
"10 tahun kita berpisah. 10 tahun itu lama bukan sebentar. Ka Sohwa selalu berdoa agar kita secepatnya bertemu, tapi kenapa bertemunya saat Fatim kena musibah, kenapa engga pas lagi senang ketemunya" ucap Sohwa
"Ini takdir ka, Allah masih mau tau sampai mana Fatim terus sabar" ucap Fatim tersenyum
"Fatim kapan dibolehin pulang kak?" tanya Saaih
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Tuhan (Saaih-Fatim)
NonfiksiDi sebuah keluarga bernama Gen Halilintar yg mempunyai 11 orang anak + 2 orang tua ini sudah dikenal oleh banyak orang. Tapi ada 2 orang anak yg terpisah dari keluarganya yaitu Saaih dan adiknya yg bernama Fatim. Mereka bersama-sama menjalankan kehi...